Minho sudah muak dengan tanya-tanya tidak penting yang selalu dilontarkan. Dia pikir dengan jujur akan buat papa kapok untuk tanya lagi, tapi ternyata tidak.
"Jadi, kapan kamu mau nikah?"
***
Begitu pun Seungmin, dia tidak lagi mau dengar pertanyaan...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seungmin tidak pernah merasa seperti ini. Hampir saja dia hilang fokus saat menangani pasiennya. Begitu selesai memberi pertolongan, Seungmin langsung mencari seseorang yang dia lihat sebelumnya. Meski baru berjumpa beberapa kali dia tidak mungkin salah mengenali Minho.
"Pasien kecelakaan tadi apa ada atas nama Lee Minho?" Dia tanya ke meja informasi dengan gusar.
"Sebentar, dok."
Ditunggu beberapa saat, tapi rasanya terlalu lama. Seungmin mulai tidak sabaran. "Ada?" Tanyanya lagi.
"Ada, dok. Di ruangan C-03."
Tanpa buang waktu Seungmin langsung menuju ruangan yang dimaksud. Langkah kaki jenjangnya tidak bisa santai sama sekali. Ruangan yang masih berada di lantai yang sama di tempat dia berpijak saat ini harusnya tidak jauh, tapi kenapa sekarang terasa jauh.
Seungmin masuk tanpa permisi karena ruangan pun tidak ditutup. Ada banyak pasien di sana. Sebenarnya separah apa kecelakaan beruntun ini, dia membatin.
"Oh, Seungmin. Bisa bantu periksakan pasien bangsal dua?"
Mereka kekurangan tenaga, terlalu banyak korban dalam peristiwa ini. Seungmin tentu tidak bisa menolak. Dia bergegas datangi pasien yang dimaksud.
Didampingi seorang suster, Seungmin langsung beri pertolongan dengan serius. "Tidak apa-apa, tidak ada luka serius. Bersihkan saja lukanya," suruhnya pada suster di sebelahnya.
Seungmin mundur dan menyisir sekitar. Mencari keberadaan Minho. Di ujung sana, kerumunan ramai tenaga medis menarik perhatiannya.
"Denyut jantungnya lemah, dok."
Dia bisa dengar itu. Cemas, Seungmin cemas saat itu. Dia berjalan mendekat dengan ragu-ragu. Itu tidak mungkin Minho. Seungmin tidak paham ini perasaan jenis apa. Dia biasanya sangat tenang saat menangani pasien kecelakaan. Di tengah kecemanannya tepukan pada bahunya mengurungkan niatnya untuk dekati bangsal tersebut.
"Heh!"
Begitu Seungmin berbalik dia bisa merasakan bahunya turun dan napasnya berhembus lega. Sialan, rasa cemasnya sirna entah ke mana.
"Kamu ngapain di sini?" Tanya Seungmin pura-pura tidak tahu, tapi jelas nadanya naik di sana.
Minho membersit kecil sambil pegangi paha kanannya. Seungmin bisa lihat dengan jelas pemuda di depannya meringis.