NOW (2)

889 342 59
                                    

Harusnya aku belum update bab baru krn vote bab sebelumnya belum mencapai 100 🥲 tapi baiklah aku senengin kalian dengan bab baru. Tapi please kasih komentar sama votenya, dong... sebelum cerita ini jadinya berbayar.
Terima kasih sudah membaca UTM dan wajib kamu masukin Reading list

Ruangan itu diterangi cahaya lampu LED yang berada tepat di atas kepala Theodore

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Ruangan itu diterangi cahaya lampu LED yang berada tepat di atas kepala Theodore. Ia baru saja mendengarkan asumsi si Kepala Polisi Penyidik di depannya tentang istrinya yang kemungkinan besar pergi dan menghilang secara sukarela. Sebagian dirinya jelas tidak dapat menerima hal itu.

"Tidak mungkin," kata Theodore. "Laura tidak mungkin sengaja meninggalkan bayinya sendiri di sana. Dia bahkan tidak sanggup meninggalkan bayinya sendiri di halaman belakang rumah, bagaimana mungkin-" Theodore mengusap wajahnya, memandangi sejenak wajah Loneree yang tertidur di pangkuannya. "Aku yakin pasti seseorang telah mempengaruhinya."

"Maksudmu, seseorang yang membujuknya untuk pergi?"

Theodore bingung, tidak dapat menjelaskan secara pasti. "Jika yang kau terka bahwa Laura sengaja pergi dengan sendirinya, aku berpikir bahwa seseorang telah mempengaruhinya."

Yafeu mengerutkan kening dengan mata yang tidak pergi ke mana-mana selain menatap Theodore yang masih tampak seperti orang yang menyimpan sesuatu. Jauh di dalam diri Theodore, ia bahkan belum siap kehilangan orang yang dicintai. Ditambah dengan kekhawatiran yang membayanginya selama ini terhadap seseorang yang mengancam ketenangannya.

"Aku ingin melihat mobilnya," kata Theodore tiba-tiba, menelusup keheningan sementara.

Yafeu setengah bangkit dari duduknya sebelum benar-benar tegak berdiri. "Ya, aku memang ingin menunjukkannya padamu. Ayo, ikutlah denganku."

Loneree tentu saja masih tertidur pulas di dalam gendongan Theodore. Pipinya jatuh di atas bahu sang ayah. Theodore mengikuti Yafeu saat pria itu membawanya ke area parkir khusus kendaraan barang bukti. Tempat itu berada di lapangan terbuka. Beberapa kendaraan dari yang masih bagus sampai yang terburuk bahkan hancur karena kecelakaan berbaris di sana. Ketika Theodore keluar dari pintu kantor polisi, ia tidak kesulitan menemukan mobil Chevrolet milik Laura karena letaknya yang tidak terlalu jauh.

Lapangan itu diterangi cahaya lampu seterang lampu lalu lintas. Yafeu membuka pintu kemudi tanpa menunggu lama untuk menunjukkan sesuatu.

"Kami sudah melakukan penyelidikan secara menyeluruh pada mobil ini. Apa kau ingin memeriksanya kembali? Barangkali ada hal yang tidak kami ketahui tapi kau mengetahuinya."

"Apa boleh-" Theodore memberi isyarat pada Yafeu dengan mata yang melirik ke putrinya. Polisi itu ternyata memahami maksud Theodore, mengulurkan tangannya untuk menerima Loneree dari tangan sang ayah.

"Tentu. Tidak masalah," ujarnya tidak keberatan.

Dengan perasaan terburu sekaligus aneh, Theodore melongokkan kepalanya ke dalam setelah membuka pintu kemudi. Ia bisa mencium aroma pengharum mobil bercampur dengan aroma parfum Laura. Sebagian hatinya terasa perih di saat bersamaan. Sosok itu tidak ada di situ, yang tersisa hanyalah aroma tubuh Laura yang nyaris menghilang. Ia melihat ke jok penumpang bagian belakang, kursi bayi milik Loneree masih menempel seperti biasa dan ia ngeri membayangkan putrinya sendirian dan menangis tanpa ibunya. Theodore memejamkan mata sesaat untuk kembali fokus.

Under The MirageWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu