Prologue

2.4K 204 201
                                    


Pernahkah terlintas oleh kalian, kapan, dimana, dan bagaimana kalian ingin mati?

Aku? Ingin detik ini dan malam ini juga.

Hari ini aku pulang bekerja pukul 11 malam. Seperti biasa, setelah bus menurunkan di halte, aku harus berjalan kaki sekitar 20 menit untuk menuju tempat kosan.

Aku sedikit lelah. Kemudian aku berpikir untuk menyusuri jalan pintas yang bisa sampai dengan cepat meskipun jalan pintas itu agak sepi dan jarang sekali aku lalui ketika malam hari.

Masabodoh. Aku tidak terlalu memikirkan hal buruk terjadi padaku ketika melewati jalan pintas tersebut karena pikiranku terlampau ingin segera tidur nyenyak di atas kasur.

Pilihanku ternyata salah. Keputusanku melewati jalan pintas untuk segera sampai kosan ternyata tidak pernah terjadi. Malam ini akan menjadi malam panjang dan malam tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Ketika dua orang pemuda menghadang jalanku dan membawaku ke gudang kosong yang sudah terbengkalai jauh dari wilayah kosan.

Bisa kalian bayangkan apa yang kedua lelaki itu lakukan padaku selanjutnya?

Benar. Kedua lelaki itu melecehkanku. Mereka berdua memperkosaku secara bergiliran.

Aku ingin berteriak, tetapi hanya ada tangisan menahan rasa sesak di dada dan perih di bawah sana.

Aku sempat mendengar suara desahan menjijikan mereka saat menikmati tubuhku. Aku ingat betul, wajah tampan yang tak sebanding dengan kelakuan bejat mereka itu. Demi Tuhan, aku ingin sekali membunuh mereka tetapi tubuhku lemas tak berdaya.

Bisakah Tuhan mengirimkan seseorang untuk menolongku? Disetiap tangisanku, aku berharap seperti itu.

Tidak. Malam ini, Tuhan tidak mendengarkan doaku. Harapanku yang mengharapkan kemunculan seseorang yang menolongku, tidak dikabulkan. Mereka berdua telah mencapai puncaknya dan membiarkanku terkulai lemas.

Kedua lelaki itu segera merapikan pakaiannya, srdangkan aku masih menangis. Tak lama setelahnya, salah satu lelaki itu mendekat ke arahku.

"Jangan menangis," katanya sembari menyisir lembut suraiku yang berantakan.

Aku ingin menepis, tapi aku tak memiliki keberanian untuk melakukannya-- terlalu takut. Tatapannya seakan membuatku untuk menurutinya.

"Jangan coba-coba untuk melaporkan kami, karena sebelum itu terjadi kami akan menyebarkan video ini," ujar lelaki lain itu dengan tangan sebelah kanannya yang dipenuhi oleh tato.

Aku masih diam membeku, tak satu katapun aku ucapkan untuk menanggapi celotehan dua lelaki biadab macam mereka.

"Maaf, ya, kami harus meninggalkanmu di sini." Lelaki yang berada tepat di depanku mengusap suraiku sebelum akhirnya mereka berdua pergi meninggalkanku di sini.

Sekitar 15 menit mereka berlalu, akupun langsung membenahi diri. Aku juga takut ditinggalkan sendirian di dalam gedung kosong ini.

Pukul 1 dini hari dan aku masih berada dijalan sepi sembari berjalan tertatih menahan rasa nyeri. Demi Tuhan, rasanya aku ingin mati saja. Aku merasa menjadi wanita kotor, wanita yang sudah tak memiliki masa depan, wanita yang hancur kehidupannya dalam semalam. Sungguh, aku ingin mati saja.

Aku tersenyum penuh kebencian pada jalan hidupku ditengah malam yang dingin ini.

Aku menatap langit dengan penuh harapan. Semoga tidak terjadi sesuatu yang hidup dalam rahimku. Jika itu terjadi, maka hidupku akan benar-benar hancur.



Duh, aku mau ngomong apa yaaa??? Hehee

Eum ... Ini story ke-3 aku.
Aku harap kalian enjoy bacanya yah. Aku sangat berterimakasih untuk kalian yang masih setia sama aku dengan memberikan vote dan komen kalian.

Lanjutan dari love story part 2 nanti akan aku publish, tapi aku agak bingung-- yang mau aku jadiin part 2 itu bagian Taehyung, Jungkook, atau Yoongi hehehe
Tapi karena cerita ini tokoh utamanya Yoongi, kemungkinan Love Story itu, ya antara bagian Jungkook atau Taehyung.

Oh iya, khusus dicerita ini gak bakalan ada lawak²an, soalnya yg lawak² udah aku kemas di cerita Love story hehehe

Ciyuuu💋

🖤Iren🖤

Past Grudge (MYG) MWhere stories live. Discover now