Takut

2.6K 262 1
                                    

Gadis itu memegang testpack yang dibelikan Jevano. Ia masih ragu mencobanya. Dari tadi Nayla hanya mondar-mandir dikamar mandi dan memikirkan banyak hal.

"Coba dulu, dari pada takut" lirihnya.

Walau ia ragu. Akhirnya ia coba sendiri. Berharap tidak pernah terjadi apapun.

Ia membalikan test packnya. Sebelum melihatnya.

Gadis itu menarik nafas panjang, kali ini Nayla sangat takut.

Dua garis

"Bagaimana ini?!!!" Tubuh Nayla merosot dilantai kamar mandi. Ia terkejut dan takut.

Nayla menahan dirinya agar tangisannya tidak terdengar.

Jevano sama gugupnya seperti Nayla. Ia hanya didepan pintu kamar mandi sambil berpikir.

Lama sekali Nayla tidak keluar.

Tok tok tok

"Sayang.."

Jevano memanggil Nayla agar segera keluar.

"Keluarlah, ayo kita hadapi bersama"

Karna tidak ada jawaban akhirnya lelaki itu membuka pintu.

"Naylaa!" Melihat kekasihnya yang menangis terisak dilantai membuatnya segera memeluk gadis itu.

"Nayla, jangan seperti ini" Jevano mengusap kepala Nayla dan mengeratkan pelukannya.

"Jevan.." lirih Nayla dalam isaknya.

"Iya sayang.." Jevano berusaha tetap kuat apapun hasilnya.

"Aku hamil.."

Kata yang sebenarnya Jevano takuti. Diusia muda sepertinya menjadi seorang ayah itu sangat memalukan dan menjadi hinaan orang-orang.

Ia semakin mengeratkan pelukannya pada Nayla.

"Tidak apa-apa. Ayo kita hadapi bersama"

"Jevano, maaf"

"Kamu tidak salah Nayla. Kita melakukan bersama. Sekarang kita harus tanggung itu bersama"

Nayla menangis sejadi-jadinya dipelukan Jevano. Lelaki itu merasa hatinya sakit melihat sang kekasih terluka.

"Aku janji. Aku akan tanggung jawab" kata yang harusnya bisa membuat Nayla tenang.

Mulai hari ini, kehidupan mereka akan berubah.

"Jevan.. aku takut"

"Nanti kita pikirkan lagi ya"

Jevano mengendong Nayla menuju sofa ruang tamu.

"Minum dulu sayang"

Lelaki itu menyodorkan segelas air putih untuk kekasihnya.

"Bagaimana jika bunda dan ayah marah?"

"Bunda dan ayah pasti marah. Tapi aku janji, aku ada untukmu nanti"

Nayla masih sedikit terkejut. Matanya sekarang sangat sembab karena terlalu banyak menangis.

Jevano duduk dibawah Nayla, menumpu dirinya dengan lutut.

"Hai.. jangan pernah berfikir aku ninggalin kamu Nay. Aku gak akan pernah lakuin itu" Jevano menangkup pipi Nayla.

"Aku tahu" Nayla berusaha tersenyum.

Young DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang