14. Miss

1.9K 159 6
                                    

Sorry for typo~~


Hari-hari yang Seokjin lalui sekarang sudah lebih baik. Mendapatkan perhatian dari sang Nenek merupakan hal yang paling membahagiakan. Tetapi kebahagiaan Seokjin belum lengkap karena Ibunya tidak pernah memberi kabar lagi.

Seokjin sangat merindukan sosok Yeri. Walaupun sudah ada Yonhee tapi tetap saja Seokjin merasa belum lengkap karena Ibunya tidak ada.

Sudah lama rasanya Ibunya tidak memberinya kabar sampai sekarang pun Seokjin masih menunggu pesan dari sang Ibu.

"Eomma.. Seokjinie rindu"

Mungkin kata tersebut yang selalu Seokjin ucapkan ketika bangun tidur.

🍃🍃🍃🍃

Seperti pagi ini.. Seokjin kembali bergumam. Tetapi rasanya kenapa sangat sesak. Sungguh Ia merindukan Yeri. Pelukan hangat dari dari seorang Ibu harusnya masih Seokjin dapatkan. Tapi ini sudah menjadi kehendak Tuhan bukan.

Terkadang Ia iri dengan para sahabatnya karena masih mendapat perhatian penuh dari Ibu mereka. Walaupun Seokjin juga merasakan kasih sayang dari mereka, tetap saja Ia merasa kurang. Bukankah Ia kurang bersyukur?

Seokjin masih belum bergeming dari posisinya sampai-sampai kehadiran sang Ayah pun tidak di sadari oleh Seokjin. Lamunan Seokjin buyar saat sebuah tangan menyentuh bahu lebarnya. *Lebar -_

"Jinie ah.. ada apa humm?"

"Eomma.." Seokjin menatap lekat Ayahnya. Lalu Ia menunduk.

"Rindu Eomma rupanya.." Minseok terus mengusap bahu anaknya dengan lembut.

"Appa.."

"Ne..?"

"Bagaimana kabar Eomma, Appa.."

"Appa juga tidak tahu Jin.."

"Seokjinie rindu Eomma.. hiks.. hiks.."

"Shshshshhshsh uljima nee.. Siapa tahu nanti Eomma mengirim pesan.."

Seokjin masih terisak. Katakanlah Ia cengeng karena di usia nya yang sudah remaja masih menangis seperti anak kecil.  Tapi, itulah Seokjin. Hatinya terlalu sensitif jika menyangkut keluarganya, terutama Ibunya.

Setelah 10 menit akhirnya Seokjin pun tenang dan sudah tidak terisak lagi. Entah kenapa Minseok merasakan tubuh Seokjin semakin menghangat.

Walaupun sudah tidak terisak tetapi nafas Seokjin tiba-tiba tidak teratur.

"Jin.. kau demam nak.." tak lupa  Minseok mengecek kening Seokjin dan dugaanya benar, Anaknya demam.

"Kita ke rumah sakit ne.. hari ini tidak udah berangkat ke sekolah.."

"Ani appa.. gwaenchana.." Seokjin menggenggam tangan ayahnya.

"Tapi kau demam Jin.."

"Istirahat di rumah saja Appa.. tidak usah ke rumah sakit.."

"Dengan syarat.. harus istirahat total dan tidak boleh memikirkan apapun oke.. Appa akan membuatkan bubur untukmu"

Seokjin tersenyum sambil mengangguk. Kemudian Ia rebahkan kembali tubuhnya dan memandang langit-langit kamarnya.

"Eomma.. Eomma.. Eomma..." Dalam hati, Seokjin terus bergumam.

🍃🍃🍃🍃

Di meja makan Yonhee sudah duduk menunggu putera dan cucu kesayangannya turun untuk makan. Tapi Ia heran Minseok datang sendiri. Kemana Seokjin?

"Seokjin demam Eomma.." seakan tahu tatapan Ibunya Minseok pun langsung memberi tahu Ibunya.

"Mwo...? Bagaimana bisa Minseok-ah..?"

I'm TiredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang