16

32.2K 2.7K 165
                                    

Voment!

Aku cuman mau bilang, disini shiperku agak melenceng jadi kalau gak mau yang awalnya pihak atas jd pihak bawah, mending gak usah baca ya takut nya gak nyaman sama kalian makasih

Aku cuman mau bilang, disini shiperku agak melenceng jadi kalau gak mau yang awalnya pihak atas jd pihak bawah, mending gak usah baca ya takut nya gak nyaman sama kalian makasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Luke, berikan aku Soju."

Yang dipanggil lantas menoleh dan menumpukan kedua tangannya di pinggiran meja bar.

"Tumben sekali kau disini."

"Memangnya aku tidak boleh datang ke bar, milik adik ipar ku sendiri?." Lucas menggeleng pelan.

"Bukan begitu maksudku— ah sudahlah akan ku bikinkan sebentar." Eric hanya mengangguk saja sambil memerhatikan punggung tegap Lucas yang sedang menuangkan botol Soju ke gelas itu.

"Apa kau sedang bertengkar dengan Jeno?."

Lucas menghentikan pergerakannya, melirik sekilas kearah Eric lalu menggeleng pelan menaruh segelas Soju itu di hadapan Eric.

"Lantas? Aku hanya heran saat melihatmu disini." Lucas tertawa kecil. "Aku memang sering kesini sehabis dari kantor, yeah mungkin sebab itu Jeno agak marah denganku."

"Dasar bodoh." Gumam Eric.

Lucas mengangguk mengakuinya. "Memang." Eric hanya berdehem sebagai respon.

"Apa ada masalah Eric? Kau tampak lelah sekali." Ucap Lucas tiba - tiba, Eric meminum Soju itu terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Lucas.

"Hm, aku hanya kelelahan saja banyak sekali kegiatan akhir akhir ini." Lucas mengangguk paham.

"Kapan kau akan menikah?."

"Sorry, tidak minat."

Lucas tertawa mendengarnya, memang ada - ada saja kakak ipar nya ini, ah jadi teringat Jeno dirumah pasti istrinya itu tengah tertidur sekarang.

Besok paginya haechan yang sudah berkutat dengan peralatan masaknya didapur dikagetkan dengan tangan yang melingkar apik di perutnya.

"Tsk, menyingkir lah tuan."

"No."

Mark bahkan tengah mengendus endus leher haechan yang membuatnya tidak nyaman. "Astaga Mark, berhentilah aku tengah memasak sekarang." Bukannya berhenti Mark semakin gencar menghirup aroma bayi dari tubuh haechan.

"Aku tidak menyuruhmu memasak sama sekali."

"I know!, Tapi itu sudah tugasku Mark ....ehm." untung masakannya sudah matang, ia langsung mematikan kompornya dan mendorong tubuh Mark agar sedikit menjauh darinya.

Haechan menatap garang kearah Mark, itu jatuhnya terkesan sangat lucu bagi Mark ia langsung mencubit kedua pipi gembul haechan dengan gemas.

"Menggemaskan sekali, istrinya siapa sih hm"

Haechan menyingkirkan kedua tangannya Mark lalu menggembungkan pipinya sambil melipat tangannya dan membuang muka.

Oh ceritanya tengah merajuk sekarang.

Mark membasahi bibirnya yang kering dan memeluk tubuh haechan. "Oh astaga Jung haechan berhentilah semenggemaskan ini."

"I'm not cute, but handsome!."

Mark justru tertawa keras mendengarnya.

"Oh ya? You are beautiful and adorable, admit it." Haechan tambah mempout bibirnya, dan itu membuat Mark ingin sekali melahap bibir menggoda itu.

"stop teasing me!."

"I'm not teasing you."

"Mark~" rengek haechan.

Mark tertawa kecil. "Baiklah - baiklah, ayo sarapan." Haechan mengangguk dan menyiapkan semua piring yang berisi makanan itu di meja makan.

Dan berakhir dengan Mark yang selalu menggoda haechan ditengah - tengah kegiatan sarapan mereka.

✿✿✿

"

Avvv mereka sangat romantis."

Jaehyun menatap heran kearah taeyong yang tengah memekik senang itu, ia perlahan mendekat sembari membenarkan dasinya mengintip apa yang sedang taeyong lihat di iPad itu.

"Kau memata matai mereka Tae?."

Taeyong tersentak kecil lalu menoleh kearah jaehyun, tepat setelah dia menoleh bibirnya langsung bertabrakan dengan bibir jaehyun.

Manik taeyong membulat dan segera menjauhkan kepalanya, tapi sebelum itu tengkuknya sudah keburu ditahan oleh jaehyun.

Melumat bibir atas maupun bawah dengan sekali sesap, taeyong meremat tangan jaehyun yang berada di tengkuknya.

iPad nya ia jatuhkan dikasur, tangan satunya ia menggamit pinggang taeyong supaya lebih rapat dengannya.

Kecipak basah akibat ciuman itu memenuhi ruangan kamar yang kedap suara itu, jaehyun menjauhkan wajahnya membuat benang - benang salivah mereka memanjang.

Taeyong mengatur nafasnya yang hampir habis akibat ciuman jaehyun itu, "oh shit jaehyun!." Jaehyun tersenyum manis lalu mengusap bibir basah taeyong menggunakan ibu jari nya.

"Kenapa memakai lip balm hm, Kau ingin semua karyawan memperhatikanmu?." Ucap Jaehyun menatap tajam kearah taeyong.

"Tanpa memakai lip balm pun semua karyawan ku, selalu memandangku penuh puja." Ucap taeyong tersenyum mengejek.

Jaehyun mendengus pelan, lalu mencubit pelan hidung taeyong sambil tertawa kecil. "Aku tahu, dan kau tidak akan berani berpaling dariku kan?." Ucap Jaehyun percaya diri.

Taeyong mendelik sinis kearah jaehyun, dan menyambar Jaz yang berada diatas kasur dan pergi keluar kamar meninggalkan jaehyun yang tertawa geli.

"Ah bahagianya."

Tebecehh~

Tebecehh~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝕄𝕪 𝔸𝕤𝕚𝕤𝕥𝕖𝕟 -𝕄𝕒𝕣𝕜𝕙𝕪𝕦𝕔𝕜✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang