Part 1 - Bincang keluarga

164 4 0
                                    

INDONESIA
Keluarga Bhadreswara sedang berkumpul diruang tamu membicarakn tentang pernikahan putra sulung dari Indra, Tio yang akan segera melangsungkan pernikahan dengan wanita pilihannya, Nindy kekasihnya sejak SMA yang mana sebagai satu2nya perempuan yang bisa sangat menyayangi dirinya (menerima kelebihan dan kekurangan apapun yang dimiliki Tio), yang juga tidak mencintai dirinya hanya karena harta seperti gadis lain yang pernah didekatinya dan lagi Nindy juga sangat menyayangi adik perempuan Tio satu2nya, Tita. 1 syarat utama setiap kali Tio dekat dengan perempuan yaitu harus bisa menyayangi adiknya itu. Dan hanya Nindy lah perempuan yang berhasil meluluhkan Tita. Bahkan Tio juga pernah dimarahi oleh Nindy karena setiap adiknya ini pulang ke Indonesia, Tio seolah tidak bisa melihat adiknya ini tenang karena dia selalu membuat adiknya ini kesal. Setiap kali Nindy bertanya kenapa dia selalu membuat adiknya kesal, Tio dengan mudahnya menjawab "Tita itu jarang di Indo jadi aku suka aja liat mukanya kalo lagi kesal dan marah hehe". Bahkan Tio kadang cemburu dengan adiknya sendiri tapi segera dia tepis rasa cemburunya karena melihat kedekatan sang pacar dan adiknya itu.

"Jadi bagaimana persiapan pernikahanmu, Tio? Sudah berapa persen selesai?" tanya Opanya
"Udah 80% opa." Jawabnya santai. "Oiya pi Tita gimana? Pulang kan?" lanjutnya bertanya
"Kamu tenang aja. Papi udah hubungi Tita katanya pulang kok. Cuma dia gak lama, dia gak bisa tinggali pelajarannya lama2" jawab Papi
"Emang berapa lama, ndra?" Tanya Opa ke Papi
"Katanya 2 hari sebelum acara dia pulang dan setelah resepsi besoknya dia harus pulang" jawab papi dengan nada sedih karna putrinya hanya bisa pulang sebentar
"Yahh kok cepat banget sih, pi? Papi gak bilangin ke Tita untuk lebih lama apa?" Tanya Mami yang daritadi diam
"Iya, ndra. Setidaknya 2 minggu lah bilang sama Tita. Mama kangen cucu perempuan Mama, ndra." Lanjut Oma
"Lagian disana juga Tita kan lagi libur, ndra" lanjut Opa
"Aku juga maunya gitu. Cuma gimana bilangnya aku juga bingung. Tita udah gak sama kita dari kelas 5 SD dan kita juga jarang kesana ngunjungi Tita karna terlalu sibuk kerja. Aku jadi gak tega ngomongnya nanti seolah aku maksa." Jawab Papi masih dengan nada sedihnya bahkan sedang menahan agar tidak menangis

Ya. Titania Adeeva Afsheen Putri InDav Bhadreswara atau Tita, putri semata wayang keluarga Bhadreswara ini memang sudah tidak tinggal bersama keluarganya sejak kelas 5 SD karena mendapatkan beasiswa untuk belajar di London.Tita juga tidak pernah mengeluh jika orangtuanya jarang mengunjungi dirinya, karena dia sangat mengetahui pekerjaan orangtuanya dan juga keluarganya.

"Memang sih, pi. Gimana kita kosongin waktu untuk 2 minggu. Kita pergi liburan sama Tita." Mami
"Papa yakin Tita ngerti, ndra. Bahkan dia juga gak pernah maksa kan." Lanjut Opa
"Mau tunggu kapan lagi pi adek pindah kesini? Akan lebih baik kan kalau adek ada disisi kita. Abang juga pengen ngemanjain adek, pi" Tio
"Gimana kalau kita suruh aja adek kesini, pi?" lanjut Mami
"Kan adek juga udah kelas 3 tunggu selesai aja gimana? Nanti kasian adek pindah2 lagi" jawab papi
"Papa rasa gak masalah juga kalau sekarang, ndra. Toh disini kan Tita juga bisa pindah kesekolahnya sendiri." Opa
"Lagian Tita kan pintar jadi mama yakin Tita mampu lah, ndra."
"Iya juga ya. Adek kan pintar kalaupun dibilang pindah kesini pasti gak susah lah nangkap pelajaran. Andin sama Kila juga ada disini. Aku juga kangen sama adek, pengen ngemanjain putriku satu2nya. Tapi kan harus ada alasan yang pas mana mungkin aku tiba-tiba minta begitu saja. Ya Tuhan apa yang harus kukatakan?" Batin Papi

Disaat semua masih diam menunggu jawaban Papi, tiba-tiba dering hp membuat lamunan papi buyar...

"Siapa bang?" Tanya Indra pada Tio
"Adek, pi. Suruh buka laptop dia mau vidcall rindu katanya" jawab Tio setelah itu berlalu mengambil laptopnya dikamar.

Sekembalinya Tio dengan laptop dia membalas chat Tita sambil mengaktifkan Skypenya...

Tuutt Tuutt -panggilan tersambung-
"Wahwahwah lagi pada ngumpul toh rupanya. Kakek nenek kok gak ada, bang?" Sapa Tita dari sana.
"Iya dek lagi pada kumpul Cuma kakek sama nenek yang gak ada lagi ke Bandung ada kerjaan" balas Tio yang hanya dijawab anggukan Tita dengan senyum manisnya.
"Gimana keadaan kamu disana, sayang?" tanya Opa.
"Sekolahnya lancarkan nak?" lanjut Papinya. Baru saja akan dijawab sudah terpotong lagi "kamu makan banyak kan disana? Kok oma lihat kamu agak kurusan?" Oma
"Jangan terlalu diforsir nak. Adek juga butuh refreshing, sayang." Lanjut Maminya. Sedangkan Tita diseberang sana hanya tersenyum geli melihat tingkah keluarganya itu
"Kok diam dek? Tuh yang tua-tua pada kepo haha" ucap tio dengan cengirannya
"Gimana Tita mau jawab, bang. Baru mau dijawab udah dilanjut lagi hahaha. Tita sehat-sehat aja kok. Sekolah Tita lancar aman terkendali pokoknya, pi. Kalau soal makan Oma jangan khawatir karena bang Bima bakal kayak Mami cerewet kalau Tita telat makan atau malas makan atau apapun itu. Kalau soal kurus, Tita kan emang gak bisa gemuk mau makan sebakul juga badan ya gini-gini aja, Oma. Mami tenang aja adek disini juga refreshing kok. Semua tenang aja ya." Jawab Tita
"Oh jadi mami cerewet ya? Hmm?" Mami
"Hehe peace mi" balas Tita dengan jari berbentuk V nya. "Pada omongin soal abang ya pasti?" lanjut Tita
'Iya nak. Udah 100% kata abang. Jadi ya ngomongin beberapa hal penting aja sih." Balas Papi
"Ohiya adek pulang kan? Pulangnya kapan? Apa abang aja yang jemput kesana?" Tio mulai heboh
"oh gitu toh.. Iya abang tenang aja adek pasti pulang. Mungkin 2 hari sebelum acara bang. Pengantin gak boleh kemana-mana, kalau perlu abang diikat aja pi biar gak keluyuran haha." Tita
"Dikira abang apaan diikat." Balas Tio pura-pura cemberut
"Dih udah mau married masih aja kek bocah. Nanti Tita fotoin tiketnya deh.. Gak terasa dong ya 2 minggu lagi. Tuh udah adek chat ke grup tiketnya" jawab Tita "Opa sama Oma kok diam-diam bae? Kenapa? Gak rindu ya sama Tita? Duh sedih deh" sambungnya
"Siapa bilang gak rindu sayang? Cuma ada hal penting yang pengen dibilang Opamu itu." Jawab Oma sambil melirik suaminya
"Apaan Opa? Bilang aja. Kalau ada yang Opa pengen mudah-mudahan bisa Tita kabulin. Opa tenang aja" jawab Tita dengan rasa penasarannya
"Hhmm gimana ya? Susah juga bilangnya sih, ini termasuk yang barusan kami omongin.... Gini nak kami semua pengen kamu balik ke Indo dan mulai semuanya disini sayang. Kami gak mau lagi terpisah-pisah gini. Ya Opa sama yang lain juga gak akan maksa karena gimanapun kamu udah mulai nyaman disana dan punya kehidupan sendiri disana Cuma ya Opa berharap kamu mau kembali kerumah, kita kumpul semuanya sayang." Jawab Opa dengan penuh harapan
"Oh soal itu. Oke gini Tita juga pengen ngumpul sama semuanya tapi Tita kan disini masih sekolah tanggung banget Opa kalau pindah lagi udah gitu susah nanti apain pelajarannya. Gimana dong?" Tita
"Adek udah pintar kalaupun adek pindah kesini pasti gampang kok nangkap pelajarannya. Ada Killa sama Andin juga kan yang bakal satu sekolah sama adek. Udah gitu adek kan tau sendiri Nindy pengen banget adek ada disini jadi dia ada temennya, dek." Sergah Tio
"Okedeh kalau gitu. Kasih Tita waktu buat pikirin semuanya ya. Dan adek juga gak akan bisa pindah gitu aja karena disini lagi ujian akhir, mau pindah kesana kan juga butuh rekapan nilai dari sini. Sabar ya.." jawab Tita dengan senyum khasnya yang tentu saja membuat semua yang sedang berkumpul berteriak bahagia.

Tita yang melihat itu juga tidak melepaskan senyumnya. Tita akan melakukan apapun agar keluarganya bahagia. Baginya bahagianya selama ini kurang lengkap karena dia menghabiskan waktu selain dengan sahabatnya, hanya dengan Bima -asisten pribadi merangkap bodyguard- dan bodyguard lainnya. Bisa kembali ke Indonesia dan berkumpul dengan keluarganya tentu membuatnya sangat bahagia.

"Udah udah jangan teriak-teriak lagi. Adek harus beres-beres mau ke sekolah. Bye semuanya" Tita menghentikan tingkah mereka
"Oke dek. Semangat ya." Jawab Tio "Byebye adek" disambung oleh semua orang yang tadi masih bahagia.
Tutt -panggilan berakhir-
"Yess semoga aja adek mau buat pindah ya opa?" Tio
"Iya semoga aja ya bang adek mau" Papi
"Kalau Opa rasa adek pasti mau. Percaya deh sama Opa." Opa dengan bangganya
*****

LONDON
Tita melakukan panggilan setelah dirinya selesai makan dan tentunya masih ditemani Bima dan 5 bodyguardnya.
"Tita bakal pindah dek? Kalau kamu pindah terus kita gimana dong?" Bima
"Masih aku pikirin bang. Aku juga pengen pindah sih tapi liat ntar aja deh. Ya kalau Tita pindah ya kalian juga ikut lah.." Jawab Tita yang dibalas anggukan 6 orang yang ada dimeja makan itu
"Udah aku ambil tas dulu baru berangkat." Sambung Tita sembari berlalu kekamar..
*****

Apakah Tita akan kembali ke Indonesia atau tidak?
Silahkan lanjut ke chapter selanjutnya...

Maaf kalau kurang menarik 🙏
Semoga kalian suka ya 🙏

TITANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang