gamon

1K 143 23
                                    

Dan pada akhirnya orang yang menyerah itu adalah aku, pernah ku dengar seseorang mengatakan begini :

Kamu akan merasa begitu terbebani, merasa tidak nyaman ketika ada seseorang yang terus mengganggu dan berada 24/7 bersama mu.

Kamu akan mulai merasa risih dan menganggap dirinya sebagai benalu,  seolah besi yang terus menarik kaki mu sampai engkau kepayahan dalam melangkah.

Kamu tidak suka selalu ditanya sedang apa, selalu di temani setiap hari, selalu di perhatikan bagai raja. Dia terlalu menurut sampai dimatamu dia tidak menarik.

Kamu lepas dia, kamu bentak dia, kamu buat dia menangis dan memohon agar tak kau tinggalkan.

Tapi kamu terlalu muak dengan keadaan, tetap pergi tanpa menggubris sedikit pun tangis pilunya yang tercipta karena mu.

Kamu bahagia, kamu lepas dari belenggu, kamu bangga menjadi bebas dari benalu itu.

Dia kamu biarkan terpuruk, biarkan dia berada di lubang paling hitam dan dalam seorang diri, meraung dan menangis meminta mu kembali mengulur tangan waktu itu.

Apa kamu perduli padanya? Tidakkan?

Tapi lihat sekarang... 

Siapa yang menderita?

Kamu sendiri.

Seo changbin.

Orang itu benar, ketika dia mengatakan bahwa jika kuku mu panjang, buang saja kukunya bukan tangan nya.

Tapi kamu terlanjur membuang tangannya. Sekarang kamu menyesal, tak bisa menggenggam sesuatu lagi, tangan itu bukan lagi milikmu.

.
.
.
.
.
.

Api unggun menyala, menerangi gelap malam yang hampir mencapai midnight, berbagai game sudah di mainkan bahkan ubi dan jagung sudah habis di cerna perut.

Semua mahasiswa menikmati malam terakhir bersama, pandangi kobaran api didepan sana.

Duduk melingkar dan bincangkan kembali kegiatan dua hari yang sudah mereka lewati tanpa terasa.

Sangat sayang mengingat waktu cepat berlalu, tetapi kenangan yang tercipta tidak sebanding dengan waktu yang mereka habiskan bersama.

Felix duduk di sebelah hyunjin, setelah dirinya baru ditemukan pasca menghilang di dalam hutan tadi, hyunjin benar menjaga janjinya, tetap membuat felix ada disisinya.

Selimuti tubuh anak itu dengan jaket yang baru miliknya, felix tadinya masih sedikit shok, namun perlahan dia mulai kembali menjadi felix yang berisik seperti biasanya.

Tawanya kembali, cerewetnya kembali, dan gombalan pada hyunjin pun ikut kembali.

"cie khawatir sama gue" tunjuk pipi hyunjin layaknya sedang menunjuk squisy, 

"ngaku aja kali kak kalau lu udah mulai merhatiin gue, gitu aja susah banget ngakunya".

"kak hyunjin, nggak baik loh nyuekin orang yang lagi ngomong".

"kak, lu khawatir kan sama gue tadi makanya nyariin gue?".

"padahal mah gue nggak takut, tadi itu acting doang sebenernya".

Mulai, percaya diri anak ini telah kembali itu tandanya semua sudah baik-baik saja.

Hyunjin tidak banyak memberi tanggapan tetapi ia senang dalam diam, felix tidak menangis lagi.

Cerianya kembali, Begitu pula dengan ocehan yang memekak kan gendang telinga.

Apapun yang felix lakukan tidak lepas dari pandangan changbin, sayang sekali, di suasana romantis ini, changbin tak lagi dapat rangkul pundak yang dulu pernah menjadi sandaran ternyaman baginya.

Dulu felix juga seperti itu memperlakukan dirinya, felix ceria kepadanya, banyak bicara dan menyebalkan dalam satu waktu.

Tapi changbin banyak memberi tanggapan negatif padanya, dibandingkan menasehati, changbin lebih banyak marah.

"lix diem dulu, lix jangan ngomong gue pusing, lix please shut up, brisik banget sumpah, gue lagi ngerjain tugas jadi please diem, dan banyak lagi lix lix lainnya".

Sampai felix nya berubah jadi anak pendiam tiap kali bersamanya. Sampai felix kehilangan jati diri setiap berada disebelahnya.

Saat felix sudah menjadi seperti apa yang changbin mau, changbin malah memilih pergi dan mengakhiri hubungan.

Miris, setelah putus changbin bahagia sementara felix begitu menderita. Namun seiring waktu berlalu, tuhan balikkan keadaan.

Felix menjadi seperti dulu dengan pribadi yang baru. Dia sudah melupakan changbin, sedangkan changbin tidak bisa melupakan dirinya.

Menyesal? Sudah pasti tapi tak bisa lagi untuk kembali.

Changbin pernah mengajak felix untuk bersama lagi, tapi felix sudah tak ingin menderita di tangan orang yang sama.

Lihat bagaimana felix memperlakukan hyunjin, nampak jelas bahwa felix begitu tertarik pada temannya, namun hyunjin seolah tidak peka dan terus mengabaikan anak itu.

Padahal tanpa changbin tau yang sebenarnya, hyunjin senang di tempeli felix, senang jika felix mengganggu dirinya.

Hanya saja hyunjin memang sulit memberi reaksi. Ia tak pandai dalam menjelaskan bagaimana perasaannya.

Jadi satu-satunya cara adalah diam dan dengarkan saja bagaimana anak itu mengoceh tanpa henti.

"pokok nya gue nggak mau ngembaliin dua jaket lu, udah jadi hak milik gue ya kak". Ujar anak itu.

"tapi yang ini baru gue pakek sekali dek".

"nggak mau tau, pokoknya dua jaket lu udah punya gue".

Terserah saja, silahkan ambil hyunjin tidak keberatan sama sekali.

hyunjin keluarkan sebatang rokok dan korek, berniat untuk merokok sambil tetap memantau mahasiswa lainnya yang kini asik bercerita bersama circle masing-masing.

"loh..  Kk hyunjin ngerokok?".

"hem"

"ngerokok nggak baik tau buat kesehatan paru-paru".

"...."

"kurangin ya kak nih gue kasi permen, manis kok apalagi kalo lu nerimanya dari mulut gue langsung".

Frontal tanpa malu sama sekali, itulah seorang felix dengan sejuta kepercayaan dirinya.

"mulutnya minta banget di kasarin".

"ummmmmm" felix sodorkan bibirnya ke arah hyunjin, "kasarin aja ayo kasarin kalau berani".

Lihat kan? Bukan nya takut malah mancing.

"lix, bisa kita bicara sebentar?" - changbin.

Asdos - hyunlix √Where stories live. Discover now