20. Come

1.5K 139 42
                                    


Sorry for typo~


Sebelumnya~

'Aku akan berusaha Appa.. Tapi entah sampai kapan..' batin Seokjin.

🍃🍃🍃🍃

Pagi ini cuaca terlihat sangat cerah, terlihat seseorang yang masih tertidur lelap di ranjang pesakitannya. Seokjin enggan untuk membuka matanya, masih terlalu pagi pikirnya.

Minseok berjalan ke arah Seokjin untuk membangunkannya, melihat Seokjin yang masih tertidur dengan wajah yang sedikit tersenyum membuat Minseok tenang. Setidaknya Seokjin tidur nyenyak semalaman.

"Jinnie belum bangun Seok-ah?"

"Eum.. Aku akan pulnag dulu ke rumah ne Eomma.. Sekalian mengambil pakaian untuk Eomma.." Yonhee mengangguk.

Minseok mengambil jaket juga kunci mobil yang terletak di sofa kemudian tak lupa mencium puncak kepala Seokjin.

"Aku pergi dulu Eomma.."

"Ne.. Hati-hati Seok-ah.."

Setelah Minseok menutup pintu, suara lenguhan seseorang terdengar. Siapa lagi jika bukan Seokjin yang terbangun dari tidurnya.

"Eoh.. Jinnie sudah bangun heumm.." Mata Seokjin mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya.

"Appa kemana Halmoniee?"

"Appa mu sedang pulang dulu Jin.. Mengambil pakaian untuk Halmonie.."

Seokjin mengangguk pelan, Ia berusaha untuk duduk, tapi tidak bisa. Tenaganya seakan hilang.

"Biar Halmonie bantu jinnie-ah.."

Yonhhe menaikkan kepala ranjang pesakitan Seokjin agar Seokjin bisa bersandar.

"Terima kasih Halmoniee.." Yonhee tersebyum sambil mengelus pipi tirus Seokjin.

"Ini kapan di lepas Halmonie..?" Tunjuk Seokjin pada nasal cannula nya.

"Tunggu sampai keadaan Jinnie stabil dulu ne.." Seokjin mengangguk.

'Apakah aku selemah itu?' batin Seokjin sedih.

🍃🍃🍃🍃

Di lain tempat, Yeri baru saja sampai di Korea. Ia sangat merindukan Seokjin. Harusnya Ia baru berangkat di hari ini tapi kemarin keperluannya sudah siap, jadi Ia langsung berangkat terlebih dahulu supaya bisa bertemu dengan Seokjin.

Sesampainya di rumah Minseok, Yeri memberanikan diri untuk menekan bel rumah Minseok. Ada rasa takut dan malu sekaligus. Apa yang akan Ia katakan di depan Seokjin. Matanya sudah berkaca-kaca.

Tidak lama kemudian..

Kleeek

Pintu pun terbuka dan yang Yeri lihat pertama kali adalah Minseok. Ia heran, rumah nya sepi sekali. Apakah Seokjin hari ini ke sekolah? Tapi ini hari Minggu.

"Eumm.. Annyeong Seok-ah.." Yeri tersenyum canggung.

"Silahkan masuk Yeri-ah"

Yeri mengangguk kemudian berjalan mengikuti Minseok dari belakang. Suasana di dalam pun sama seperti apa yang Ueri perkirakan. Sepi.

"Silahkan duduk Yeri-ah.. Kau pasti lelah setelah perjalanan jauh ke sini" Yeri mengangguk kemudian duduk di sofa ruang tamu.

"Eumm.. Seok-ah.. Dimana Seokjin? Sepertinya rumah ini sepi sekali.."

Minseok duduk di seberang Yeri. Ia menunduk, bingung akan bercerita dari mana tentang kondisi Seokjin.

"Yeri-ah.. Maaf karena tidak bisa menjaga Seokjin dengan baik.. Aku.. Aku ayah yang gagal Yeri-ah.. Seokjin sekarang sakit.. Ia sangat membutuhkan perhatian lebih sekarang.. Aku mohon, perhatikan Seokjin.. Ia sangat mengingin kan sosok seorang ibu disampingnya sekarang.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm TiredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang