1. Pertemuan

33.1K 1K 26
                                    

Di sebuah pesantren besar bernama Al Kautsar inilah Aku bekerja sebagai Pengajar. Mereka memanggil ku Ustadzah Syifa. Nama lengkap ku Asyyifa Muniroh dan usia ku 22 tahun. Setelah lulus kuliah beberapa bulan yang lalu aku memutuskan mengabdikan diriku pada pesantren ini sekaligus mencari pengalaman hidup.

Aku lahir dari keluarga yang biasa biasa saja. Ayah ku PNS di sebuah sekolah menengah pertama dan ibuku seorang Ibu rumah tangga. Aku punya seorang adik laki laki yang berusia 18 tahun, Aqsa nama nya yang juga seorang santri di pesantren al kautsar tempat ku mengajar.

Saat ini aku baru saja selesai mengajar di salah satu kelas santri kelas 12, Aku memeluk setumpuk buku tugas milik para santri yang tadi ku kumpulkan dan berjalan menuju kantor namun karena tadi sempat melamun alhasil jalan ku sedikit oleng dan lengan kanan ku kesenggol pagar pembatas koridor dan membuat buku buku di tangan ku jatuh ke lantai.

" Astagfirullah.." Gumam ku sambil segera berjongkok memunguti buku buku yang berserak itu dengan cepat.

" Biar saya bantu Ustadzah.." Kata seseorang tiba tiba saja sudah ikut berjongkok di depan ku dan menunguti buku buku yang berserak.

Aku mendongak dan tersenyum ramah ketika melihat Gus Yazid salah satu santri yang juga putra bungsu dari Pak Kyai. Aku pun berdiri ketika semua buku sudah terkumpul, Yazid menyerahkan beberapa yang dia pungut pada ku dan Aku mengambilnya dengan hati hati dari tangan Yazid. Takut bersentuhan karena kita bukan mahram.

" Makasih Gus Yazid.."

Yazid mengangguk dan terlihat salah tingkah.

" Sama sama Ustadzah.. Oh ya jangan panggil saya pake Gus, cukup Yazid saja karena saya tidak ingjn di beda bedakan dengan santri lainnya.." Kata Yazid sambil menunduk ketika menyadari bahwa tatapan kami sempat bertemu. Benar benar berbudi anak ini, bisa menjaga pandangan nya dari seseorang yang tidak halal bagi nya.

Lagi lagi aku hanya tersenyum dan mengangguk.
" Iya Yazid.." Jawab ku

" Yasudah.. Saya permisi dulu kamu juga sebaiknya kembali ke kelas. Kan ini masih jam pelajaran wajib.."

Yazid terlihat tersentak dan segera berpamitan dengan panik karena sepertinya dia baru menyadari kelalaian nya. Aku hanya menghela nafas dan geleng geleng kepala lalu berjalan kembali menuju kantor untuk bergabung dengan para pengajar lainnya dan mengerjakan pekerjaan kami masing masing.



" Ustadzah Syifa.. Ustadzah syifa.. Udah denger kabar nya belom..?!" seru Ustadzah Zainab dengan heboh ketika melihat ku yang baru saja tiba dan mendudukan pantat ku dikursi kerja nya. Astaga lelah nya.. Baru juga mau duduk sudah diserbu aja.

Oh iya.. Ruangan pengajar pesantren ini dibagi menjadi 2 sekat ya.. Ruangan Ustadz dan Ustadzah itu dibedakan. Ya maklum saja ini kan pesantren jadi pembedaan jenis kelamin sangat ketat disini. Jika pun terpaksa kami harus berkomunikasi kami harus pandai menjaga pandangan agar tidak zina mata.

" Kabar apa itu Ustadzah.." Tanya ku halus.

" Ituloh Ustadzah Syifa.. Ustadz Harun kan baru saja mengundurkan diri pekan lalu.. Jadi nya kan otomatis kita kekurangan pengajar, trus kan tadi aku ketemu Ning Aisyah dan kata nya nanti bakalan ada Ustadz baru yang gantiin posisi ustadz Harun.. Ustadz lulusan dari mesir kata nya.." Kata Ustadzah Zainab menceritakan dengan semangat perihal penggantian posisi ustadz harun.

Aku hanya tersenyum, bisa ku tebak pasti Ustadzah Zainab akan kembali mengidolakan para Ustadz Ustadz muda dan tampan di pesantren ini. Yah, meski pun kami di sebut sebagai Ustadzah dan taat akan agama namun kami tetaplah seorang manusia biasa. Terkadang rasa suka dan kagum tumbuh begitu saja dalam hati kami untuk lawan jenis meski sudah berusaha untuk menjaga hati.

Ustadzah Assyifa✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora