10; 뭔가 새로운 것을

1.6K 167 38
                                    

Dini hari, Yunho tak paham kenapa pagi-pagi buta Wooyoung sibuk mengobrak-abrik persediaan makanan mereka. Tidak ada buah-buahan atau sayuran, hanya makanan instan. Terlihat orang-orang disini sudah seperti kekurangan gizi, tapi keinginan bertahan hidup mereka lebih tinggi. Kenapa? Tentu ada alasannya.

Akan kuberitahu kapan-kapan.

"Wooyoung? Kenapa banyak sekali? Kau tahu takarannya 'kan?"

Wooyoung mengangguk, masih fokus memasukkan beberapa mie instan dan beberapa makanan manis (yang sebentar lagi akan kadaluarsa jika tak dimakan) sambil sesekali membersihkan permukaan bungkusnya yang kadang terkena bercak darah.

"Heh, sudah-sudah. Makan sebanyak itu bisa membuatmu gemuk seperti babi, lho," goda Yunho.

"Bukan untukku."

"Lalu?"

"Yang itu juga bukan urusanmu."

Yunho menghela napasnya sambil menggeleng kepala, "ya, ya, tuan muda Jung."

Selesai dengan kegiatannya, Wooyoung menenteng plastik bungkusan itu, merogoh pena di dalam kantong yang sengaja ia selipkan, berjalan menuju kamarnya.

San belum bangun, tertidur di kasur Wooyoung. Baguslah.

Bungkusan plastik itu ia letakkan di sebelah kasur, meninggalkan beberapa catatan, dan kemudian pergi. Ada sesuatu yang harus ia lakukan.

Oh, sebentar.

Perbaiki selimut San terlebih dahulu, dan—oke mari berangkat.

***

Changbin menguap sambil meregangkan tubuh. Ia sudah seperti sapi yang tengah berjemur. /digebuk

Sedang asyik-asyiknya peregangan, lengannya di senggol oleh seseorang tak punya adab. Tubuhnya terhuyung, menatap sinis pada sang pelaku.

Jung Wooyoung sialan, gerutunya dalam hati.

Pagi ini ia tak punya niatan untuk berkelahi, hari ini ia ingin semuanya berjalan pada relnya dan dengan tentram. Sungguh, lelah rasanya setelah kemarin ditampar oleh banyak kejut-

"Kau naksir Felix, ya?"

-an...

Tangan yang tadinya terentang, kini perlahan layu. Kaki Changbin seketika melemah.

"Aku menemukan surat darinya di bawah kasurmu."

Oh ya, tentang amplop surat waktu yang ia temukan itu, ternyata surat dari Felix. Wooyoung kenal si manis itu, ia kerap sekali memuji ketampanan Wooyoung setiap bertemu. Katanya, Wooyoung itu keren. Well, dia tak salah.

"Sialan, seekor babi sepertimu bisa suka pada orang juga ya, ternyata."

"Berkaca!"

"Iya tahu, aku tampan."

"Babi sialan," umpat Changbin. Ia hendak meninggalkan tempat ia berdiri itu, namun Wooyoung tiba-tiba berujar sesuatu.

"Changbin-ie hyung~" Ia terkikik seolah merepresentasikan bagaimana cara Felix memanggil Changbin. Wooyoung tertawa sampai terbatuk, ia bahkan bisa muntah kalau mengingat bagaimana suaranya memanggil Changbin seperti tadi lagi.

"UH—HUKK-! AKHH... Sebentar lagi aku- HAHA akan mati karena tertawa HAHAHAH!"

"Wooyoung-ah! Changbin-ah! Kapten memanggil kalian!" Seonghwa berteriak dari ambang pintu masuk.

Wooyoung masih terkikik, mengancang-ancang untuk berlari sambil masih meledek Changbin, "Hyung, Saranghae~ Aigoo HAHAHAHAH!"

Dan begitulah, mereka berakhir kejar-kejaran hingga sampai di ruangan Hongjoong.

Borderland 🔞Where stories live. Discover now