O9 💫

274 71 10
                                    

"Gastritis, ya?"

"Contract... ya?"

- - -

Ada saat dimana orang asing dibutuhkan sebagai teman bertukar kisah.

Ada saat dimana mereka menjadi pendengar yang selama ini didamba.

Cukup mendengar, tak perlu sok bersaran, apalagi menyalahkan.

"Kalian tidak akan memperbaruinya?" si adam bertanya.

"Banyak hal yang kami pikirkan."

Wonwoo mengangguk berulang. Hidup di 'dunia' yang sama, membuatnya paham dengan apa yang dirasa gadis itu. Meski kasus yang sama persis belum pernah ia hadapi sendiri.

Wonwoo jadi teringat bahwa tahun ini juga kontrak grupnya dengan agensi akan habis.

Kabar angin, teman-temannya sepakat memperpanjang. Belum terjadwal diskusi khusus nan serius tentang itu.

Drrt~

Keheningan semenit hangus oleh getar ponsel milik Yerin.

"Ne, eonni?"

Diam menatap gelagat si gadis Jung, Wonwoo hanya ingin memastikan apa yang terlukis di garis wajah afrodit itu.

"Latihan?" tanyanya setelah sambungan selesai.

"Setidaknya untuk bisa bersama-sama sampai benar-benar berpisah."

Suaranya bergetar, sendu makin kentara di air muka Yerin.  Jika begini, lama-lama Wonwoo turut larut dalam kesedihan gadis itu hingga lupa dengan masalahnya sendiri.

"Aku pergi dulu," Yerin sudah bangkit.

Satu jejak langkah, satu kalimat Wonwoo menginterupsi.

"Let's be friends, Yerin-si."

Ponsel di kungkungan jemari lentiknya beralih tempat. Langsung menggulir ke aplikasi tujuan, Wonwoo mengetik lajur angka yang menjadi nomor pribadinya.

"Maaf, aku belum menepati ucapanku...

Be happy with your choice."

──˚.۰ ♪ ۰.˚──

STELLIFY √Where stories live. Discover now