Part 17

5.8K 624 34
                                    

Siapkan tissu sebelum membaca part ini...

.....

Kehamilan pertama Taeyong sudah memasuki minggu ke-10, pria cantik itu sangat menikmati masa kehamilannya, terlebih lagi ia tidak terlalu merasakan mual atau pusing. Namun justru nafsu makannya semakin meningkat. Dua minggu yang lalu keduanya sudah melakukan kunjungan rutin ke dokter kandungan, dan dokter mengatakan bahwa kandungan Taeyong sehat.

Taeyong sering mengajak bayinya mengobrol, ia banyak membacakan buku cerita sembari mengusap perutnya. Bahkan Jaehyun sering melihat istrinya mengajak bayinya mengobrol saat sedang memasak.

Sekarang Jaehyun sedang sibuk dengan pekerjaan di kantornya, tetapi pria Jung itu selalu menyempatkan waktu untuk bertukar pesan dengan Taeyong. Satu jam yang lalu istrinya pamit untuk tidur, selesai membuat chocochip cookies untuk Jaehyun, Taeyong merasa lelah. Ia pun tidur di dalam kamarnya. Semenjak hamil, Taeyong jadi lebih gampang sekali mengantuk.

Namun ucapan Taeyong saat sarapan tadi pagi selalu terlintas dalam ingatan Jaehyun.

...

Flashback

"Jaehyunnie, semalam aku bermimpi buruk," ucap sang istri ketika sedang menikmati sarapan.

"Kau bermimpi apa, Taeyong?"

"Aku bermimpi kalau bayi lahir, tapi ia sangat pucat dan tidak menangis," lirih Taeyong sambil mengusap pelan perutnya.

"Hanya bunga tidur, Taeyong, jangan terlalu dipikirkan ya, aku yakin bayi kita sehat." Jaehyun mencoba menenangkan istrinya, ia hanya berharap semoga tidak ada sesuatu yang buruk.

Flashback end

...

Jaehyun terus teringat tentang ucapan sang istri tadi pagi. Pria itu menggelengkan kepalanya, guna membuang pikiran-pikiran aneh itu, semoga hanya bunga tidur dan tidak ada hal buruk yang terjadi.

Pria tampan itu kembali berkutat dengan pekerjaannya, sejujurnya ia sangat rindu kepada istrinya, Jaehyun ingin menghubungi Taeyong tetapi istrinya itu sedang tidur siang.

...

Tiba-tiba saja Taeyong terbangun dari tidurnya karena merasakan nyeri hebat dari perut bawahnya. Rasa kram yang belum pernah Taeyong rasakan sebelumnya.

"Aww... kenapa dengan perutku? Sakit sekali!" pekik Taeyong sambil memegangi perutnya yang nyeri hebat.

"Jaehyun.. Jaehyun.. perutku sakit!" Taeyong sudah menangis menahan sakit yang semakin terasa luar biasa.

"Hiks Jaehyun!" Tangannya segera meraih ponsel yang ada diatas nakas, bermaksud untuk menghubungi suaminya di kantor.

Telfon mulai tersambung, Taeyong merasakan perutnya semakin melilit sakit.

"Ya, Taeyong, kau sudah bangun?" tanya Jaehyun diseberang sana.

"Perutku... Perutku... Hiks." Taeyong semakin menangis kencang menahan sakit pada perut bagian bawahnya.

"Perutmu kenapa Taeyong? Kenapa kau menangis?" Suara Jaehyun terdengar sangat khawatir, pria Jung itu mulai berfikir buruk tentang Taeyong, terlebih lagi saat mendengar suara istrinya yang menangis.

"Perutku sangat sakit Jaehyun. Bisa kah kau pulang? Aku tidak tahan dengan sakitnya." Tangisan Taeyong semakin kencang.

"Tunggu aku, aku pulang sekarang." Jaehyun langsung bergegas keluar dari ruangan kerjanya dan dengan terburu-buru memacu mobilnya melewati jalanan Seoul, tetapi sungguh menyebalkan karena siang ini jalanan sangat ramai, hingga mobilnya harus terjebak macet beberapa menit.

PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang