D U A

234 110 22
                                    

Allo gess


Ratu mermet kambek

VOTE dulu say

Typo bertebaran!

Happy reading🧜‍♀

"Gar, kalau lihat lihat muka lo ganteng, tapi kenapa gaada pacar ya." Gara memutar bola matanya malas, Mulai dah.

"Dia emang ganteng bego, gantengan dia dari lo" Ical menatap sinis Randi. "Diem yang ga waras ga di ajak."

"Gue sunat juga lo, tapi bener si kata nih buaya satu gar, kenapa lo gaada pacar? Harusnya lo tuh manfaatin muka ganteng lo."

"Gue bukan buaya ya anying" sela Ical.

"Diem bego" Randi menutup mulut Ical, saat melihat Gara yang akan menyahut.

"Lepas woi eek gabisa napas."

"MENI BERISIK PISAN, DIAM WOI!" sentak Riko yang merasa terganggu bermain game.

"Nah loh ngamuk."

"Gak minat sama cewe." Empat kata tapi berhasil membuat Ical,Randi,Riko melotot bahkan Rifqi yang notabenya cowo kulkas 9 pintu!

"L-lo belok gar?" Ical dan Randi mulai menjaga jarak dengan Gara, yang tadinya duduk berdekatan sekarang berjauhan seakan takut terkena virus covid, ketika mendengar perkataan Gara tadi.

"Apasih kalian? Gausah geer dikira gue bakal suka kalian" julid Gara menatap Ical dan Randi jijik.

"Demi? Lo belok? Gasuka cewe? Anjir" Riko menggeleng gelengkan kepalanya pelan, bahkan ia melupakan gamenya.

"Ya ga la anjing, maksud gue ga minat sama cewe sini."

Ke empat temannya itu bernafas lega, "Bagus deh ga belok, sayang banget klo belok muka ganteng gini" sahut Ical membuat Randi menatapnya jijik.

"Lo suka Gara?."

"Kepala lo."

"Lagian, muji Gara mulu."

"Ya emang gaboleh? Tolol randi ni."

"Se tolol tol--"

"Gue tuh waktu kecil dulu punya tetangga cewe, cantik banget kita suka main bareng, anaknya cantik,manis,pendek lagi" Gara tertawa pelan lepas mengatakan itu, membuat Ical dan Randi yang tengah berdebat tadi terdiam.

"Cewe?" tanya Riko tak yakin.

"Iya, tetangga gue, dulu kita suka main bareng, gue tau pas itu gue masih bocil tapi ga boong gue suka dia, sayang banget tapi sayang gabisa bareng dia lama lama" ceritanya tersenyum tipis, bahkan matanya mulai ber kaca kaca mengingat kejadian beberapa tahun lalu.

Ical dan Randi yang melihat itu terdiam, mendengarkan dengan serius mereka tau situai untuk pertama kalinya mereka mendengar Gara menceritakan sosok wanita, bahkan menangisinya.

"Terus sekarang dia kemana?" tanya Rifqi.

Gara mendongakkan kepalanya, menatap langit langit markas yang mereka tempati.

AGAZAWhere stories live. Discover now