last

1.2K 150 47
                                    

"felix.....  Bisa kita bicara sebentar?"

Dan disinilah kedua insan yang pernah menjalin hubungan di masalalu.

Duduk didalam mobil changbin dengan perasaan yang luar biasa canggung.

Mobil yang sama, orang yang sama, kenangan yang sama namun dengan perasaan yang sudah berbeda.

Felix melirik jam di tangan, sekarang sudah pukul satu lewat tiga puluh dinihari,  tandanya mereka sudah setengah jam ada di mobil ini, tapi changbin belum juga berbicara.

Lihat ke luar jendela, bahkan mahasiswa sudah masuk seluruhnya ke tenda masing-masing.

Tapi pria bertubuh tegap di sampingnya hanya duduk dan menatap kedepan, sesekali melirik felix yang masih diam tanpa membuka sedikit pun percakapan.

Benar, felix memang sudah berubah.

Bosan menunggu dan matanya sudah mengantuk. Felix tidak sabar lagi ingin segera rebahan dan menyambut mimpi-mimpi penuh halu bersama hyunjin.

"kak cepatlah, kakak mau bicara apa? Ini sudah setengah jam kita disini".

Lagi, tetap seperti dulu, felix kembali menjadi yang pertama memulai pembicaraan.

"o-oh iya, bukan apa-apa kakak hanya ingin mengobrol sebentar, bagaimana kabar mu?"

"gue baik".

Gue. Bukan aku, bukan lixie, bukan lix, tapi gue.

"udah lama kita nggak jumpa ya, bahkan setelah kita putus kita tidak pernah lagi bertemu".

"hem, ya...  dan satu-satu nya orang yang menghindar adalah kak changbin sendiri".

"begitu kah? hehe maaf, my bad".

Diam lagi....  Canggung lagi, felix tidak suka situasi seperti ini.

"kamu sama hyunjin kayaknya lagi deket ya".

"enggak, cuman gue yang deketin dia".

"udah berapa lama suka sama hyunjin?"

Changbin menyandarkan kepalanya di sandaran mobil dengan tetap melihat wajah sang mantan yang sialnya semakin cantik.

"udah berapa lama itu sebenarnya nggak perlu ada yang tau, lagipula itu bukan urusan kakak, dan juga jika ngajak gue bicara hanya untuk menanyakan hal ini, bukan kah kita terlalu buang-buang waktu kak?".

Felix harus menahan nafas demi meredam sesak di hati, bohong jika dirinya tidak deg-degan berada berdua bersama mantan yang paling ia cinta dulu.

"kakak kangen kamu". Ujar changbin mengalun dengan penuh arti.

"kakak kangen kita yang dulu". Tambahnya dengan tatapan yang tetap ia kunci pada yang lebih muda.

"melihat kamu baik-baik saja seperti ini membuat kakak senang, kamu bahagia seperti ini membuat kakak juga ikut bahagia, kamu ceria dan dipenuhi warna juga membuat kakak ikut merasakan apa yang kamu rasakan fel, syukurlah一"

"一dan kakak nggak pernah tau gimana gue berjuang mendapatkan bahagia gue lagi setelah ditinggal tanpa permisi, setelah dibuang begitu saja tanpa kembali dirangkul, kakak nggak tau rasanya jadi felix yang sudah sangat terpuruk, depresi, dan menangis setiap hari tanpa merasa ada masadepan".

Felix kali ini menoleh, akhirnya tuhan memberi dirinya kesempatan untuk meluapkan seluruh kebencian dan kekesalan didalam hati, akhirnya hari ini tiba, hari dimana ia dapat menumpahkan seluruh emosi yang tertahan didalam jiwa.

"kakak nggak tau bagaimana felix saat kakak campakkan bagaikan barang bekas yang sudah tak terpakai, kakak yang biarin felix, kakak ciptain awan hitam pekat yang tak kunjung berubah warna, kakak buang felix layaknya sampah yang berbau busuk,  dan sekarang apa? Apa kak? Kakak bersyukur lihat felix bahagia? Cih".

Asdos - hyunlix √Where stories live. Discover now