20. Cinta dalam hati

8.1K 585 44
                                    

* Yazid

Dengan wajah cerah Aku berjalan di iringi oleh Ustadz Ibra dan juga iring iringan para santri yang menyambut kedatanganku. Namun satu hal yang membuat hati ku begitu berbahagia, Ustadzah cantik ku sedang berjalan disisi ku. Mengiringi langkah kaki kami berjalan bersama bak pasangan Pengantin baru. Ahh apakah hayalan ku terlalu tinggi..?

Entahlah, yang pasti Aku hanya sedang menikmati hari yang singkat ini dengan berdekatan dengannya meski nyata nya jarak kami lebih dari 1 meter. Dan mungkin setelah ini Kami pun tidak akan pernah bertemu lagi.

Senyum ku sekali lagi merekah lebar ketika aku melihat Ummi, Abi dan Kak Aisyah berada di depan Ndalem menyambutku dengan senyuman yang juga sama lebarnya. Ya Allah ternyata Aku sangat merindukan mereka.

" Assalamualaikum.. Abi, Ummi Kak Aisyah.." Kata ku lalu menyalimi dan memeluk satu persatu orang orang kesayangan ku ini.

Ku lihat Ummi menangis dan meraba wajahku dengan haru. Lalu Beliau sekali lagi memelukku dan berulang kali mengucap syukur karena setelah 4 tahun akhirnya kami bisa bertemu kembali.

Lalu setelah itu Ummi pun mengajak ku untuk masuk ke dalam rumah. Ummi langsung saja menarikku ke meja makan dan menduduk kan ku di salah satu kursi. Aku tersenyum melihat semua menu di atas meja yang rata rata adalah menu kesukaan ku dan Aku yakin pasti Ummi sendirilah yang telah memasakan nya untukku.

" Masyaa Allah Ummi.. Tau aja kalau Yazid udah lama gak makan masakan Ummi.." Kata ku yang membuat Ummi tersenyum sangat manis dan membelai kepala ku.

" Iya.. Maka nya Ummi sengaja masak ini semua khusus buat Kamu.." Kata Beliau dengan lembut. Aku tersenyum hangat memandangi wajah teduh Ummi yang sangat ku rindukan. Lalu kemudian meja makan pun di isi oleh satu persatu Keluarga ku.

Namun pandangan ku tiba tiba saja terpaku pada sosok Ustadzah ku yang sedang mondar mandir di ruang tamu Ndalem untuk meletakan barang barang ku yang sepertinya baru saja di keluarkan para santri dari Mobil.

Dan sepertinya Ummi pun juga melihat arah pandangku yang tertuju ke tempat lain hingga akhirnya Beliau pun berdiri dan memanggil Ustadzah Assyifa.

" Syifa..!" Panggil Ummi.

Aku pun terkejut dan ikut menoleh pada Ummi, takut takut kalau Beliau menyadari sorot mata ku yang berbeda ketika menatap wanita yang sudah bersuami itu.

" Ya Ummi..?" Suara lembut nan bersahaja itu terdengar begitu merdu di telinga ku. Aku sampai harus menunduk menatap piring di atas meja ketika wanita itu berjalan mendekat.

" Sini, ikut makan..! Biarin aja itu barang barang Yazid nanti Pengurus Ndalem yang beresin.." Kata Ummi sambil menarik Ustadzah Syifa untuk duduk di samping Kak Aisyah, tepat di sebrang kursiku.

Aku tersenyum tipis, dari ekor mataku bisa ku lihat Ustadzah ku itu seperti sedang sungkan pada semua orang yang ada disini. Tapi, ada sesuatu hal yang sedang mengganjal pikiran ku saat ini. Jika Ustadzah Syifa ada disini lalu dimana Ustadz Zakir. Apakah Ustadzah pergi ke kota ini sendirian tanpa suami nya. Ahh betapa beraninya Ustadz Zakir membiarkan istrinya lepas pengawasan apa dia tidak menyadari daya tarik Ustadzah terhadap lawan jenis itu sangat luar biasa. Apa Ustadz Zakir tidak takut istrinya diculik orang.

Jika itu Aku, maka jangan harap Ustadzah Syifa bisa keluar rumah jika tidak dengan ku.

Lagi lagi Aku tersenyum kecil menyadari betapa tinggi hayalan ku pada wanita yang telah menjadi milik orang lain tersebut.

" Ayo ayo sekarang silahkan dimakan.. Syifa juga jangan sungkan sungkan, ayo.." Kata Ummi sambil menepuk tangan Beliau 1 kali. Lalu Abi pun memulai membaca Doa pertanda acara makan pagi ini di mulai.



Ustadzah Assyifa✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora