Chapter Empat Puluh

104K 18.5K 22K
                                    

P E M B U K A A N

Unreal banget nggak, sih, Jeno ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Unreal banget nggak, sih, Jeno ini. Tolong, selama ngetik Toxic, Jeno haluable 😣

 Tolong, selama ngetik Toxic, Jeno haluable 😣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senggol dong

•Tokoh dalam cerita Toxic hanyalah imajinasi penulis, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan RL visualnya•

⚠️Bijaklah dalam berkomentar⚠

***

"Lingkaran kecil, lingkaran kecil ...lingkaran besar."
Mia bersenandung lirih seraya memberi coretan di sekitar lukanya. Sesekali ia akan menusuk luka itu dengan ujung bolpoin karena terlalu gemas. Kalau diingat-ingat lagi, sudah lama ia tidak terluka.

Dari tempat duduknya, Elang terus mengamati kegiatan Mia. Ia masih tidak habis pikir dengan apa yang cewek itu lakukan pada luka di lutut dan sikunya. Alih-alih merengek kesakitan, Mia justru terlihat bahagia. Lihat saja bagaimana asyiknya Mia menggambar bentuk-bentuk lucu di sekitar darah yang belum sepenuhnya mengering itu dengan bolpoin.

"Mia! Ngeri ih, ke UKS aja kenapa, sih? Ngilu gue liatnya," protes Lia yang duduk di sebelah Mia. Cewek yang baru saja selesai berganti pakaian itu menarik tangan kanan Mia agar berhenti bertingkah. "Ayo, gue temenin ke UKS," ajaknya.

"Nggak mau. Orang ini lucu banget, merah-merah gemoy. Udah gitu nyut-nyutnya bikin candu."

"Udah nggak waras lo."

"Hehehe. Kita cuma beda kesenangan aja."

Saat hendak memprotes ucapan Mia, guru matematika masuk ke kelas. Hal itu membuatnya mengurung niat.

"Siaaaang, Bu!" jawab seisi kelas dengan kompak.

"Tugas di pertemuan sebelumnya silakan dikumpulkan."

Mendengar perintah itu, Mia langsung menghentikan kegiatannya lantas menurunkan kaki dari kursi. Cewek itu mulai sibuk mencari buku tugas dan baru hendak bangkit untuk mengumpulkan, bahunya ditahan oleh seseorang yang berdiri di sampingnya.

ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang