His Sun

2.8K 296 15
                                    

Warning!
NamJin, Fiction. AU. Drabble
Inspired by: Shadow and Bone, Grisha Universe by Leigh Bardugo
Lumenio (Light Manipulator) Seokjin
Achluons (Dark Manipulator) Namjoon

.
.
.

Seharusnya dia tidak melakukan ini, seharusnya dia tidak setuju. Bukan salahnya jika negaranya memiliki kesulitan finansial dan kalah perang karena Raja mereka yang tamak, seharusnya bukan dia yang menanggung ini semua.

Akan tetapi sebagai yatim piatu yang harus menanggung hidupnya dengan mengandalkan pekerjaan apa saja, dia tidak memiliki pilihan.

Mantelnya yang berwarna silver dengan aksen benang emas yang membentuk motif berulir dengan motif berbentuk matahari di punggungnya terdengar menggesek kulit sepatu bootnya. Suhu di tempat ini selalu lebih dingin karena malam hari yang selalu lebih panjang daripada siang hari.

Perjalanan ke tempat ini memang tidak bisa diremehkan dan dia seharusnya tahu itu. Dia menghabiskan waktunya untuk duduk di kereta kuda yang membawanya ke sini selama lebih dari delapan jam, waktu yang cukup untuk membuat tulang ekornya menangis karena pegal dan punggungnya meronta karena duduk di waktu yang lama.

Dia berhenti tepat di depan pintu masuk istana, dua pengawal yang mengenakan mantel hampir mirip seperti dia namun berwarna merah tua mengangguk padanya kemudian mengantarnya masuk ke dalam istana.

Lampu yang menerangi koridor membuat tangannya terasa gatal karena ingin memproduksi cahaya yang sama, namun dia menahannya. Dia tidak butuh memamerkan kekuatannya di tengah koridor, bukan itu alasannya datang ke sini.

Pengawal tadi mengarahkannya ke sebuah ruangan berisi singgasana yang terbuat dari kursi berwarna hitam kelam. Ada banyak orang berdiri di dalam ruangan itu, mereka mengenakan mantel berwarna-warni, dia bisa melihat warna merah tua seperti pengawal tadi, lalu warna biru gelap, warna merah muda lembut, dan terakhir warna hijau tua. Mantel berwarna itu adalah mantel yang menentukan kemampuan dan posisi mereka.

Pria yang duduk di atas singgasana itu tersenyum padanya dan berdiri perlahan, jubahnya yang berwarna hitam kelam dan senada dengan seluruh pakaian yang menempel di tubuhnya menggesek lantai saat dia berjalan mendekatinya.

"You're finally here, my sun, Seokjin." Pria itu tersenyum padanya dan dia, Seokjin, tahu bahwa dia tidak bisa lagi mundur dari sini. Ini adalah akhirnya.

Dirinya adalah satu-satunya Lumenio yang tersisa dan memiliki kemampuan memanggil cahaya, satu-satunya orang di seantero negeri dengan kemampuan yang bisa membuat cahaya bernyanyi untuknya dan matahari tunduk padanya.

Seseorang yang sangat dibutuhkan oleh pria yang berdiri di hadapan Seokjin, karena Seokjin adalah persembahan yang diberikan kepada King Namjoon, seorang Achluons sekaligus Raja dari kerajaan yang tengah melakukan gencatan senjata pada kerajannya.

King Namjoon membutuhkan matahari, dan Seokjin adalah seseorang yang tepat untuk itu. Raja dari tempat tinggal Seokjin yang tamak jelas tidak keberatan mengorbankan satu anak yatim piatu untuk menyelamatkan nyawanya sendiri.

Lalu ketika Seokjin berdiri di hadapan Namjoon untuk menjadi bahan persembahan dan bayaran perang sekaligus sebagai 'matahari' untuknya, Seokjin tahu dia bisa melakukan apa saja, termasuk membakar Raja yang telah menjualnya sebagai pembayaran karena kalah perang ke kerajaan lain hanya karena sang Raja ingin menyelamatkan dirinya sendiri.

The End

.
.
.

Sedang mabok Ben Barnes as The Darkling aka General Kirigan.

Mau meninggal, Ben Barnes ganteng bener.

Dah itu aja. Wkwkwkkw

P. S:
Istilah Lumenio dan Archluons itu karanganku sendiri gaes.
Asal katanya adalah Lumens dan Archluokinesis. Hehehe

DreamcatcherWhere stories live. Discover now