Part 48

18 1 0
                                    

Keesokan harinya setelah mengantar ketiga sahabat Tita, mereka memutuskan untuk kembali kerumah masing-masing. Saat diperjalanan pulang Tita meminta Aldo untuk membelikan martabak kesukaannya. Lalu, Aldo dan Tita singgah kerumah mereka terlebih dahulu untuk mengambil beberapa berkas Aldo. 

"Kalian kok lama banget?" tanya Nenek

"Ini nek Tita tiba-tiba pengen martabak" sahut Aldo sembari meletakkan beberapa kotak martabak dimeja

"Perasaan kita sebelum ke airport udah makan kan ya" ucap Nenek

"Namanya juga Tita nek. Gak gampang lapar gak Tita namanya" celetuk Tio diiringi tawa semuanya

"Tumben diem aja dek gak kayak biasanya" ucap Nindy

"Ah? Gapapa kok kak, biarin aja abang ngomel yang penting aku makan martabak" sahut Tita lalu mengambil martabak kesukaannya

Aldo menyadari ada yang aneh pada istrinya sejak menerima telfon tadi.

Flashback beli martabak

"Kayak biasa kan yangg?" tanya Aldo diangguki Tita

"Kamu tunggu dimobil aja ya" ucap Aldo

"iya aku sambil baca berkas ini mas" sahut Tita menunjukkan berkas yang harus ia tandatangani

Tak lama ponsel Aldo berdering namun karna Tita bukan orang yang kepo akan privasi suaminya maka membiarkan. Ponsel Aldo terus bunyi beberapa kali sampai membuat Tita bingung. Saat ia akan kembali membaca berkasnya ponsel Aldo kembali berdering dan akhirnya Tita menjawab karena takut itu adalah hal penting.

"Halo Al. Aku kangen banget sama kamuu. Besok ketemuan yukk" ucap seorang perempuan dengan nada manja

"Ini siapa ya?" sahut Tita

"Ini Ririn pacarnya Aldo. Kamu siapa?" 

"Pacar? Saya istrinya" 

"Istri? Gak mungkin lah. Aldo gak mungkin udah nikah" sahutnya membuat Tita mematikan panggilan

"Sayang ini pesenan kamu" ucap Aldo memasuki mobil membawa beberapa kotak martabak

Tita langsung memberi ponsel Aldo dan menerima pesanannya. Betapa bahagianya Tita setelah memakann martabak kesukaannya hingga lupa akan kekesalannya tadi.

Flashback off

"Sayang kamu kenapa? Setelah nerima telfon tadi kamu agak beda dari biasanya" Tanya Aldo saat mereka sudah dikamar

"Tadi yang nelfon cewek kalo gak salah namanya Ririn" sahut Tita

"Gausah dengerin apa yang dia bilang. Mas gatau dia ngomong apa tapi yang pasti dia bukan siapa-siapa mas. Kita dulu cuma sekelas aja, bahkan mas gak pernah ngomong sama dia. Ada deh sekali pas tugas kelompok aja setelah itu gaada lagi" ucap Aldo membuat Tita tersenyum

"Mass kamu tenangg. Aku bukan mikirin itu"

"Terus kenapa?"

"Ucapan nenek pas di villa buat kepikiran"

"Udah kita doain yang terbaik buat semuanya. Semoga sampai semua cucu berkeluarga dan punya anak kita bisa tetap komplit. Kita doain semoga semua sehat-sehat ya" ucap Aldo memeluk Tita untuk menengkan

"Aku belum bahagiain mereka sepenuhnya mas, aku gak mau mereka sampai kenapa-kenapa" sahut Tita sedih

"Kita bahagiain mereka sama-sama sayang. Keluarga kita kan udah jadi satu. Mas bersyukur banget bisa jadi bagian dari Bhadreswara dan Effendie, mas merasa keluarga kalian luar biasa. Mas nyesal kalo ingat dulu gimana mas ke keluarga mas"

TITANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang