15

5.2K 752 80
                                    

HIDUP di The Burrow sama sekali berbeda dengan hidup di panti asuhan. rumah keluarga Weasley penuh dengan
hal-hal aneh dan tak terduga. Clara kaget sekali ketika pertama kali dia melihat ke dalam cermin di atas tungku di dapur dan cermin itu berteriak, "Masukkan kemejamu, yang rapi!"

Hantu di loteng melolong dan menjatuhkan pipa setiap kali dia merasa suasana terlalu sepi, dan ledakan-ledakan kecil dari kamar Fred dan George dianggap normal. Meskipun demikian, yang bagi Clara luar biasa tentang hidup di rumah keluarga Ron bukanlah cermin yang bisa bicara ataupun si hantu bising, melainkan kenyataan bahwa semua orang di rumah itu tampaknya menyukainya.

Nyonya Weasley meributkan kaus kaki Clara dan berusaha memaksanya tambah tiga kali setiap makan.
Tuan Weasley ingin Harry dan Clara duduk di sebelahnya di meja makan, supaya dia bisa membombardirnya dengan pertanyaan-pertanyaan tentang hidup bersama Muggle, memintanya menjelaskan bagaimana bekerjanya hal-hal seperti steker listrik atau sistem pos.

"Mengagumkan!" katanya setelah Harry menjelaskan bagaimana menggunakan
telepon. "Cerdik betul, berapa banyak cara yang telah ditemukan Muggle untuk bisa hidup tanpa sihir."

"Surat dari sekolah," kata Tuan Weasley, menyerahkan amplop perkamen kekuningan yang sama kepada Harry, Clara dan Ron, yang alamatnya ditulis dengan tinta hijau.

"Dumbledore sudah tahu kalian di sini, orang itu tahu segalanya. Kalian berdua dapat surat juga,"katanya menambahkan, ketika Fred dan George muncul, masih memakai piama.

Selama beberapa menit suasana sunyi ketika mereka semua membaca surat mereka. Surat Clara memberi tahunya agar naik Hogwarts Express seperti biasanya dari Stasiun King's Cross pada tanggal 1 September. Juga ada daftar buku buku baru yang diperlukannya
untuk tahun ajaran berikutnya.

"Entah bagaimana Mum dan Dad akan bisa membelikan semua keperluan sekolah kita tahun ini," kata George setelah diam sesaat. "Lima set buku-buku Lockhart! Dan Ginny perlu jubah dan tongkat dan macam-macam lagi...."

Clara sama paniknya, dia bahkan tidak punya satu Sickle pun di dalam kantongnya.

Nyonya Weasley mengambil vas bunga dari rak di atas tungku dapur, lalu mengintip ke dalamnya.
"Sudah hampir habis, Arthur," katanya menghela napas. "Kita harus beli lagi hari ini... ah, tamu lebih dulu! Kau duluan, Harry! Lalu Clara! "Dan dia menyodorkan vas itu kepada Harry.

Harry bingung memandang mereka semua mengawasinya. "A-apa yang harus kulakukan?" katanya tergagap.

"Dia belum pernah bepergian dengan bubuk Floo," kata Ron tiba-tiba. "Sori, Harry, aku lupa."

"Belum pernah?" kata Tuan Weasley. "Jadi bagaimana kau sampai di Diagon Alley untuk membeli keperluan sekolahmu tahun lalu?

"Kami naik kereta bawah tanah..."

"Bubuk Floo jauh lebih cepat, Nak, tapi
entahlah, kalau kau belum pernah..."

"Tidak apa-apa, Mum," kata Fred. "Harry, lihat kami dulu."Fred mengambil sejumput bubuk berkilau dari vas bunga, melangkah ke perapian dan menaburkan bubuk itu ke nyala api. Dengan deru keras api berubah menjadi hijau dan menjulang lebih tinggi dari Fred, yang melangkah ke dalamnya sambil berteriak, "Diagon Alley!" dan langsung
menghilang.

"Ngomongnya harus jelas, Nak," Nyonya Weasley mem-beritahu Harry, ketika George memasukkan tangan ke dalam vas. "Dan keluarnya harus di perapian yang benar..."

"Di mana?" tanya Harry gugup, ketika api menderu dan melenyapkan George dari pandangan juga. "Yah, ada banyak perapian penyihir yang bisa dipilih, kan, tapi asal kau ngomongnya jelas..."

"kau selanjutnya Clara" nyonya weasley berkata saat Harry sudah tersedot dari cerobong asap.

Sambil berusaha keras mengingat semua ini, Clara mengambil sejumput bubuk Floo dan berjalan ke perapian. Dia menarik napas dalam-dalam, menaburkan bubuk ke nyala api
dan melangkah masuk. Apinya terasa bagai angin hangat. Clara membuka mulut dan langsung tertelan olehnya banyak abu panas.

THE RETURN OF THE LOST GIRL  | COMPLETED|Where stories live. Discover now