Back to School

1.4K 129 6
                                    

Hai, hai, maaf banget baru update lagi. Makasih banyak yang udah nungguin cerita ini 😭🙏. Kalau kalian lupa sama jalan ceritanya, boleh dibaca bab sebelumnya. Semoga kalian suka sama bab ini. Selamat membaca~

•••

Nanon menginjakkan kakinya di koridor sekolah, menuju kelasnya. Pagi ini ia sudah mulai bersekolah lagi setelah tak masuk selama 5 hari. Kesehatannya juga sudah mulai pulih dan dokter pun sudah memperbolehkannya pulang.

"Azekk ada yang dah balik, nih."

"Betah amat di rumah sakit perasaan."

"Yes temen gibah gue balik."

Begitu Nanon masuk ke dalam kelas, geng AJJC langsung menyambutnya dengan sorakan. Nanon yang mendengarnya merasa malu.

"Lo pada apaan sih, malu bego." Nanon kemudian berjalan ke arah tempat duduknya dan meletakkan tasnya di bangkunya. Bangkunya yang bersama Ohm bukan dengan geng AJJC.

"Woii gangguin Nanon lo ya padaan?!" Dari belakang Ohm datang dan langsung merangkul Nanon.

"Posesif padahal cuman sahabat, cih," sinis Kao yang langsung mendapat tatapan tajam dari Ohm dan Nanon.

"Lo ngapain, sih! Lo kan gue suruh tunggu dulu di luar lamaan," ujar Nanon sambil melepas tangan Ohm dari pundaknya.

Ya, Ohm dan Nanon berangkat bareng pagi ini. Ohm menjemputnya ke rumah Nanon tadi pagi. Sebenernya dulu mereka sering melakukannya, dan terlihat biasa saja. Tapi, karena sudah mengetahui perasaan masing-masing, Nanon jadi merasa malu dan takut jika terlihat orang banyak. Padahal dulu mereka melakukannya melebihi hal itu.

Tapi, sekarang ini Nanon berpikir, apa hanya sahabat melakukan hal ini? Bagaimana pandangan orang nantinya? Sementara Nanon juga masih berstatus 'pacar' Marc, meski mereka tak tau kebenarannya.

"Loh? Berangkat bareng nih?" tebak Boun tapi dengan nada menggoda.

"Emang sahabat ga boleh berangkat bareng sama sahabatnya?" ujar Ohm membela dirinya sambil menatap Nanon dengan tatapan menggoda. Nanon menatap kesal Ohm dan memukul bahu pria itu.

"Aw," ringis pawat sambil memegang bahunya yang kesakitan.

Nanon berjalan menuju bangku kosong sebelah Kao, tempat duduknya dulu.

"Jadi ada hal apa aja selama gue di rumah sakit?" tanya Nanon menghadapkan dirinya ke belakang, bertatap-tatapan dengan Tiwat dan juga Boun. Kao pun ikut membalikkan badan. Biasanya kalau sudah seperti ini, sesi per-ghibahan pun dimulai.

Ohm yang tak mau ketinggalan pun, mengambil bangku yang kosong dari meja lain, dan menariknya untuk duduk di sebelah meja Kao.

"Banyak. Dari nih si Ohm marah-marah mulu gara-gara kepikiran sama lo. Mana sampai mau ribut sama si Fiat," ujar Boun antusias. Kalau soal per-ghibahan memang Boun nomor satu di depan.

Nanon menatap Ohm sambil menggelengkan kepalanya tak menyangka dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Lo udah gila apa gimana?"

"Gue gila juga kan gara-gara lo. Lo kan virus gila," jawab Ohm dengan wajah meledek.

"Sembarangan lo."

Kao, Boun, dan Tiwat hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah dua sahabat itu. Sudah biasa dengan segala pertengkaran mereka.

"Tapi nih ada yang lebih epic lagi," lanjut Boun.

Otomatis Nanon berbalik menatap Boun begitu juga dengan yang lainnya. Mereka semua antusias dengan sesi per-ghibahan kali ini.

"Si Prigkhing di skors."

[OhmNanon]•FRIENDZONEWhere stories live. Discover now