19 ; As Fas As I Know

184 22 15
                                    


"Iya, aku tau aku suka sama kamu. Aku tau."

ㅡLevian Danu Gundharma

ㅡLevian Danu Gundharma

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

























Langit pagi itu baru saja bersemu. Dinginnya angin dan hangat mentari mulai tercampur menyapu wajah Danu. Jujur saja, kantuk masih menggantung pada netranya yang menebal. Demi apapun, Danu tidak bisa tidur dengan nyenyak usai perkara yang dimulai Juned.

Oh, iya. Besok pagi-pagi gue ambil ke kosan ya. Hanya itu kalimat yang Danu kirimkan untuk membalas pesan Kanina semalam. Dan Kanina hanya mengiyakan tanpa ada sambungan dari pembicaraan mereka. Danu pikir, lebih baik dijelaskan secara langsung saja perihal Juned yang membajak pesannya itu.

Isi kepalanya berputar kian kemari. Deretan kata mulai mengantre dalam kepalanya. Perihal apa yang harus dikatakannya dan bagaimana cara memulainya. Namun, agaknya Danu terlalu sibuk merangkai kata di sepanjang perjalanan. "Lah, udah sampe?" monolognya.

Ini masih terlalu pagi, tidak enak untuk mengetuk. Danu lantas mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Kanina, "Gue udah di depan, Nin," tukasnya.

"Oh, iya, Kak. Sek bentar ya tak turun." Sambungannya diputus sepihak oleh si gadis. Tapi, Danu jadi tersenyum mendengar ucapan Kanina yang campur aduk begitu. Lucu.

Tak berapa lama, Danu bisa melihat gadis itu sedikit berlari kecil menghampirinya. "Pagi, Kak Levi," sapanya usai membuka pagar.

Untuk satu sekon Danu tercenung menatap senyum dari bibir merah jambu itu. "Eh, iya. Pagi."

Sial. Kenapa Danu jadi terasa canggung begini?

"Nih dompetnya." Kanina menyodorkan barang yang ketinggalan semalam.

Danu lantas menghela panjang. Ayolah, Dan, jangan kayak orang bego, begitu pikirnya. Danu mengambil dompet itu, "Thanks ya." Dan Kanina hanya mengangguk.

Tunggu, Danu masih harus menjelaskan pembajakan ponselnya semalam, kan? Tapi kenapa Danu jadi bingung, semua kalimat yang sudah dirangkainya sepanjang perjalanan mendadak buyar.

Lalu, Danu berucap, "Oh iya, Nin. Ini gue sekalian ninggal motor gue di sini buat Ghiska. Biar kemana-mana gampang." Baiklah, yang ini tidak mengada-ada, bukan juga basa-basi. Danu hampir saja melupakan Ghiska hanya karena satu senyum yang menawan itu. "Ghiska mana?" lanjutnya.

Baru saja Danu bertanya, Adik perempuannya itu langsung menyambar, "Kenapa nggak bilang dari kemaren sih, Mas? Tau gitu kan aku nggak usah pesen ojol!" Ghiska kesal sekali selagi keluar melewati pagar putih dan lantas berhadapan dengan Kakaknya itu.

(in)complete [COMPLETE][✓]Where stories live. Discover now