Epilog

15.6K 532 53
                                    

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq"

" Sah..?"

" Sah..!"

" Alhamdulillah.." suara beberapa orang saksi dan juga keluarga pun terdengar berbarengan. Lalu di lanjut dengan lantunan ayat suci alquran yang di bacakan oleh mempelai Pria.

Pria muda sang mempelai pria itu pun mengusap wajah nya dengan kedua telapak tangah setelah menyebutkan kata Aamiin pada doa doa nya. Kemudian dia berbalik dan menghadap pada seorang wanita bercadar hitam yang mata nya menyipit karena tersenyum. Pria itu mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Assyifa dengan senang hati.

Pria itu bergegas menyalimi tangan Syifa dengan khidmat lalu beralih lagi pada Pria dewasa yang berada di samping wanita itu. Pria yang tadi menjabat tangan nya untuk Ijab Qabul dan merelakan gadisnya untuk dia nikahi.

" Saya percayakan putri saya untuk kamu, Ustman.. Tolong jaga dia baik baik.." kata pria itu tersenyum tulus.

Pria yang di panggil Utsman itu pun mengangguk mantap.

" Terimakasih karena Abi sudah memberikan putri beharga Abi untuk saya.. Saya pasti akan menjaga nya baik baik dengan nyawa saya.." jawab Ustman.

Ayah mertua nya itu pun mengangguk lalu beralih pada sang istri yang matanya kini tengah berkaca kaca karena tidak menyangka putri sulung mereka kini telah menjadi milik orang lain.

" Umma.. Jangan sedih ya, mungkin ini sudah takdir Allah.. Putri kita juga mendapatkan Pria yang Insyaa Allah baik dan bisa membimbingnya ke jalan surga.." Yazid merangkul istrinya sambil tersenyum teduh agar Syifa tidak kelepasan bersedih pada hari bahagia itu.

Syifa pun mengangguk mengerti lalu bangkit berdiri dari posisinya.
" Umma mau beresin kamar Ruqayyah dulu ya Bie.." Syifa pun berjalan dan meninggalkan ruang tamu yang tadi nya menjadi acara akad nikah sederhana yang hanya di hadiri oleh 2 orang saksi dan juga keluarga Ndalem. Bahkan mempelai wanita pun tidak terlihat di tempat itu.

Yazid terus memandangi punggung istrinya hingga menghilang di balik dinding. Lelaki ini tau betapa sayang dan dekat nya Syifa dengan Ruqayyah hingga sebenarnya Syifa masih terasa berat melepaskan putri sulungnya tersebut meski 25 tahun sudah berlalu semenjak anak gadisnya itu di lahirkan.

Satu persatu orang yang berada di ruang tamu pun berpamitan untuk melanjutkan aktivitas masing masing hingga kini tinggal lah Yazid dan Ustman di ruang tamu tersebut sambil sesekali membicarakan sesuatu yang cukup serius sebagai ayah mertua dan juga menantu.

Hingga tak lama kemudian sebuah deru mesin motor yang berhenti di depan rumah membuat Yazid maupun Ustman menoleh. Ketika melihat siapa yang baru saja datang, rahang Yazid segera mengeras dan dia pun bangkit ke depan pintu menunggu sosok yang membuat nya cemas itu tiba.

Seorang gadis bergamis hitam serta memakai cadar yang sama persis dengan Assyifa berjalan dengan anggun setelah memarkirkan motor yang di pakai nya di halaman rumah. Tanpa prasangka apa pun dia segera memasuki teras dan berniat membuka pintu ketika pintu rumah itu telah terbuka lebih dulu dan menampilkan sosok tegas Yazid yang menatapnya datar dan tangan yang didekap di dada.

Gadis itu menelan ludah nya gugup karena tidak menyangka sosok itu berada di rumah sore sore begini. Padahal biasanya Yazid baru akan berada di rumah saat menjelang magrib.

" Assalamualaikum, Bi.." kata nya sambil melangkah maju dan meraih tangan Yazid untuk dia salimi.

" Wa alaikumsalam.." sahut Yazid disertai Ustman karena keberadaan lelaki itu yang berada di ruang tamu dekat pintu utama membuatnya masih bisa mendengar salam dari sang gadis.

Ustadzah Assyifa✔️Where stories live. Discover now