(IDN) Chapter 2

33 3 0
                                    

Senyum manis Donna terlukis abadi di dalam pigura yang diletakkan di tengah bunga-bunga perkabungan. Di sebelahnya ada sebuah pigura kecil yang memajang foto USG janin berusia 18 minggu. Vincenzo berdiri di sisi pembaringan terakhirnya, menerima penghormatan dari para pelayat dengan sorot mata kosong.

Rumah duka itu penuh tak hanya dari Keluarga Cassano, tetapi juga dari teman dan rekan kerja Donna, bahkan pelanggan dari restoran fine dining tempatnya bekerja. Semasa hidupnya, Donna adalah orang baik. Ia punya banyak teman dari berbagai kalangan. Vincenzo juga merupakan salah satu pelanggan di restoran itu yang akhirnya menjalin asmara dengannya.

"Istirahatlah dulu, mumpung pelayat mulai berkurang," ajak Paolo.

Vincenzo yang bagai raga kehilangan jiwanya, menurut ketika Paolo menariknya ke tempat duduk dan memberinya semangkuk sup.

"Mungkin aku tak pantas mengatakan ini, tapi kau harus bertahan hidup meski kau tak ingin," Paolo memaksa Vincenzo untuk menggenggam sendoknya.

Paolo menunjukkan IPad-nya. Ada foto bersama data diri seorang pria yang diduga sebagai pelaku.

"Aku masih menyelidiki ini tapi dipastikan dia adalah anak buah Luciano

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku masih menyelidiki ini tapi dipastikan dia adalah anak buah Luciano. Ia meninggalkan tanda di cermin, seperti biasanya. Anak buahku masih mencari keberadaannya. Aku pasti akan menemukannya dan menyerahkannya kepadamu."

"Luciano il lucifero..." Paolo mendengus, "Cih, padahal sebelumnya mereka mengemis-ngemis ingin merekrutmu."

Vincenzo menciduk supnya dan memakannya sesendok.

"Izinkan aku menemui Tuan Luciano."

Alis Paolo berkedut sekejap, "Untuk apa?"

"Kau pikir aku ingin berbuat apa?"

Paolo menghembuskan napas panjang, "biar aku saja yang mengurus masalah ini. Lagipula kau sudah bukan mafia lagi, bukan?"

"Itu sudah tidak penting lagi."

Paolo mengerutkan keningnya, tampak berpikir, sementara Vincenzo meneguk habis supnya.

"Sejujurnya, bukankah kau juga menginginkan hal itu?" Vincenzo menyeka bibirnya.

Paolo melirik kepada Vincenzo.

~~~

Vincenzo mendatangi kasino milik Keluarga Luciano. Bukan untuk bermain judi, ia hendak menemui pemiliknya. Ia beralasan bahwa Keluarga Cassano ingin meminta maaf atas perbuatannya terhadap Emilio, mengganti rugi, serta menjalin kerjasama dengan Keluarga Luciano.

Sebenarnya dua keluarga mafia ini tidak pernah bermasalah ketika masih dipimpin oleh masing-masing orangtua mereka. Tetapi setelah kematian Fabio Cassano lalu digantikan oleh Paolo Cassano, sedangkan Alfonso Luciano memutuskan untuk pensiun dan digantikan putranya, Alberto Luciano, persaingan tidak sehat di antara mereka terjadi. Masing-masing berusaha untuk memperluas kekuasaan dan saling rebut bisnis.

Paradise Hill (Vincenzo X Night In Paradise)Where stories live. Discover now