28

56.9K 6.4K 245
                                    

Happy Reading!

🍂🍂🍂🍂

_________________________

"Alaya! "-Maura menolehkan kepalanya guna melihat laki-laki yang kini tengah berdiri di depannya dengan wajah yang sedikit terkejut.

" LO?! "-teriak keduanya membuat semua orang yang berada di taman menatap ke arah mereka.

" Jadi? Alaya keponakan lo? "-tanya Maura pada lelaki itu. Lelaki itu pun mengangguk sebagai jawabannya.

" Gimana lo kenal dia? "-tanya lelaki itu menatap Maura bingung.

" Gue nggak sengaja ketemu dia ditaman dulu"-ucap maura, lelaki itu mendudukkan dirinya di samping alaya.

Lelaki itu menyodorkan ice cream yang dibawanya pada alaya, dan satu lagi masih berada ditangannya, lelaki itu melirik maura yang kini tengah mencuri pandang menatap ice cream itu, dirinya pun terkekeh melihatnya.

"Emang lo yang terbaik van"-ucap maura berbinar saat melihat devan yang kini tengah menyodorkan ice cream itu ke arahnya.

Ya devan lah om dari alaya, si anak indom*e.

Bicara tentang bocah itu, kini bocah itu tengah menatap devan dan maura secara bergantian.

" Kakak cantik kenal sama om devan? "-tanya alaya pada maura yang kini menatapnya, lain halnya dengan devan yang memelototkan matanya.

" Heh bocil! Gue nggak setua itu ya buat lo panggil om"-ucap devan menatap garang alaya.

" Kata mama, om itu udah tua, umurnya aja udah banyak, umur alaya masih lima om udah delapan belas, banyak banget kan? Sisanya tinggal dikit. "

" Maksud lo, umur gue tinggal dikit? "-tanya devan nyolot, alaya hanya mengangguk sebagai jawabannya.

Devan menyentuh dadanya dramatis, sedangkan maura kini sudah terbahak melihat drama perdebatan om dan ponakan yang aneh ini.

" Seneng banget gue liat muka sok tersakiti lo van"-ucap maura masih tidak bisa menghentikan tawanya.

Devan yang melihat maura tertawa pun ikut tertawa, setelah semalam dia memikirkan tentang gadis itu yang menangis disekolah dan pergi begitu saja membuatnya merasa khawatir tentang keadaan gadis itu.

Lain halnya alaya yang bingung dengan ke dua manusia yang tengah tertawa bak orang kesetanan ikut tertawa meski tak tau apa yang sedang ditertawakan nya.

🍂🍂🍂🍂

"Dari mana ra? "-tanya arkan yang baru saja menuruni tangga dan melihat maura memasuki rumah.

" Basa basi yang sangat basi"-ucap maura Menatap arkan jengah, Arkan pun hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, memang basi.

Maura tak memperdulikan arkan yang kini terlihat sedang memikirkan suatu bahan untuk mereka mengobrol.

Maura berjalan menaiki tangga, tapi arkan selalu saja menghalanginya.

" Ngapain sih lo bang? "-ucap maura kesal, tapi ucapannya membuat arkan menjadi senyum-senyum sendiri.

Maura yang melihat arkan seperti itu pun menatap arkan aneh.

 EXHAUSTING(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang