39. Ruqayyah Almahyra Fahrezi ( end)

15K 694 46
                                    

" Umma..!"

Suara berat nan serak serak basah menjadi ciri khas dari kedatangan seorang lelaki yang kini memasang wajah datar di hadapan pejantan saingannya. Syifa menoleh dan mendapati sang suami telah berada di sampingnya seraya meraih pinggangnya mendekat.

" Assalamualaikum, Mas Zakir.." salam Yazid berusaha untuk menarik sudut bibirnya yang kaku untuk mengulas sebuah senyum. Hati nya terasa panas melihat tatapan Ustadz Zakir pada Syifa nya yang terlihat jelas bahwa ada rasa yang tertinggal di dalam hati sang mantan suami. Namun sebisa mungkin Yazid menahan rasa cemburu di dada karena tidak ingin menghancurkan hubungan baik mereka.

" Wa alaikumussalam.. Apa kabar Gus..?" sahut Ustadz Zakir berbasa basi menutupi nyeri di dadanya ketika melihat betapa erat nya rangkulan Yazid pada wanita yang dulu pernah menjadi istrinya.

" Baik, seperti yang Mas lihat.."

Ustadz Zakir tersenyum dan mengangguk. Tentu saja sangat baik dilihat dari keharmonisan pasangan itu ditambah dengan kehadiran calon anak mereka yang pastinya membuat kebahagiaan pasangan ini menjadi sangat sempurna.

" Mas kok ada di kota ini, ada kerjaan..?" tanya Yazid karena merasa sedikit heran lelaki itu ada di kota mereka padahal tempat tinggal lelaki itu ada di kota sebelah.

" Habis jemput Bunda dari rumah sodara.. Kebetulan beliau mau mampir kesini buat belanja sebentar.." jawab Ustadz Zakir dengan kalem. Dan benar saja, beberapa detik setelah itu terlihat seorang wanita paruh baya membawa keranjang belanjaan menghampiri Ustadz Zakir.

Syifa merengut si balik cadar dan semakin merapat erat pada sang suami sebagai pertanda ketidaknyamanan nya berada di situasi itu.

" Zak, Bunda cariin daritadi malah disini.." Bu Hafshah menepuk bahu putranya lalu menoleh pada kedua orang yang berada di depan Ustadz Zakir.

Bu Hafshah nampak terkejut ketika melihat sosok Yazid dan juga seorang wanita hamil bercadar di sampingnya. Mata wanita paruh baya itu membulat dengan mulut sedikit terbuka menyadari bahwa wanita yang sedang di rangkul Yazid itu pasti adalah Assyifa.

" Gus Yazid sama.. N Ning Syifa..?" kata nya dengan sedikit tergagap.

Yazid hanya tersenyum miring dan menangkup kedua tangan di atas dada. Sedangkan Syifa dengan segera maju selangkah dan menyalimi tangan Bu Hafshah. Meski tidak nyaman dengan keberadaan ibu dari Ustadz Zakir tersebut, Syifa tetap harus menjaga adab kesopanan di depan yang lebih tua.

" Iya.. Apa kabar Tante..?" tanya Yazid berbasa basi.

Bu Hafshah tersenyum seraya mengangguk kaku, mata nya terus mengikuti gerak gerik Syifa berikut juga dengan perubahan fisik mantan menantu nya itu yang sangat tidak di sangka sangka nya.

" Baik.." Jawab nya singkat. Matanya melirik tajam kearah Syifa dan tak bisa menahan diri untuk berfanya.

" Hamil..? Udah berapa bulan..?"

Ustadz Zakir sedikit berdehem di samping ibu nya agar tidak terlalu berbicara banyak kali ini karena dia cukup malu akan kelakuan ibu nya di acara pernikahan Yazid dan Syifa beberapa bulan yang lalu.

Yazid dengan sengaja tersenyum sombong dan mengelus perut istrinya di depan kedua orang yang pernah menjadi bagian dalam hidup Syifa itu.

" Alhamdulillah.. Udah enam bulan."

Bu Hafsah mengangguk lagi dengan canggung. Sedikit terkejut mengetahui bahwa Syifa yang dikiranya adalah wanita mandul ternyata masih bisa hamil juga dengan suami baru nya bahkan dalam waktu yang terbilang singkat.

" Pake metode apa hamilnya kok cepet banget.. Bayi tabung..? Pasti udah keluar banyak modal ya buat program kehamilannya.."

" Bunda.."
Lagi lagi Ustadz Zakir harus dibuat meringis malu akan perkataan yang meluncur dari mulut ibu nya. Dia meraih lengan bu Hafsah bermaksud untuk mengajak pergi namun sang ibu bersikeras ingin mendengar jawaban dari pasangan tersebut.

Ustadzah Assyifa✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang