Chap 3 | Jalan.

688 90 7
                                    

Siang menderang pukul 13

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siang menderang pukul 13.42 di tempat parkir terdengar bunyi pintu mobil tertutup saling bersahutan. Sudah siap mengambil tempat duduk masing-masing, satu pria di kemudinya menyetel radio dengan memasang kacamata hitam.

"Siap?" Tanya Agam.

Semua mengacungkan jempol. Sementara di satu mobil lainnya kompak menidurkan satu anak kecil entah itu memberi snack bayi atau susu sehingga atmosfer dua kubu sangat berbeda.

"Oke boy let's go!"

Namun sejenak terhenti, "Loh bang Agam kan ada maunya aja kalau di suruh begini," di ingatkan pula mereka tidak lupa membawa remaja pengacau suasana.

Cakra menutup mulut Saddam dengan senyuman, "Kalau dia macam-macam kita sekap dia. Ayo cepetan."

Mobil mereka melaju menikmati suasana kota weekend ini. Musik yang melantun membuat mereka menikmati hembusan angin tak kala kaca mobil terbuka. Jalanan tidak terlalu ramai ini serasa menyenangkan.

Di setiap sisi trotoar di penuhi angkutan umum berhenti sejenak tuk menurunkan penumpangnya atau para pedagang kaki lima.

Zidan dari kursi pengemudinya bernyanyi di ikuti Dika. Sesekali Rangga bernyanyi namun matanya masih fokus menatap layar ponsel. Satu bayi kecil nan manis menatap kota dari jendela mobil penuh akan rasa kekagumannya. Theo tersenyum puas dan menepuk kecil tubuh depannya juga ikut menikmati suasana kota Jakarta.

Saddam mengambil satu botol air minum, "Everything means nothing if i can't have you..."

Barulah setelahnya para pria bernyanyi dengan riang bahkan Agam sangat asyik di kursi pengemudinya dan tidak lupa pula Gilang si adem ayem terikut keseruan mereka. Cakra seakan teringat di masa SMA dulu, dimana dalam mobil angkutan umum mereka saling bernyanyi tidak peduli berakhir di marahi.

Masa kenangan dulu sangat indah sampai tidak bisa terulang untuk ke dua kalinya.

Bundaran H.I mereka lewati. Saddam menyembulkan kepalanya tuk menatap lebih luas bagaimana kota Jakarta ini harus di nikmati. Walau udara memang agak kotor akibat padatnya kendaraan tetapi tidak menutup kemungkinan ada taman penghijau di setiap tempatnya.

Gilang tersenyum menatap kearah luar dengan pikiran lepasnya. Zidan kembali bernyanyi dan mendadak heboh akan suara dari masing-masing mereka sampai Azkandra terkejut kecil tetapi hebatnya dia tidak nangis atau rewel.

"Hu! I can't write one song that's not about you!"

Paling keras pula Dika bernyanyi memimpin para temannya. Dengan satu tangan keatas, Zidan memulai pidato kembali, "Atas nama kaum jomblo. Kita tidak peduli!"

I'm A Father RN?! • Taeyong ft JisungWhere stories live. Discover now