16

256 36 1
                                    

Shafa

“Yang mau bawa kamera siapa aja nih?"

Yesa memecah keheningan di antara mereka bertiga. Mereka sedang diskusi perihal persiapan acara perpisahan sekolah, sedari tadi Shafa hanya melihat ke alas duduk mereka, dan sibuk dengan dunianya sendiri.

“Sha! Lo punya kamera kan?" Sergap Yesa berhasil mendapatkan fokusnya.

“H-hah i-iya iya gue punya, ntar gue bawa." Balas Shafa gagap.

“Oke. Jadi satu kamera Shafa, satu lagi? Lo atau gua yang bawa?" tanya Yesa pada cowok didepannya itu, David.

“Lo aja yang bawa." Balas David.

“Dih biasanya juga lo?! Yaudah berarti gue aja yang keliling pas acara, Lo berdua jaga di stand foto aja. Lo ngurus lighting vid ama perintilan lain."

“Iya tenang,"

Saat mendengar hasil akhir dari diskusi itu, pikiran Shafa kembali kacau. Gadis itu akan terus bersama David, saat ia berusaha untuk menarik harapannya pada cowok itu? tidak mungkin. “Serius kaya gitu?"

“Gitu gimana? Lo keberatan soal apa?" tanya Yesa dengan suara seraknya.

“Nggak bukaaan, gua gak keberatan tapi ini beneran lo yang mau keliling, gue ama dia di stand?" Balas Shafa spontan.

“Iyalah mau lo yang keliling?" tanya Yesa sebagai balasan pertanyaan itu.

“Nggak dulu deh,"

“Yaudah, fix kaya gini." David buka suara namun setelah itu bergegas pergi memenuhi panggilan ketua Osis.

•••

David

Setelah selesai segala urusan di sekolah, ia berniat untuk langsung pulang beristirahat di rumah. Saat ia ingin menyalakan mesin motor Vespa hitam miliknya itu, cowok itu melihat dua insan sedang bercengkrama dengan ramah seiring perjalanan mereka kearah parkiran sekolah.

Dua insan itu adalah Denan dan Shafa. Mereka berdua tampak serasi saat berjalan bersama seperti itu, tapi anehnya itu mengganggu pikiran David.

Saking lamanya ia memperhatikan kedua orang itu, gadis yang sedang diperhatikan itu sadar, dan menoleh kearahnya.

“Anjing. ke gep." Rutuk David.

Cowok yang bersama gadis tadi pun menoleh, dan menyapa David. “Vid, langsung balik?"

“Yoi," balasnya.

“Yaudah gua duluan bro!" Denan segera menyalakan motornya, diikuti Shafa yang naik untuk dibonceng.

Tanpa melirik kearah David, Shafa pergi bersamaan dengan motor gede Denan.

“Cepet banget lupain gue." Ucap David remeh dan segera pergi dari tempat itu.

JANGAN LUPA VOTMENT KALO SUKA, BYE!!! OH IYA MULAI SEKARANG AKU AKAN KASIH NAMA DIATAS BIAR KALIAN TAU KALO POV INI TUH CERITAIN SIAPA, GITUUU OKEY!!!!





Si Es Batu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang