15

34.1K 2.9K 158
                                    

Voment!

Voment!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"-ahh."

Haechan meringis saat Mark menggigit terlalu kencang didaerah lehernya dan juga saat Mark menarik celana jeans nya terlalu kasar.

"Babe." Suara rendah Mark, menginstruksi haechan untuk menatap lelaki Kanada itu, pandangan sayu ia berikan kepadanya.

Dengan nafas yang sudah tidak beratur, haechan menarik kembali kerah baju Mark dan menyatukan kedua bibir mereka.

Haechan merubah posisinya yang kali ini ia sedang duduk diperut Mark masih dengan ciuman diantara mereka.

Sedangkan Mark memegang pinggang sempit itu, dengan tangan yang sesekali meremas bongkahan sintal itu.

Haechan melenguh, lalu menarik diri dari ciumannya melepaskan ciuman mereka. "Tidak adil sekali, kenapa hanya aku yang telanjang sedangkan kau tidak?." Haechan merengut tak suka.

Membuat Mark terkekeh kecil, memutar kembali posisinya dengan haechan yang berada didalam kukungannya. Mark tersenyum miring.

Mengelus penis kecil milik istrinya itu, wajah haechan benar - benar memerah entah karena malu atau karena nafsunya.

"Mau membantuku baby?."

Haechan mengangguk semangat lalu ia segera meraih kancing kemeja Mark lalu membuka semuanya.

Haechan sebenarnya iri dengan tubuh Mark, kenapa sangat indah? Jauh sekali dengan tubuhnya sendiri, sering kali ia berfikir kenapa Mark bisa menyukai tubuhnya padahal tidak ada yang istimewa sama sekali.

Ah mungkin ada.

"Baby, kenapa melamun?." Haechan mendongakan kepalanya lalu menggeleng kecil, "aku tidak bisa membuka pengait celana mu dadh, tangan baby sakitt."

Oh shit.

Mark menggeram kecil saat tangan nakal haechan berani mengelus gundukannya dari balik celana.

"you dare to wake up a sleeping lion dear." Ucap Mark tersenyum miring.

Haechan yang awalnya sangat berani seketika menjadi ciut hanya dengan mendengar suara rendah milik Mark itu, ah jangan lupakan seringainya juga.

"Ehm— brave me dadh, I want your dick to enter my hole." Ucap haechan dengan senduktif, ia kembali mengelus gundukan yang semakin membesar itu.

Mark sekarang menatap haechan dengan pandangan laparnya, ia segera membuka seluruh celana beserta boxer nya.

"Siap, untuk mendesah kan nama ku baby?."

"Eung!."

"Aku, harap kau tidak memintaku untuk berhenti."






























"—aah fasterhh ehm ....."

Mark mencengkeram paha dalam haechan guna membantu untuk memperdalam gerakannya.

Sedangkan tangan haechan berpegangan dengan tangan Mark, sesekali meremas bantalan juga.

Terlalu kasar, tapi haechan suka.

"Sshh —oh shit kenapa sangat sempit ...." Geram Mark tertahan akibat, kepunyaannya terasa terjepit didalam Sanah.

Haechan menarik Mark untuk menciumnya menyalurkan semua rasa nikmatnya, Mark membalas nya dengan menyesapnya ganas.

Haechan memekik, saat Mark berhasil menumbuk prostatnya berulang kali, hingga tak tahan haechan langsung mengeluarkan percum nya.

"Haahh ..... Aah God dadh! Akhh!!"

Haechan kewalahan saat Mark menambah tempo gerakannya, sepertinya ia akan orgasme sebentar lagi.

Mark merunduk dan langsung meraup kembali nipple haechan, menjilat nipple merah kecoklatan itu dan menyesapnya.

Membuat haechan membusungkan dadanya, tangannya yang tadi meremas seprai kini beralih ke rambut halus milik Mark.

Menjambak nya penuh akan kenikmatan, tanpa mengurangi tempo gerakannya, Mark akhirnya mencapai klimaksnya, dan segera mencabut kejantanannya dari dalam, agar tidak memasukannya kedalam.

Nafas mereka tidak beraturan, dengan Mark yang masih menikmati waktu pencapaiannya sedangkan haechan kini tengah mengatur nafasnya dengan mata tertutup.

"Wake up baby, kita belum selesai melakukannya."

Ucapan Mark sontak membuat haechan segera membuka kedua matanya dan melotot kecil saat Mark sudah memasukinya kembali dan menggerakan pinggulan.

"Oh astaga! .... Markh aahh sshh"

✿✿✿

"Jaehyun, aku harus bagaimana?." Jaehyun menghela nafasnya, sudah berpuluh puluh kali taeyong selalu mengucapkan kata - kata yang serupa.

"Itu bukan masalah besar sayang, apa yang harus kau takutkan?."

"Lots!"

Jaehyun menaikan satu alisnya, menyandarkan punggung tegapnya di head bord ranjang, menatap taeyong yang didepannya.

"What?."

"Mark pasti akan terkejut saat mengetahui usia anaknya akan sama dengan adiknya!." Ucap taeyong menggebu, ia sebenarnya hanya bingung harus bagaimana.

"Itu sama sekali bukan masalah, sudah berapa kali aku bilang taeyong."

Taeyong mendengus. Lalu dengan gerakan cepat ia duduk diatas pangkuan jaehyun yang dimana membuat sang empu terkejut dan langsung memeluk pinggang taeyong agar tidak terjatuh.

Taeyong menatap tajam kearah jaehyun, akan tetapi itu sangat menggemaskan Dimata jaehyun tersendiri.

"Ini semua adalah kesalahanmu!, Kenapa bisa kecolongan huh?! Kalau kau tidak asal masuk kedalam kamar mandi waktu itu ini semua pasti tidak bakal terjadi."

"Oh ya? Tapi kau juga menikmatinya sayang, jangan mengelak."

Ucapan jaehyun sukses membuat wajah taeyong merah padam entah keran menahan amarah atau karena malu karena ucapan frontal suaminya itu.

"Ap-apasih!."

Jaehyun tertawa kecil lalu mencubit gemas hidung taeyong. "Tidak usah kau fikirkan lagi, lagian sudah terjadi juga apa perlu aku membunuhnya?."

Taeyong memukul dada jaehyun brutal. "Kau berani melakukan itu?!!." Jaehyun meringis lalu menahan kedua tangan taeyong dan segera memeluk tubuh istrinya itu.

"Hey aku cuman bercanda, mana mungkin aku tega membunuh bayi tidak berdosa itu apalagi bayi itu adalah darah dagingku sendiri."

Taeyong terdiam mendengar ucapan jaehyun. Dan juga taeyong bisa merasakan hembusan nafas jaehyun dekat dengan lehernya.

"Aku sudah berubah, percayalah padaku Jung taeyong."

Jaehyun memeluk erat tubuh taeyong malam ini. Yang masih berada diatas pangkuannya. "Don't break my trust, Jaehyun."

"Sure."






Tebecehh~

𝕄𝕪 𝔸𝕤𝕚𝕤𝕥𝕖𝕟 -𝕄𝕒𝕣𝕜𝕙𝕪𝕦𝕔𝕜✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang