Berdamai Dengan Rasa

47 4 0
                                    

Pagi yang cerah untuk memulai aktivitas. Alarm berbunyi mengingatkan rutinitas. Bismillah adalah langkah awal untuk memulai kegiatan berkualitas.

Hal pertama yang kulakukan adalah tersenyum. Ahad yang indah. Ucapku bergembira. Melihat beberapa bingkisan di atas meja rias yang elok tertata. Satu per satu kemudian kubuka yang diatasnya ada nama yang tertera.

Bayu Bhaihaki tertulis dalam bingkisan yang pertama aku lihat. Terlihat ornamen boneka menghiasi covernya. Aku mengambil lalu mengenyampingkannya. Entah mengapa bukan itu yang mau aku buka pertama.

Aku sedikit kecewa. Aku mencari-cari kado dari abang yang tak kunjung ku temukan. Apa-apaan ini, mengapa abang tidak memberiku kenang-kenangan sebelum dia hendak meninggalkan ku?? Aku hampir menangis lagi, hanya saja tiba-tiba leherku mendadak mengeluarkan cahanya. Aku lupa, abang sudah memberiku liontin. Yah memang tidak surprise tapi aku menggenggamnya lalu tersenyum.

Kemudian ku alihkan pandanganku ke kotak berikutnya. Mengapa kotak ini begitu besar dan cukup berat. Apa ini?? Ibu. Tertulis di bingkisan berwarna brown dengan beberapa ornamen bunga. Aku langsung tersenyum sesaat setelah membukanya. Ini adalah dress yang tidak berapa lama aku upload di feed intagram ku. Apa ibu melihatnya?? Memang ibulah yang paling mengerti anak perempuannya.hehe.

"Untuk anakku yang inshaaAllah sholehah. Maaf kalau ibu belum bisa jadi yang terbaik buat Kay. Ibu sadar dan mengerti akan kekurangan ibu di sisi Kay. Bagi ibu, Kay dan Rey adalah sebaik-baik harta yang Allah titipkan untuk ibu. Dan terkhusus untuk anak sholehah ku Kay jaga dirimu baik-baik yah nak, jangan pernah tinggalkan sholat dan selalu berbuat baik kepada sesama. Jadilah manusia yang bermanfaat yang senantiasa dirindukan kehadirannya. Semangat anakku, umur juga termasuk titipan dari Allah, jadilah lebih baik sayang. Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita shalehah. Salam sayang dari ibu yang selalu sibuk ini" tertulis dalam lembaran kecil yang ku temukan terselip dilipatan dress hadiah ibu.

Entah mengapa aku sangat terharu membacanya. Ibu adalah sebaik-baik perempuan di mataku. Ibu mengajar dan menjadi seorang dosen di salah satu universitas swasta di kota ku. Jaraknya cukup jauh dari rumah yang menjadi alasan ibu harus pergi pagi dan pulang kala senja. Ibu tipe perempuan yang sangat responsible menganggap pekerjaan adalah amanah yang Allah titipkan. Ibu selalu mengajarkan kami bahwa segala yang kita lakukan akan diminta pertanggung-jawabannya diakhirat kelak.

Next aku membuka bingkisan Elin dan Diva yang isinya 3 buah buku bacaan dan 1 novel. Kemudian mataku tertuju sama satu bingkisan kecil yang membuatku ingin menangis sekaligus tertawa. Dari covernya saja aku sudah tau isinya apa dan siapa yang ngasih.

"Ayaaaahhhh!!" teriakku tanpa mengetahui ekspresi apa seharusnya yang ku keluarkan. Mengapa ayah begitu random sih?? Apaan ini??? Sebungkus silverqueen dan secarik kertas yang tertulis "Barakillah anak wangi ayah yang rajin mandi (tentu saja itu adalah majas ironi yang ayah tujukan padaku) itu ayah beliin coklat di makaan yah biar tambah semangat kalau ga abis simpan aja di kulkas nanti ayah makan." Respon seperti apa yang akan ku keluarkan?? Hemp sudahlah, seperti itulah ayah dari tahun-tahun sebelumnya juga demikian jadi tidak ada yang diherankan lagi.

.......

Sleeeppp tiba-tiba notifikasi chat wa ku berbunyi. Bayu Bhaihaki. For the first time aku tersenyum sesaat setelah chat itu muncul.

"Sekali lagi Barakillah yah Kay. Oh iya maaf yah dengan kadonya. Jujur Kay aku belum pernah ngasih orang lain kado-kadoan jadi aku sedikit bingung memilihnya. Semoga kamu suka yah Kay" tertulis dalam pesan itu.

"Belom aku buka Bay, ini baru otw buka. Apapun itu makasih pokoknya. Makasih juga buat doanya." Balasku dengan ku sisipkan sedikit emoticon smile.

Whaaattt?!! Apa ini? Sejadah?? Aku kemudian memegangnya erat lalu tiba-tiba saja bibirku dengan sendirinya melukiskan senyuman. Aku senang?? Ini hanya sebuah sejadah mengapa harus senang seperti ini? Ah, aku terlalu berlebihan. Rasanya mau langsung sholat. Tapi aku masih berhalangan hehe. Senang banget rasanya sampai tak bisa berkata-kata. Belum lagi usai rasa bahagiah ku tiba-tiba terjatuh sesuatu saat ku hamparkan sejadahnya di lantai. Apa itu?? Mengapa begitu mengkilat?? MasyaAllah tasbih kah itu?? Yah mungkin sepintas tidak ada yang istimewa dari pemberian dia. Hanya saja baru kali ini seseorang memberiku hadiah yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya.

Gimana Kay?

Kayy??

Kamu ga suka kah??

Ga suka yah Kay??

Kayy??

Mau aku gantiin kah???

Aku ga tau milih barang yang bagus Kay.

Maafin aku Kay.

Kayy??

Tanpa aku sadari ternyata box chat Bayu belum aku tutup dan begitu banyak spam chat yang masuk. Aku hanya sedikit kesulitan untuk berhenti tersenyum.

"Ehh.. enggak, enggak kok Bay. Aku suka. Suka banget Alhamdulillah. Makasih banyak yahh Bay." Lagi-lagi ku akhiri dengan emoticon senyum.

"Beneran Kay? Alhamdulillah. Yah moga aja kalo sholat kamu liat sejadahnya dan namaku bisa ikut dalam doamu, hehe"

Mengapa aku tidak risih lagi dengan kalimatnya? Mengapa justru senyumku semakin lebar?? Ya Allah jagalah perasaanku, walau telah berdamai dengannya jangan biarkan aku lepas dari kendali-Mu. Aamiin...

******


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RASA 1Where stories live. Discover now