02. Bully

208 35 6
                                    

Hanya manusia-manusia sombong yang selalu mempermasalahkan kasta. Padahal dimata sang pencipta derajat semua manusia itu sama.

-o0o-

Belum kering luka di lengannya, kini seseorang mengukir kembali lengan itu menggunakan cutter. Entah disengaja atau tidak, saat Falee lewat tiba-tiba benda tajam menggoresnya dari sisi kiri. Itu sangat sakit. Falee hanya bisa menahan tangis sambil menguatkan diri. Caci makian warga kelas membuat nyalinya menciut.

"Kerjain PR kimia gue," titah salah seorang siswa disana. Sedangkan Falee masih acuh. Matanya fokus pada luka di lengannya.

Tanpa basa-basi, pria itu melempar tumpukan paket ke kepala Falee. Kepala Falee mendadak pening. Sungguh gadis malang.

"Kasta lo rendah, Falee! Lo cuman cewek miskin yang beruntung bisa sekolah di sini!" ujarnya yang membuat hati Falee teriris. Tak ada lagi yang bisa Falee lakukan selain diam dan mengerjakan perintah mereka.

Tak berselang lama, seorang guru Kimia datang. Tatapan tajam itu selalu diberikan pada murid di sana. Semua murid duduk manis di tempat masing-masing.

"Yang memegang pita kuning, silahkan hapus tulisan di papan." Di sini, guru dan murid sama-sama tidak memanusiakan manusia. Kedudukan ekonomi sangat dijunjung tinggi, hingga mengabaikan pentingnya kemanusiaan.

-o0o-

Suasana kelas 11 IPS 5 sangat ramai. Guru matematika yang seharusnya datang mengajar dikabarkan datang terlambat. Kini, siswa baru bernama Aksa itu duduk diantara teman-teman barunya yang lumayan akrab. Sebenarnya, banyak yang ingin berkenalan dengan Aksa, tapi banyak juga yang minder karena pita di lengan Aksa.

Sebelum membaca lebih lanjut tentang kisah ini, mari berkenalan dengan 3 nama pemberontak SMA Saturnus. Yang pertama, ada Rajendra Faresta. Panggil saja dia Rajen atau Ajen. Si anak kesayangan Bunda Nasya. Dia lahir di Australia, kemudian pindah ke Indonesia. Jangan diragukan bagaimana wajahnya, sungguh tampan dan menawan.

Selanjutnya ada Caraka Daneswara, panggil saja dia Danes. Bukan cowok dingin, tapi paling anti punya hubungan sama cewek. Ada trauma masa lalu sama cewek. Sebenarnya, Danes memiliki sifat baik. Namun, karena tumbuh bersama kemewahan dia sulit beradaptasi dengan baik pada mereka yang tak setara kedudukannya.

Yang terakhir ada Kalandra Mahadevan, biasa dipanggil Devan atau Epan. Pemilik pita hijau yang merakyat. Kastanya tidak setinggi Danes dan Rajen. Meskipun lebih rendah dari pita biru, keluarga Devan bisa dibilang terpandang. Sebenarnya, Devan lahir dari keluarga yang kaya, hanya saja dua temannya itu lebih kaya. Termasuk cowok friendly dan incaran para gadis disini.

Mereka bertiga membuat circle karena sefrekuensi, dan memiliki tujuan yang sama. Yaitu menghilangkan sistem kasta di SMA Saturnus.

"Jadi, lo keturunan priyayi? Punya darah biru dong?" cetus Danes, semangat. Dia menatap wajah Aksa intens, karena baru pertama kalinya dia berteman dengan keturunan priyayi. Nama Aksa yang bermarga Raden telah menjadi jawaban bahwa pria itu adalah keturunan bangsawan.

"Bisa di bilang gitu," jawab Aksa.

"Terus, wajah lo kenapa gak terlalu Indonesia gitu?" imbuh Rajen, penasaran.

"Papa keturunan China," jawab Aksa. Semuanya kembali dibuat takjub. Pantas saja Aksa lahir dikaruniai wajah tampan dan rupawan. Ternyata keturunan darah biru, sekaligus blasteran.

"Lo pindah ke sini udah berapa bulan?" tanya Devan.

"Ini bulan pertama aku tinggal di Jakarta. Sebelumnya, aku cuman mampir ke rumah Papa," jawab Aksa. Logat Jawa Aksa, tidak hilang. Sangat lekat dan kental.

Pelangi Terakhir Untuk FaleeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang