(IDN) Chapter 1

53 5 0
                                    

Biru terang mewarnai langit siang itu, dihiasi dengan saputan tipis awan-awan putih. Sebuah pesawat capung mengitari kebun anggur yang luas menyemprotkan suatu cairan. Tak jauh dari kebun anggur itu, dua orang pebisnis sedang bernegosiasi, dikawal oleh masing-masing bodyguard mereka.

"Emilio, aku akan bertanya sekali lagi, apa kau tak akan menyesal?"

"Apa yang harus kusesalkan? Memangnya apa yang mau kau perbuat karena aku menolak untuk menjual kebun anggurku? Apa kau mau membunuhku? Tch... aku dilindungi oleh Keluarga Luciano, kau tak akan pernah bisa menyentuh seujung kukuku pun."

"Il rimorso è la peggior punizione in vita."

"Yeah, yeah, whatever, cina keparat," cibir Emilio.

Pria berdarah Asia itu menggertakkan giginya di balik senyum dinginnya. Ia mulai membuka tutup geretannya, tidak untuk menyalakan rokok, hanya memainkan tutupnya.

"Anyway, Vincenzo, daripada kau menjadi bawahan si boss bau kencur Paolo, kenapa kau tidak bergabung saja dengan Keluarga Luciano? Tuan Luciano akan memberimu posisi yang lebih baik dari sekedar anjing pesuruh. Tch..." Emilio berdecak kemudian terkekeh, "aku tak mengerti mengapa Tuan Luciano bersikeras ingin merekrutmu. Kalau aku jadi beliau, kau pasti sudah kujadikan pupuk di kebun anggurku."

"Mungkin..." Vincenzo menghentikan permainan geretannya, "karena aku memiliki kualifikasi yang tidak kau miliki."

"Che cazzo!" Emilio menggebrak meja hingga cangkir tehnya terguling dan pecah.

Vincenzo membuka tutup geretannya lagi, kali ini untuk menyalakan sebatang rokok. Ia bangkit seraya menghembuskan asap rokoknya, "anyway, aku bukan orang Cina. Naega Hanguk saram i da, gae shibal sekkiya."

"Ngomong apa kau, bocah Asia sialan!"

Mengacuhkan Emilio, Vincenzo menyesap kuat rokoknya hingga kedua pipinya mencekung sembari melangkah menuju tepian balkon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengacuhkan Emilio, Vincenzo menyesap kuat rokoknya hingga kedua pipinya mencekung sembari melangkah menuju tepian balkon. Di bawah sana hamparan kebun anggur luas membentang. Kedua jemarinya menjepit rokok, menariknya dari bibir seksi yang mengeluarkan asap putih. Rokok itu ia jatuhkan dan dalam sekejap kebun anggur itu menyala 🔥

"CHE DIAVOLO! Kebunku!!!" Emilio terkejut dan panik. "AIR! ALAT PEMADAM! APAPUN! CEPAT PADAMKAN!!! "

Emilio mencengkeram kerah jas Booralro yang dikenakan Vincenzo. Masing-masing bodyguard saling menodongkan pistol mereka.

"Jika aku tak bisa memilikinya, maka siapapun tak boleh memilikinya. Itu adalah pesan dari Paolo."

"BAJINGAN!!!" Emilio mengeluarkan pistolnya untuk memecahkan kepala Vincenzo namun dengan cepat Vincenzo merebutnya dan menyandera Emilio.

"Letakkan pistol kalian dan beri aku jalan, atau boss kalian kutembak!"

Para bodyguard Emilio masih standby dengan pistol mereka, namun Emilio yang ketakutan menyuruh mereka menaati Vincenzo. Vincenzo menarik Emilio untuk turun dari balkon vilanya. Ia mengangguk kepada Luca, yang kemudian bersama anggotanya yang lain menghabisi semua bodyguard Emilio.

Paradise Hill (Vincenzo X Night In Paradise)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang