Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bruuk
"Are you okey?."
Perempuan itu mendongak. "A-ah mark-ssi, maafkan saya." Mark agak terkejut saat ternyata yang menabraknya tadi adalah, koeun. Yang ayahnya pernah menjalin kerja sama dengannya.
"Tidak apa, sedang apa kau ditempat seperti ini?."
Koeun tersenyum. "Saya hanya butuh refreshing dari pekerjaan saya, dan yeah kebetulan saya sangat suka membaca." Mark mengangguk mengerti.
Lalu keduanya terdiam, berjalan beriringan menuju kearah kasir untuk membayar buku - buku novel yang mereka beli.
"Anda sendiri bagaimana?."
Mark menoleh. "Sebenarnya saya tidak terlalu suka membaca, istri saya saat ini tengah suka membaca novel jadi saya berniat untuk memberinya hadiah." Senyuman koeun seketika meluntur.
Lalu tersenyum kembali saat Mark menatapnya. "Ah benarkah mark-ssi?, Saya pikir anda belum menikah." Mark hanya tersenyum.
"Apakah anda tidak tahu sama sekali? Padahal pernikahan saya cukup terkenal dikalangan publik."
Koeun menggeleng kecil.
Mereka kini kembali berjalan beriringan keluar dari dalam toko buku, dan berhenti sebentar ditengah tengah jalan.
"Mungkin saya terlalu sibuk mengurusi jadwal operasi pasien yang makin hari makin banyak."
"Ah begitu, ya sudah sampai jumpa lagi koeun."
Koeun mengangguk, masih sambil memandang kearah Mark yang sudah mengendarai mobilnya menjauh dari sini.
"aku penasaran, seperti apa istrinya itu, ehm betapa beruntungnya dia mendapatkan lelaki bertanggung jawab seperti Mark Jung."
Cukup lama koeun berdiri ditengah - tengah depan toko bunga. "Apa aku perlu merebut Mark dari istrinya?." Gumam koeun, lalu segera berjalan menjauh menuju kearah mobilnya.
Mark terkejut saat bahunya ada yang merangkul, Eric tersenyum lebar kearah Mark.
"Dude, habis dari mana kau hah."
"Bukan urusanmu."
Mark melepaskan rangkulan Eric, lalu masuk kedalam rumahnya. Eric ikut menyusul masuk dan mengikuti langkah Mark dari belakang.
"Baby." Panggil Mark.
Haechan menoleh lalu tersenyum lebar menghampiri Mark, mengalungkan tangannya ke leher Mark.
Mark tersenyum saat tahu istrinya ini tengah menggoda dirinya, ia memeluk pinggang haechan posesif.
Jari - jari haechan menari - Nari di dada Mark membentuk pola abstrak disana. "Kenapa Daddy pulang lagi eung? Kangen baby yaa." Mark menjilat bibir atas maupun bawahnya yang kering.
Mark memegang tengkuk haechan, mendekatkan wajah keduanya sebelum— "OH TUHAN MATAKU" Mark dan haechan langsung menjauhkan badan mereka.
Eric menutup kedua matanya dengan tangan yang sebenarnya tidak terlalu tertutup juga, ia tengah mengintip di belahan tangannya.
"I hate you Eric."
Eric membentuk piece di kedua tangannya. "Oh my Gosh, keluarlah Eric! Kau melihat aset berhargaku." Eric membulatkan matanya saat menyadari pakaian apa yang tengah haechan kenakan.
Eric buru - buru pergi dari dapur, haechan yang bersembunyi dibelakang punggung tegap Mark pun mengintip sedikit kedepan.
"Kenapa kau tidak bilang kalau membawa teman!."
Mark membalik badannya. "Aku pikir dia tidak mengikutiku ke dapur." Bela Mark. Haechan memuatr bola matanya.
"Lagian kenapa kau kemeja kebesaran seperti ini huh? Kalau bukan aku yang datang tadi bagaimana?! Kau ingin di apa - apain orang lain?."
Mark mengatur nafasnya, ia sampai tidak sengaja menggunakan nada tingginya. ".... Kau membentakku?." Mark menggelengkan kepalanya.
"Tidak maafkan aku sayang, aku tidak sengaja." Haechan terisak pelan, Mark merasa bersalah ia langsung merengkuh tubuh mungil haechan kedalam pelukannya.
"Maafkan aku."
Haechan mengangguk pelan.
✿✿✿ "
Excuse me sir."
Jaehyun mendongakan kepalanya, "ada apa?." Awalnya jaehyun tidak menyadari keberadaan istrinya itu, tapi saat sang sekertaris menghindar ia bisa melihat istrinya dibelakang itu.
"miss you want to hug."
Jaehyun terbengong ditempat. Saat taeyong merentangkan kedua tangannya berjalan menghampiri dirinya.
Taeyong berdecak saat jaehyun malah terdiam seperti itu, "I want a hug!!" Jaehyun langsung tersadar dari acara ngebug nya.
Ia berdiri dari kursi kebanggaannya dan segera memeluk istrinya itu. Senyum taeyong mengembang ia segera menduselkan wajahnya didada bidang suaminya itu.
"Tumben sekali kau bermanja seperti ini."
"Apakah tidak boleh?."
Jaehyun lantas tersenyum. "Tentu saja boleh, akan dengan senang hati aku akan memeluk mu sepanjang hari." Taeyong malah semakin menduselkan wajahnya.
"Hmm, mau bertemu dengannya?." Taeyong mengangguk.
"Apa kau tidak sedang sibuk Tae?" Taeyong seketika terdiam.
"Sebenarnya masih ada yang harus aku tanda tangani, tapi biar nanti saja —ayolah jae~ aku sangat merindukan menantuku itu."
Taeyong ber-aegyo dihadapan jaehyun.
Jaehyun tersenyum menunjukan dimpel nya itu. "Fine, but after my work is done understand?" Taeyong langsung saja mengangguk, dan mendudukan dirinya di sofa sambil memainkan ponselnya.
Sedangkan jaehyun sudah kembali berkutat dengan laptop kesayangannya, melanjutkan pekerjaannya yang tertunda akibat kedatangan istrinya yang tiba - tiba itu.
"Ehm jaehyun."
"Hm."
"Jaehyun."
Kali ini jaehyun mendongak menatap kearah taeyong yang tengah tersenyum itu. "Are you in need of something?" Taeyong mengangguk, menunjukan layar ponselnya kearah jaehyun.
"Aku ingin beruang!!."
"Huh?" Jaehyun langsung ngeblank saat itu juga.
Tebecehh~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.