Enam

364 56 8
                                    

"Mau ke mana lo?" tanya Amanda—mantannya Ares, ketika Ares ingin melanjutkan langkahnya tanpa peduli ejekan dari wanita yang pernah menjadi pacarnya itu.

"Gue mau pulang," jawab Ares malas.

"Cemen lo!" Lagi, Manda meledek Ares. "Nggak kuat lihat wanita yang lo sukai mesra sama orang lain, terus sekarang lo mau pulang? Gue baru tahu kalau seorang Aries Alderaldo selemah ini. Payah!"

Manda memang mengetahui perasaan yang dimiliki Ares untuk Yelina. Itu salah satu alasan mereka putus waktu dulu. Karena, Manda pikir, Ares lebih mementingkan Yelina ketimbang dirinya yang notabene-nya merupakan kekasih dari pria itu. Manda waktu itu menebak jika dia ribut dengan Ares gara-gara pria itu meninggalkannya di mall sendirian hanya karena mendapatkan telepon dari Yelina. Bukan sekali, dua kali, Ares seperti itu. Hingga Manda bisa mengambil kesimpulan seperti itu. Hingga akhirnya Ares berkata jujur padanya. Menyakitkan bukan?

Lagi, Ares tidak mempedulikan ucapan Manda. Memang apa yang dikatakan oleh Manda, tak bisa disangkal olehnya. Ares tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Dia merasa lemah tak berdaya. Wanita yang disayanginya sudah memutuskan untuk menikah dengan orang lain. Dia bisa apa lagi? Ares pikir, dengan menyatakan perasaannya kepada Yelina akan membuat keputusan wanita itu goyah. Nyatanya tidak sama sekali. Keputusan Yelina tak terganggu oleh ucapannya kepada wanita itu. Yelina tetap akan melanjutkan pernikahannya. 

Manda memegang lengan Ares sebelum pria itu beranjak pergi.

"Ayo temenin gue dansa." Tanpa peduli penolakan Ares, Manda menarik paksa lengan lelaki itu menuju ke tengah ballroom. Sorakan dari teman-teman mereka yang berada di sekitarnya tambah heboh. Dulu, waktu zaman sekolah, kedua sejoli itu dijuluki sebagai couple goals. Banyak yang menyayangkan ketika hubungan mereka berakhir.
Manda adalah pacar terlama Ares. Mereka berpacaran selama 6 bulan. Itu sudah merupakan waktu yang paling lama menurut Ares—mengingat dirinya yang mudah bosan. Ares memang tidak pernah serius dengan pacar-pacarnya, termasuk Manda ini. Namun, bedanya Manda dengan wanita lain, dia bersabar menghadapi sikap Ares yang sering berubah-ubah kepadanya.

"Diem! Ikutin aja cara gue," ujar Manda ketika Ares tampak enggan berdansa dengannya.

Yelina sontak menoleh kepada dua orang yang baru saja memasuki area dansa. Yelina tahu persis siapa wanita yang berdansa dengan sahabatnya itu. Menurutnya, wanita bernama Manda itu adalah mantan terindah Ares. Yelina jadi tidak yakin dengan ucapan Ares beberapa malam yang lalu. Pria itu menyatakan perasaan padanya, tapi lihat saja kenyataannya sekarang. Ares dengan mantan kekasihnya tampak mesra berdansa. Yelina pikir, Ares belum sepenuhnya move on dari Amanda. Apa jangan-jangan waktu itu dia hanya bercanda mengenai perasaannya? Kalau iya, Ares benar-benar keterlaluan. Bercandaannya sama sekali tidak lucu, Yelina malah jadi sulit tidur belakangan ini memikirkan ucapan sahabatnya itu.

"Gue denger, Yelina mau menikah dalam waktu dekat?" tanya Manda ketika mereka sudah mulai berdansa. 

"Hmmm." Ares berdehem. Dari tadi, dia mendengar banyak orang yang membicarakan tentang Yelina. Ditambah lagi dengan Manda ini. Ares sungguh muak mendengarnya. "Bahas yang lain aja."

"Kenapa?"

"Nggak kenapa-napa."

"Lo biarin aja, gitu? Lo udah nyatain perasaan lo sama dia belum, sih?"

“Nggak usah kepo.”

Manda tertawa kecil.

“Gue tahu. Dari gelagat lo kayaknya sih, lo udah nyatain perasaan sama dia. Tapi ditolak. Gue bener, bukan?”

"Lo mending diem aja dari pada bikin mood gue berantakan."

Manda kembali tertawa ketika menyadari bahwa perkataannya benar.

Someone Who Came From the Past (TAMAT) Where stories live. Discover now