dua belas

470 63 62
                                    

Hargailah karya orang lain!!
Sebagaimana anda ingin di hargai!

~karena mau seberapa kuat kita berusaha akan tetap kalah dengan yang selalu ada di dalam hatinya~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~karena mau seberapa kuat kita berusaha akan tetap kalah dengan yang selalu ada di dalam hatinya~

#Ristian Rakenza Pradipta

____________
Selamat membaca
____________________

"Kalo makan pelan-pelan sayang" ucap Tian sembari mengunyah makanan yang tadi ia pesan.

"Na"

Panggil Tian sembari sedikit menegakkan tubuhnya memandang kekasihnya yang sedang minum air mineralnya.

"Apasih yan kalo makan tu diem gosah kebanyakan ngomong kek cewek aja mulutmu itu" kesal Nana sembari menatap tak suka.

"Nyenyenyenye" dumel Tian.

"Siapa yang ngajarin kaya gitu?"

"Engga tau pengen aja" sahut Tian.

"Pulang yuk dah sore nih" ucap Nana sembari menyeruput jus buahnya.

"Mbak" ucap Tian sembari mengangkat tangan seranya memanggil pelayan.

Setelah itu pelayan menghampiri Tian dan Tian langsung membayar tagihan makanan yang telah ia lahap bersama sang kekasih.

Nana berjalan mendahului Tian ia keluar dari Restoran tersebut sembari menyisir rambutnya kebelakang menggukan jemari lentiknya.

Tian menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah seorang Raida Nana Raista gadis selalu memiliki tingkah unik dan selalu membutnya bahagia seketika.

Tak sengaja netra indah Tian melihat seorang wanita cantik keluar dari mobil sembari tertawa bersama seorang pemuda tampan yang seusia denganya bahkan wajahnya pun sama.

Tangan wanita itu menangkup dan mengusap wajah tampan pemuda yang ada di sampingnya , senyuman manis terukir di wajah cantik wanita tersebut.

Tian mengepalkan tangannya sembari menutup mata tidak dapat di cegah lagi sebuah butiran bening terjatuh dari mata indahnya.

Ada desiran tersendiri setiap kali ia melihat perlakuan seperti itu 'iri' ya itulah yang ia rasakan tidak bisa di pungkiri lagi rasa sakit itu kembali datang di saat yang tidak tepat.

Nana membalikkan badannya dan melihat kekasihnya yang meneteskan air mata, Nana langsung menghampiri Tian dan mengusap pundak pemuda tersebut.

Mistakes In The Past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang