20: 계속 숨셔

689 75 21
                                    

Tim Yunho memimpin skor. Selain karena tim Hongjoong sudah lumayan kehabisan energi, perbedaan tinggi badan mereka juga menjadi faktor penting yang memengaruhi skor.

Tersisa 2 menit lagi, dan Wooyoung masih tak mau menerima kekalahannya. Keringat bercucuran, Wooyoung mengerahkan seluruh tenaganya untuk bertanding.

"Hongjoong Hyung!" Bola dioper kepadanya. Wooyoung mengiring bola ke ring. Ia berlari sekuat yang ia bisa. Ketika mendekati ring, ia kembali mengoper bola tersebut kepada rekannya, kemudian dioperkan lagi kepada Wooyoung.

Shoot!

BRAK!

"WAAA-"

"Jung Wooyoung!"

Yang tadi itu bukan teriakan kemenangan. San-yang berada di kursi penonton kini bangkit. Wooyoung sepertinya jatuh setelah bertubrukan dengan tubuh Yunho saat melompat.

"Wooyoung! Wooyoung-ah!" Yunho mengguncang tubuh yang lebih muda. Wooyoung terlihat kesakitan, ia mencengkram kepalanya erat. "I'm akh- I'm okay." Dibantu Yunho, Wooyoung kembali berdiri. "Ah, syukurlah.... "

Pertandingan dilanjutkan.

Wooyoung berusaha keras menjaga kesadarannya. Namun, entah kenapa, pandangannya kelihatan kabur. Jalannya gontai, bisa Wooyoung rasakan kali ini tubuhnya berkeringat dingin.

Angka perbandingan skor adalah hal terakhir yang Wooyoung lihat sebelum tubuhnya jatuh.

"Yunho-ya!!"

Tanpa orang-orang sadari, San sudah melompat ke area pertandingan. Ia mendorong tubuh Yunho menjauh, memeriksa keadaan Wooyoung.

"S-san sungguh- aku tak melakukan apapun!"

Ia menatap Yunho nyalang, seolah hal yang terjadi pada Wooyoung adalah salahnya. Namun, orang-orang berkerumun, San memutuskan untuk fokus kepada Wooyoung terlebih dahulu.

***

Wooyoung membuka matanya yang terasa berat. Kepalanya pening bukan main. Hal pertama yang ia tangkap adalah eksistensi seorang Changbin, sahabat akrabnya.

"Hey, you okay?"

Wooyoung berusaha duduk di kasur, dibantu dengan Changbin. "Aku kenapa?"

"Seharusnya aku yang bertanya, sialan. Kau kenapa?" tanya Changbin sambil menawarkan segelas air. "Kepalaku hanya pening sedikit."

"Tidak mungkin. Kau sudah melalui berbagai hal tapi kau tumbang setelah beradu tubuh dengan Yunho?"

Wooyoung mengernyit bingung. Ia kembali mengingat-ingat apa yang terjadi. "AH!"

"Kaget..."

"Kepalaku terbentur ke lantai tadi! Mungkin karena itu..."

"Sungguh? Tapi kau tidak berdarah..."

"Ya, begitulah." Untuk memastikan, Wooyoung memeriksa rambutnya. Benar kata Changbin, tak ada darah sama sekali.

"Ngomong-ngomong, bagaimana pertandingannya?"

"Apa lagi yang kau harapkan? Tim Yunho menang."

Wooyoung sedikit kecewa. Padahal ia ingin unjuk kebolehan, apalagi di depan San. Sayang sekali tim mereka kalah.

"Oh ya, San-"

"Sedang mandi. Kau istirahat saja," ucap Changbin mendorong tubuh Wooyoung yang tadinya hendak bangun.

Borderland 🔞Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz