24. Kakak

4.5K 538 93
                                    

Felix melompat kecil di paving blok yang dipasang sepanjang jalan menuju pintu masuk perusahaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felix melompat kecil di paving blok yang dipasang sepanjang jalan menuju pintu masuk perusahaan. Rambut pirangnya diikat satu ke belakang. Langkahnya terhenti saat lihat bosnya berdiri sambil kacak pinggang di depan pintu.

"Apa yang dilihat calon suami masa depanku," gumamnya. Dia ikuti pandangan Changbin dan mendapati ada Minho yang baru saja turun dari mobil suaminya.

Felix mendengus, "memang kalau mantan belum move on begitu," ejeknya. "Dekati ah," dia kembali melompat dan langsung gandeng siku Changbin. Buat pria itu terkejut dan refleks melepas gandengan mereka.

"Kamu apa-apaan sih," keluh Changbin tidak suka. Hampir saja dia pukul kepala karyawannya itu. Namun urung karena Felix sudah menghindar dengan cepat.

"Jangan dilihat terus, pak. Lebih baik bapak lihat saya saja. Kurang ganteng apalagi Lee Felix ini," katanya.

"Siapa yang bilang kamu ganteng, hah?" Tanya Changbin dengan manik menyorot tajam sosok mungil Felix.

"Saya, pak."

Decihan remeh diberikan oleh si bos. "Kamu cantik, ngaca sana!" Suruhnya sambil dorong dahi Felix dengan jari telunjuknya.

Felix pegangi dahinya. "Agak kasar, tapi tidak apa-apa, yang penting dipuji cantik huhuh. Pak Changbin, pak, tunggu."

Minho yang sudah lihat keduanya dari kejauhan hanya geleng kepala. Dia menoleh ke mobil, "pergi sana."

"Kemarin kamu bilang sayang sama aku," Seungmin memberitahu dengan lugas. Dia basahi bibirnya dengan ujung lidah. Merasa gugup karena menyinggung soal ini. Dan dia belum ingin pergi sebelum keingingannya dikabulkan.

"Masa iya?" Tanya Minho dengan dahi berkerut.

Seungmin miringkan kepalanya. Ekspresinya nampak speechless, "kamu lupa?"

Nada tidak percaya yang digunakan buat Minho mau tidak mau perhatikan lagi suaminya itu. Rasanya ingin tertawa. Ternyata lucu mengerjai Kim Seungmin. Dia tersenyum manis, "bercanda."

Seungmin langsung bernapas lega. "Nggak lucu," balasnya. "Kalau serius, kenapa nggak mau kasih cium sebelum pergi? Kamu kerja seharian, aku juga. Anggap ini obat biar nggak kangen."

"Obat kangen? Memang ada obat seperti itu, dokter Kim?"

"Ada. Kamu buktinya."

Bisa dipastikan wajah Minho langsung memerah. Dia palingkan dengan cepat agar pria dalam mobil tidak sadar itu. Tapi percuma, karena Seungmin sudah paham kebiasaannya.

"Sini, cium sedikit. Di pipi juga tidak apa-apa," bujuknya.

"Kamu benar-benar nggak nyerah untuk minta cium," Minho tidak habis pikir sama sekali.

"Cepat, shiftku dimulai satu jam lagi. Waktunya nggak banyak."

"Ish," Minho ingin mengumpat rasanya, tapi tetap saja dia turuti mau pria itu. "Ribet buka pintu lagi."

AMOUROUS | 2MIN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang