15

1K 142 14
                                    

•••

"Kau suka sekali permen kapas?"

Sakura sudah dua kali membeli permen empuk itu, saat matahari mulai meninggi, gadis itu merengek pada Kakashi untuk segera kembali ke Villa dan makan siang di kamar, cuaca Suna mulai sangat panas di luar sini dan mereka memang sudah cukup merasa gerah.

"Aku selalu memimpikan hal ini." Sakura berhenti melangkah di depan Kakashi. "Berkencan, jalan-jalan, makan permen kapas bersama kencanku... sulit rasanya melakukan itu dengan yang lain tapi bersamamu, kita bisa melakukan semuanya."

"Apa yang membuat nya sulit sebelum denganku?"

"Memangnya aku bisa mengharapkan apa dari kisah cintaku yang tragis?" Sakura tersenyum miris.

Sakura menghela nafasnya sejenak. "Sasuke intorvert, kau tau itu, dia bahkan tidak pernah benar-benar menjalin apapun dengan ku, dia sangat mustahil melakukan hal manusiawi begini dan juga Sasuke itu... Ah sudahlah, aku malas membahasnya. Naruto sudah ku anggap saudara sendiri, jadi ketika ia memohon untuk jalan-jalan denganku, aku selalu mendebatnya dan Gaara, dia jauh dan kami berkencan saat dunia sedang krisis. Lalu pria yang lain, mereka cukup menyebalkan."

Kakashi mendengarkan cerita Sakura dengan seksama. Gadis itu luar biasa, dia idaman para pria dan Kakashi merasa beruntung bisa berkencan dengan Sakura saat ini.

"Kau cukup populer ya di kalangan pria, sudah berapa banyak yang mengajakmu berkencan?" Kakashi bertanya penasaran.

"Kau yakin ingin tau?"

"Yep." Kakashi mengangguk kecil.

"Sasuke tidak termasuk ya, karena dia tidak pernah mengatakan hal yang berarti."

"Ya, iya." Kakashi mengendikkan bahunya. "Aku saksi setiap saat kalian bersama."

Sakura tertawa karena mengingat Kakashi selalu menjadi orang ketiga di setiap pertemuannya dengan Sasuke. 

"Oke, Pria pertama itu Naruto, berkali-kali mengajakku, saat menjalani misi kami pernah sekali pergi berdua ke festival malam, tapi berakhir dengan aku memukulnya karena dia menyebalkan."

Kakashi bergidik ngeri mendengarnya, ia tau seperti apa pukulan itu. Pukulan maut Haruno Sakura untuk seorang Uzumaki Naruto itu spesial. Naruto bisa melambung beberapa meter jauhnya.

"Rock Lee, kau tau kan dia tergila-gila padaku sampai saat ini? Tapi aku selalu menolaknya. Kemudian Kiba dan Sai, saat itu kejadian sangat canggung dan aku merasa aneh saat mereka mengajakku kencan sampai bertengkar, tapi aku menolak keduanya, ini jauh sebelum perang terjadi, saat aku pulang dari Suna setelah bertarung dengan Sasori." Lanjut Sakura. Wah, dia idaman para pria.

"Aku pernah berkencan cukup lama dengan adiknya Morino Ibiki, saat menjalankan misi dan kami bertemu kembali, tapi aku memutuskan untuk berpisah karena dia terlalu berani. Dia sudah melamarku saat usiaku lima belas, itu menyebalkan padahal aku tidak seserius itu dengannya sampai ayah dan ibu selalu ia temui hingga ia berhenti saat aku memukulnya. Kemudian saat perang, ada empat orang yang mengajakku berkencan, salah satunya Gaara. Dia yang aku terima."

Sakura menjelaskan panjang lebar dan Kakashi tercengang, sepopuler ini Sakura yang selalu ia ganggu tapi ia tidak mengetahui apapun? Padahal selama ini ia selalu ada di dekat Sakura, tapi gadis itu tidak menunjukkan apapun. Sehingga yang Kakashi tau selama ini Sakura jomblo.

"Saat perang terjadi masih saja ada yang memikirkan sebuah kisah asmara padahal dunia sedang dalam bahaya?" Kakashi menggelengkan kepalanya tak paham.

"Wah. Kau memang gadis yang hebat. Meski aku bukan yang pertama tapi aku senang mendapat kesempatan untuk berkencan denganmu." Ucap Kakashi lagi.

Sakura tersenyum kecil. "Terima kasih untuk semuanya Kakashi-sensei. Kau satu-satunya yang selalu ada di dekat ku, lebih dari Naruto. "

Summer Love (KakaSaku) ✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ