24

8.7K 895 117
                                    

Happy reading

***

Bibi Anh masuk dengan nampan berisi segelas air dan obat dari dokter.

" Dokter meminta anda meminumkan ini pada tuan Zhan ketika ia bangun." Pinta wanita tersebut pada Wang yibo yg sedang duduk menunggui sang istri

" tuan boleh bibi bicara?" Pelayannya itu memberanikan diri.

" Mn."

" bibi hanya ingin memberi sedikit saran." Bibi Anh menarik nafas dalam dalam "Setiap hubungan pasti akan mengalami yg namanya masalah, namun selama itu masih bisa dibicarakan maka masalah itu akan bisa segera terselesaikan. Istri anda saat ini sedang hamil dan masalah kalian berdua ini sedikit banyak berpengaruh bagi kesehatannya. Semalam tuan Zhan mengabaikan makannya, dan tadi dia juga hanya sarapan sedikit. Apapun masalah yg kalian hadapi tolong bicarakanlah baik baik agar tidak berlarut larut, kasihan tuan Zhan. Di usianya yg masih terlalu muda ia sudah harus menikah, disaat yg lainnya bebas bergaul dengan teman sebayanya, ia justru diharuskan menjadi istri dan mempersiapkan diri untuk menjadi seorang ibu. Tuan, jika istri anda masih bersifat kekanakan tolong maklumilah dia. Jika istri anda sedang marah tolong mengalahlah, Jangan justru meladeninya. Bersikaplah lebih bijak karna bagaimanapun andalah suaminya." Setelah mengucapkan kalimat panjang tersebut, bibi Anh pun pergi. Wanita itu berharap, majikannya itu bisa mengesampingkan egonya mengingat sang istri yg saat ini tengah hamil.

Setelah kepergian pelayannya itu, Wang yibo merenungi setiap perkataan yg dilontarkan oleh wanita tersebut. Akhir akhir ini ia memang begitu sensitif, hingga membuatkanya mengalami ketakutan berlebih, ia takut istrinya ini tidak mencintainya padahal Wang yibo sudah begitu cinta mati padanya. Ia takut Xiao zhan meninggalkannya dan menggantikannya dengan yg lebih baik. Sungguh ketakutan yg tak beralasan, padahal sebelumnya ia adalah tipe manusia yg tak pernah memikirkan hal semacan itu.

Wang yibo adalah pria baik namun ia bukanlah sosok yg begitu perhatian dan peduli akan hal hal kecil seperti itu, dia adalah pribadi yg cenderung begitu cuek dan masa bodoh dengan sekitarnya, namun kepolosan dan perhatian istri kecilnya itu mendobrak benteng pertahanannya. Merubah persepsinya dan membuatnya merasakan sesuatu yg belum pernah ia rasakan sebelumnya, hingga mampu mengenalkannya pada rasa khawatir, kekhawatiran akan sesuatu yg sebenarnya tak perlu untuk ia khawatirkan. Wang yibo khawatir sang istri tak mencintainya, khawatir Xiao zhan meninggalkannya dan menggantikannya dengan yg lebih muda darinya. Maka saat melihat sosok Sehun, kekhawatiran itu semakin menjadi jadi, pemuda itu ancaman terbesarnya. Sosok nyaris sempurna seperti dirinya pun bisa mengalami insecure ketika dihadapkan dengan cinta.

Xiao zhan terbangun ketika senja menunjukkan jingganya.

" kau sudah sadar? Bagaimana perasaanmu?" Istrinya itu tak menjawab, Xiao zhan memilih memalingkan wajahnya. Ia masih kesal dengan suaminya ini.

" aku tau kau marah padaku, tapi dokter memintaku untuk memberikan obat ini untuk kau minum." Jelasnya kemudian menyodorkan segelas air serta beberapa butir obat.

Xiao zhan meraihnya kemudian meminumnya, setelah itu ia kembali memalingkan wajahnya. Wang yibo keluar setelah melihat sang istri meminum obatnya. Keduanya perlu menenangkan pikiran masing masing.

Bulan telah menunjukkan rupanya. Pintu kamarnya kembali dibuka dan itu dilakukan oleh bibi Anh.

" makan malamnya tuan." Beritahunya.

" aku tidak lapar bi."

" meskipun tuan tidak lapar, tapi yg diperut tuan harus tetap diberi makan, kalo nanti dia kenapa kenapa bagaimana?" Ujarnya lembut." Apa perlu bibi suapi?" Tawarnya, Xiao zhan menggeleng. Meskipun enggan ia pun akhirnya menurut.

Ketika sendokan ketiga, tangisnya pun tumpah. Meski tanpa isakan namun air matanya itu kian deras mengalir hingga membuat buburnya serasa asin.

" aku sudah kenyang bi." Ucapnya pada sendokan kelima yg hanya mengambang dipermukaan kemudian kembali menjadi penghuni mangkuk. Xiao zhan menghapus air matanya.

" kalo tuan masih ingin menangis, maka menangislah! Tidak perlu ditahan seperti itu." Bibi Anh meletakkan nampannya diatas nakas.

" maafkan aku bi. Bibi pasti tidak enak mendengar pertengkaran kami tadi." Lirihnya.

" bibi sudah biasa tuan. Saat bibi masih tinggal dengan anak dan menantu bibi, mereka juga sering begitu, tapi setelah itu mereka segera berbaikan lagi."

" benarkah begitu, bi?" Xiao zhan mengangkat wajahnya.

" he em... setiap hubungan pernikahan pasti pernah mengalaminya, ini bahkan belum seberapa lho tuan."

" tapi yg tidak seberapa menurut bibi, itu begitu berat bagiku hiks..." tangisnya kembali pecah.

" gege sangat keterlaluan, kalo aku salah kenapa tidak mengatakannya langsung padaku. Kenapa dia malah mengabaikanku, lalu tiba tiba datang dan membentakku. Dia membuatku kecewa." Adunya. Bibi Anh pun kemudian memeluknya sambil mengusap punggungnya dengan lembut.

" pria itu yg menyukaiku, tapi aku tidak. Lantas apa aku harus membuat semua orang membenciku? Lagipula bagaimana bisa aku mengatur perasaan orang lain padaku. Aku memang dari dulu begitu bi..." adunya lagi dipelukan bibi Anh.

" kalo terus begini, lebih baik aku kembali pulang ke rumah ibuku, ibu bahkan tak pernah marah hingga membentakku seperti gege. Lalu kenapa gege malah melakukan itu padaku. Kalo aku salah seharusnya gege bilang, kalo aku keliru seharusnya gege membimbingku, jangan justru seperti itu. Aku membencinya, bi." Xiao zhan terus mengeluarkan uneg uneg dalam hatinya, tanpa disadari olehnya kalo orang yg dimaksud turut mendengarkannya semua curhatan istrinya ini.

" gege keterlaluan. Aku benci dia bi. Aku sangat membencinya. Aku ingin pulang kerumahku bi, aku tidak ingin tinggal disini. Aku ingin pulang..., aku ingin tinggal bersama ibu...hiks." isaknya. Wang yibo menengadahkan wajahnya ke atas, mencegah agar air matanya tidak ikut jatuh setelah mendengarkan ratapan dari istrinya ini. Tuan Wang anda benar benar sudah sangat keterlaluan....

Puas menangis Xiao zhan pun kembali terlelap karna kelelahan. Bibi Anh menyelimutinya kemudian membawa nampan bekas makan Xiao zhan keluar.

" tuan Zhan sudah tertidur, tuan." Lapornya ketika melihat Wang yibo terduduk disofa ruang keluarga.

" terimakasih, bi." Ucapnya karna wanita tersebut sudah menyadarkannya dan membantunya merawat sang istri yg kini masih enggan bertemu dengannya.

" sama sama, itulah gunanya saya berada disini." Balasnya kemudian pamit ke dapur.


Air mata seorang istri itu sangat mahal

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Air mata seorang istri itu sangat mahal. Di tiap tetesnya pasti mengandung sebuah arti.
Istri tidak akan pernah menangis jika ia masih sanggup untuk menanggungnya.
Istri juga tidak akan menangis jika ia masih mampu bertahan, maka saat pertahanannya itu runtuh, tidak ada lagi yg sanggup untuk membangunnya.




Tbc.

Mendadak Nikah ( Completed In Pdf)Onde histórias criam vida. Descubra agora