camp

1K 140 44
                                    

"jingin pirmiliin dirili sindiri"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"jingin pirmiliin dirili sindiri". Ulang felix dengan raut wajah mengejek. Ia menoleh ke kursi sebelah yang berjarak lorong bus dimana kembarannya berada lalu mengulurkan lidah nya.

Jisung itu seorang kakak yang menyebalkan, setidaknya itulah yang felix rasakan selama dua puluh tahun ia hidup.

Ia beralih mengintip hyunjin yang lelap tidur di bahu nya. Aduh terlalu tampan sampai ia rasa matanya menjadi minus saking silaunya.

"tapi....  Ini kepala atau batu sih, berat amat" ujar felix pelan.

"tadi suara apa ya? Nggak mungkin suara tulang gue kan? Masa retak cuman gara-gara menampung kepala kak hyunjin? Rapuh banget bahkan hati sampai kalah saking rapuhnya ini tulang, anjay".

Felix terkekeh setelahnya, ia seolah baru menyadari bahwa dirinya ini adalah tipe orang yang berlebihan dalam segala hal.

"tapi serius, itu tadi suara tulang gue kah?".

Sudah lah, jika pun tulangnya patah dan itu karena hyunjin penyebabnya maka tak apa. Cinta kadang emang sakit, begitulah filosofi seorang felix lee.

Waktu terus berjalan, mereka sudah lima jam didalam bus, lokasi untuk camp sudah dekat, sepanjang jalan felix tidak tidur, ia terus menjaga agar kepala hyunjin tidak merosot kebawah, saking dirinya tak mau hyunjin terbangun.

Kapan lagi punya kesempatan begini, jadi sandaran untuk orang yang dirinya suka.

Bus berhenti, mereka sampai, felix menepuk pelan paha hyunjin untuk membangunkan dirinya.

"kak bangun, kita udah sampai" ujarnya.

Hyunjin membuka mata, "oh maaf ya, gue ketiduran di pundak lu dek".

"tapi gue nggak nerima maaf, gue nerimanya nomor wa". Ujarnya cengar cengir.

"terima kasih". Ujar hyunjin kemudian berdiri seolah tak memberi kesempatan anak ini mendapatkan nomor nya yang berharga, ia memberi arahan kepada semua mahasiswa biologi untuk turun dan membawa barang masing-masing.

Semua turun satu persatu, beraturan sesuai arahan. Karena felix duduk di belakang maka ia turun paling akhir

"sial, bahu gue sakit banget, ternyata jadi sandaran orang tidur nggak seenak yang ada di tv, romantis kagak nyakitin iya".

Felix memegang bahunya, ini benar-benar sakit sampai bahu nya agak sulit di gerakkan.

Hyunjin sudah di luar lebih dulu, kini giliran felix, ia menarik tas yang ada di atas laci bus yang terletak di bagian sejajar dengan kepala felix. Tas cukup berat sedangkan ia menarik dengan satu tangan.

Asdos - hyunlix √Where stories live. Discover now