Part 15

6.8K 693 14
                                    

Happy reading~

.....

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Tak terasa sudah satu tahun usia pernikahan mereka.

Beberapa minggu ini Taeyong merasakan banyak perubahan pada tubuhnya. Ia kerap merasa mual dan pusing, nafsu makan yang terkadang meningkat, tetapi terkadang hilang tak berselera.

Dan pria cantik itu sudah tau jawabannya, ia sudah melakukan test kehamilan kemarin, dua garis yang artinya positif. Namun ia sengaja untuk menyembunyikannya dari Jaehyun. Pria cantik itu sengaja ingin memberi kejutan pada hari anniversary pernikahan mereka.

Hatinya menghangat ketika mengetahui ada sebuah nyawa yang hidup dalam rahimnya. Taeyong mengusap lembut perutnya yang masih rata, pria cantik itu terus tersenyum.

Jaehyun mengatakan bahwa hari ini ia akan pulang telat, sejujurnya Taeyong agak sedih, karena hari ini adalah hari yang sangat penting bagi mereka, ia ingin suaminya meluangkan waktu berdua merayakan satu tahun pernikahan.

Kekesalan Taeyong semakin bertambah karena dari sore Jaehyun tidak memberinya kabar sama sekali, apalagi ini sudah jam 8 malam. Padahal biasanya suaminya itu akan rajin mengiriminya pesan setiap jam, memastikan bahwa Taeyong tidak merasa kesepian di dalam apartemen.

Tidak mungkin kan Jaehyun lupa tentang hari yang sangat penting ini. Atau memang suaminya itu benar-benar lupa mengingat dulu pernikahan mereka sangatlah terpaksa, sehingga Jaehyun tidak menganggapnya special.

"Dasar Jaehyun menyebalkan, lebih baik aku tidur saja." Pria cantik itu menghentak-hentakkan kakinya masuk kedalam kamar, ia sangat kesal, tetapi sebisa mungkin mengatur emosinya supaya tidak berefek pada bayi dalam kandungannya.

"Menyebalkan sekali, Jaehyun." Pria manis itu masih terus menggeram kesal di dalam kamarnya, bahkan hanya melihat pakaian suaminya saja semakin membuat emosinya meluap.

Tiba-tiba sebuah panggilan masuk ke dalam handphone-nya, nama sang suami tertera dilayar. Taeyong mengangkat telfon Jaehyun dengan perasaan kesal.

"Ya Jaehyun ada apa?" ucapnya ketus menjawab telfon.

"Taeyong, apa kau marah?" Jaehyun dapat dengan mudah menebak, pasti istrinya sangat marah kepadanya.

"Aku mengantuk, aku ingin tidur." Pria manis itu hendak mematikan telfonnya, sebelum akhirnya suara sang suami yang membuat Taeyong mengurungkan niatnya.

"Maafkan aku Taeyong. Kau jangan dulu tidur, sekarang temui aku di rooftop," ucap si pria tampan.

Pasti Taeyong sangat marah karena ia tak memberinya kabar dari sore. Pekerjaan Jaehyun sangat padat, ia bahkan tak sempat untuk memeriksa ponselnya.

Kini pria Jung itu sudah berada di rooftop gedung, menunggu sang istri yang sepertinya beberapa menit lagi akan sampai.

Taeyong melangkahkan kakinya dengan kesal, kenapa suaminya itu sangat menyebalkan. Sejujurnya Taeyong sangatlah malas menemui Jaehyun di rooftop. Kehamilan membuat mood-nya menjadi tidak teratur, ia bisa merasakan kesal walau tanpa sebab, atau menangis tanpa alasan yang jelas.

Lift sudah sampai di rooftop, dan pintu lift pun terbuka. Taeyong melangkahkan kakinya, mencari si pria menyebalkan yang sudah membuat mood-nya semakin kacau.

"Taeyong, kemarilah!" Jaehyun melambaikan tangannya ke arah sang istri.

Taeyong terkejut melihat sesuatu yang indah dibelakang Jaehyun. Bagaimana bisa suaminya yang meneyebalkan itu menyiapkan hal yang romantis.

"Aku sudah menyiapkan ini untukmu." Jaehyun menunjukkan sebuah meja makan yang didesain dengan apik menciptakan kesan romantis. Diatas meja sudah terhidang menu makan malam yang sengaja dimasak oleh Jaehyun.

PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang