O3 💫

409 96 20
                                    


Katanya... dia angkuh.

Katanya... dia adalah es yang berjalan, robot berotak, dan segala sebutan untuk sesuatu yang begitu sulit direngkuh manusia.

Dingin, sebab tatapan tajam dari dua manik di balik kacamata bulatnya.

Mereka yang mengenal tentu tau lensa itu untuk melindungi matanya dari xerophthalmia.

Lalu katanya pula... senyum pemuda itu langka adanya.

Namun, tanpa diminta,

"Oh... maaf."

—seorang Jung Yerin disuguhkan samarnya pelangi terbalik dari lelaki yang tiba-tiba membuka pintu bilik hitam itu.

Ini kedua kalinya, setelah lipatan hari berlalu.

Apa yang dikata pongah? Jika tiap bersemuka selalu maaf yang tertera.

Dan apa yang dikata beku? Jika wajah tersenyumnya sehangat api perapian di penghujung malam penuh bintang.

Tanpa ada dialog lagi, dia pergi.

Bahkan sejak awal tiada kesempatan untuk si gadis membalas ucapan.

Hanya meninggalkan asumsi paling sederhana seperti...

Is he lost in this building?

──˚.۰ ♪ ۰.˚──

STELLIFY √Where stories live. Discover now