pt 6 // Masa lalu

0 1 0
                                    

Puncak amarah Anggie sudah melaupaui batas, ntah ia sangat dendam kepada gadis cilik yang tidak tahu diri ini.

Apakah kejadian di masa lalunya tidak bisa ia lupakan hingga sekarang.

Flashback on.

Keluarga damai David sedang menyantap hidangan di ruang makan.

Sumpit dan garpu menjadi backsound di ruangan ini.

Samuel Antaricsca Davidsoon. Sekarang menjadi ayah dari gadis cilik yang bernama Alichaa Natashaa Samuela.

Berdehem kencang, antusias semua orang menatapnya tak terkecuali adiknya yang antusias memberikan minum kepada kakaknya.

“Nih kak minum”. Adiknya ini menyodorkan gelas yang telah terisi penuh. Samuel yang biasa di panggil keluarganya Sam itu mengambil dengan cepat dan meminumnya hingga tandas. Adiknya melotot ke arahnya terbengong, Sam yang melihat tergelak.

“Biasa aje kali ngeliatinnya, kek liat orang mati aje luu”. Ujarnya sambil menyenggol adiknya, Shaane Azenaa Davidsoon. Yang disenggol pun tak bercakap apa pun.

“Ayo di habiskan”. Grandryna Davidcheenz, maminya mencairkan suasana.

Setelahnya mereka langsung berkumpul ke ruang tamu, biasanya ada sedikit diskusi disana.

Keluarga Pak David yang sangat hangat   selalu saja bisa mencairkan suasana yang terjadi pada berikut ini.

Shaane tak berkutip, mereka selalu saja memainkan ponselnya dengan serius, tidak dengan dirinya. Shaane anak bungsu sekaligus penutup garis keturunan keluarga Pak David berusaha sebisa mungkin untuk menghentikan acara sibuknya mereka.

“Aduuuh capee yaa, selalu jadi nyamuk diantara keluarga ini”. Ucap Sheena yang benar muak dengan tingkah laku keluarga.

“Paan siih lu, ini nii anak yang sangat sangat rempong ini bisa diem kagak lu”. Sewot kakak laki, anak ke 3, Zhanji Albert  Davidsoon.

“Kagaaaaaaaak bisaaa!!!!!!”. Teriak Sheena membuat keluarganya menghentikan aktifitas dari layar menuju kepadanya.

Mami pun membuka topik.

“Samuel, sepertinya kau mempunyai seseorang”. Sindirnya ketika melihat anak ke 2nya mencengir kearah gadjednya.

“Ahaha, paan sii mih”. Masih fokus kearah benda pipih itu.

“Ada ada aja”.

Tok tok tok...

Sontak mereka bertujuh menoleh kearah pintu. Menanyakan siapa yang datang, siapa yang akan membukakan pintunya.

“Keknya lu aja deh nji”. Ucap Samith Antaricsca Davidsoon, saudara kembar Samuel.

“Aaaha saayap pak boss”. Semangat dia membukakan pintu lebar di rumah itu.

“Halo sayangkuuh, selamat sore menjelang malam. Kamu tepat banget datang ke rumah aku, sini masuk”. Ketika ditarik mereka semua terkejut.

Anggie Namran Dermaya. Gadis pembuat sial yang telah merengut anak kesayangan mami, ia dia yang telah menabrak Greyand Davidsoon.

“Taaaraaa supreess, mam ini kenalin nama dia Anggie Narman Dermaya, biasa dipanggil Anggie”. Lantang Zhan menyambut tamu kesayangannya kepada keluarganya.

“Gadis sialan”. Umpat Samith keras.

Sontak mereka menoleh ke sumber suara. Terlebih Anggie yang menyunggingkan senyum manisnya kini luntur seketika.

“Hahaha, masih idup juga ye lu”. Tawa hambar Samith menderu di ruangan, berlalu lalang menendang tiang yang berada di sampingnya. Ia sangat tak peduli ada benda jatuh atau tidak yang penting ia sungguh muak berada di satu ruangan bersama gadis sialan.

Ia malah melupakan bahwa kakinya terluka.

Shaane atau bisa di panggil Anna itu bergegas pergi meninggalkan ruangan, ia tak mau ada yang mengetahui ia menangis. Samuel yang sadar langsung mengikuti adik kesayangannya menuju ke arahnya

Semuanya pergi dari ruangan itu menyisakan Zhen dan Anggie.

Flashback off~

“Akan ku balaskan semuanya tenang saja”. Ucapnya kejam dan bergegas menuju ruangan yang dituju.

🌹🌹🌹

Stay Stronger Where stories live. Discover now