(Idn) Chapter 3

34 2 0
                                    

Kota fashion Milano dalam semalam berubah menjadi sebuah medan peperangan. Baku tembak terjadi di area hiburan malam. Paolo mengerahkan seluruh anak buahnya untuk merebut semua bisnis milik Keluarga Luciano. Ia menghabisi seluruh keluarga, baik yang berhubungan darah dengan Luciano maupun yang diangkat sebagai saudara. Semua anak buah Luciano juga dibantai, kecuali mereka yang menyerah dan bersumpah setia kepada Cassano.

Paolo berpesta di tengah tumpukan mayat dan kubangan darah. Ia akan menjadi raja mafia di Italia.

•••

JEJU

Di sebuah gudang pelelangan ikan, Kuto sedang merobek perut seekor ikan yang ia ambil dari dalam box gabus. Beberapa orang pria berdiri di hadapannya, menunggu sambil memperhatikannya. Mereka adalah pelanggan, namun bukan untuk membeli ikan, melainkan sesuatu yang tersembunyi di dalam perut ikan-ikan itu.

"Ini tokarev, buatan Rusia, bukan Cina," Kuto meletakkan pistol yang ia keluarkan dari perut ikan dan ia rakit.

Pria yang berdiri paling depan menjepit pistol itu menggunakan jari telunjuk dan jempolnya sambil menutup hidungnya.

"Eeewww... Apa tidak ada cara lain selain memasukkannya ke dalam perut ikan? Menjijikkan."

"Lalu, haruskah kukirimkan pakai pesawat dan kau ambil di bandara?"

Pria itu pun tak bisa membalas perkataan Kuto. Ia mengisi pistol itu dengan sebutir peluru, kemudian ia todongkan ke arah anak buahnya. Semua anak buahnya terkejut dan ketakutan, segera menunduk dan menghindar. Kemudian ia menodongkannya ke depan wajah Kuto. Kuto tak bergeming.

Klik!

Tak ada peluru yang keluar. Pria itu tertawa terbahak-bahak seorang diri.

"Cukup bermainnya, Jang Han Seo, sekarang berikan uangku," tegur Kuto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cukup bermainnya, Jang Han Seo, sekarang berikan uangku," tegur Kuto.

"Aish... it's not fun," Han Seo memberi tanda pada salah satu anak buahnya untuk memberikan amplop tebal, yang segera dihitungnya.

"Tapi Kuto, kudengar kau juga menjual senjata kepada geng Dongcheon dan Gangnam Union, bahkan langsung mengirim barang ke Jepang tanpa melalui kami."

"Aku berdagang secara bebas, tidak dimonopoli oleh satu pelanggan saja. Aku bebas menjual barangku kepada siapapun selama mereka bisa membayar."

"Bagaimana ya? Hyung tidak suka. Kurasa dia akan mengganti distributor, atau membeli langsung ke Italia atau Rusia."

"Itu terserah kalian."

"Sebelum itu, Hyung mungkin akan mencelakaimu. Aku bukannya mau mengancammu. Aku bilang begini karena hubungan lama kita sebagai langganan."

"Kalian belum mau pergi? Aku sudah mau tutup toko," Kuto membereskan barang-barangnya.

Han Seo hanya menghela napas seraya mengajak anak buahnya pergi.

Ketika Kuto pulang ke rumahnya, keponakannya juga baru saja turun dari mobil bersama seorang pria. Gadis itu langsung masuk ke rumah begitu saja.

Paradise Hill (Vincenzo X Night In Paradise)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang