O9 | Ungkapan

7.3K 967 49
                                    

Happy reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading
.
.
.

Tiga bulan semenjak kejadian dimana Lan Wangji mengetahui yang sebenarnya dan berakhir mereka menghabiskan tiga hari tiga malam yang panas. Alpha giok itu tidak pernah terlihat dimana pun, apa dia membuang Wei Wuxian setelah mengetahui kebenarannya soal keberadaan anaknya?

Sudah sebulan juga Wei Wuxian mengalami mual, kram pada perutnya, serta pusing yang berlebihan. Ia khawatir kalau dia kembali mengandung anak alpha giok itu makanya dia belum memeriksakan nya sampai sekarang.

Hari ini ia berencana untuk menjemput Yuan yang terlihat sedang asik memakan es krim bersama dengan temannya dan satu orang dewasa menemani mereka di taman sekolahnya.

Ia merasa dejavu.

"A-Yuan," panggilnya.

Merasa terpanggil, Yuan menengok ke arah sumber suara dan menemukan mamanya berdiri disana dengan coat berwarna cream di tubuhnya sedang tersenyum manis padanya.

"Mama!" pekik Yuan.

Ia segera meloncat turun dari bangku taman sekolahnya kemudian berlari ke arah Wei Wuxian di ikuti oleh Lan Jingyi yang berada dalam gendongan papanya.

"Adik Wei," panggilnya membuat Wei Wuxian yang tadinya fokus ke Yuan teralihkan.

"... Tuan Lan Xichen?" tebaknya.

Lan Xichen tersenyum, "tidak usah terlalu formal adik Wei, aku hanya ingin membicarakan sesuatu hal yang penting denganmu. "

Wei Wuxian mengerutkan alisnya, sesuatu yang penting?

Ia merasa tidak terlalu dekat dengan kakak Lan Wangji, jadi hal penting apa yang pria itu miliki yang harus diberi tahu kan padanya?

"Ah baik, jadi ada apa Xichen ge?" tanya Wei Wuxian dengan wajah penasaran.

"Wangji mengakui semua perbuatannya pada paman yang termasuk juga bahwa ia sudah menghamilimu. Kau pasti bertanya-tanya kenapa Wangji tiba-tiba menghilang semenjak hari itu kan? Karena pengakuannya itu menyebabkan dia dihukum untuk mendapatkan cambuk kedisiplinan sebanyak tiga puluh tiga kali yang mengakibatkan Wangji terkena demam parah hingga sekarang. Kami selalu berusaha untuk membawanya ke rumah sakit tapi Wangji selalu menolak dan hanya ingin di rawat dirumah. Selama dia demam juga, ia selalu mengigau memanggil nama mu dan juga Yuan. Jadi adik Wei, apa kau mau ikut ke rumah kami? Siapa tau dengan kedatangan mu, bisa membuat Wangji semangat untuk sembuh." ujar Lan Xichen tanpa melebih-lebihkan ataupun mengurangi cerita yang sebenarnya.

Wei Wuxian terdiam mendengar seluruh pengakuan Lan Xichen, mengapa Lan Wangji sampai melakukan itu?

Padahal Wei Wuxian tidak pernah memintanya, kenapa alpha Lan satu itu benar-benar suka mencari penyakit.

Wei Wuxian menarik nafas dan menghembuskannya dengan berat, ia tidak punya pilihan lain selain mengangguk setuju. Ia hanya tidak mau ayah dari anak-anak nya menderita terlalu lama. Kurang baik apalagi Wei Wuxian.

Lan Xichen semakin melebarkan senyumnya, dia memang sudah menebak dari awal kalau Wei Wuxian tidak akan menolak. Apalagi ini menyangkut Lan Wangji, adiknya.

***

"A-Yuan tunggu disini dulu ya, mama harus bicara dulu dengan paman Wangji," ujar Wei Wuxian berusaha untuk memberikan pengertian pada anaknya.

Yuan mengangguk mengerti, ia pun pergi untuk bermain dengan Lan Jingyi.

Setelah memastikan putranya sudah pergi, Wei Wuxian berbalik dan membuka pintu kamar milik Lan Wangji dengan pelan.

Netra kelabunya menangkap sosok Lan Wangji sedang tertidur dengan posisi telungkup. Ia bisa melihat punggungnya yang sudah diperban yang entah mengapa membuat dadanya terasa sangat sesak.

Dengan pelan ia berjalan ke arah kasur Lan Wangji tanpa menimbulkan suara sedikitpun karena tidak ingin mengganggu waktu istirahat alpha giok itu.

Wei Wuxian duduk di atas karpet putih berbulu yang berada di kamar Lan Wangji, matanya tidak lepas darin punggung terluka Lan Wangji.

Ia merasakan matanya memanas dan terasa sesuatu akan segera keluar jika saja ia berkedip meskipun hanya sekali. Entah mengapa Wei Wuxian merasa kalau dirinya yang sekarang sangatlah sensitif dibanding kan dulu.

Mendengar suara isakan yang mengusik waktu istirahatnya. Rasa pusing langsung menghantam kepala Lan Wangji saat ia memaksakan dirinya untuk terbangun. Dengan pelan dia menengok ke arah suara isakan itu berasal dan malah menemukan Wei Wuxian menangis sambil menelusupkan wajahnya pada lipatan tangannya.

"Wei Ying?" panggilnya dengan suara serak, sudah ada beberapa bulan dia jarang berbicara tenggorokannya terasa sangat kering.

Wei Wuxian mengangkat wajahnya, betapa kagetnya Lan Wangji begitu melihat lelehan air mata mengalir dari mata indah milik omeganya.

"Wei Ying, ada apa? Kenapa menangis?" Lan Wangji mengangkat tangannya berniat untuk menghapus air mata omeganya.

Wei Wuxian malah menangkap tangan itu, menggenggamnya dengan erat dan memberikan kecupan singkat pada punggung tangannya. Telinga Lan Wangji perlahan memerah karena mendadak mendapatkan manis dari kekasih hatinya.

"Sangat sakit?" menyadari pertanyaan bodohnya, Wei Wuxian menggeleng kuat kemudian meralat pertanyaannya. "Kenapa mengaku ke tuan Lan?"

"Maksudnya?"

"Kau kan bisa saja tidak perlu memberitahukan ke tuan Lan kalau kau sudah meniduriku, kau bisa saja menganggapnya sebagai angin lalu," gumam Wei Wuxian sambil menatap ke arah lain saat merasakan Lan Wangji menatapnya dengan tajam.

Lan Wangji memaksakan dirinya untuk bangun dari posisi berbaring nya meskipun punggungnya masih terasa sangat perih dan kepalanya pusing.

"Lan zhan, kenapa malah bangun, kau masih membutuhkan istirahat yang cukup," ujarnya tapi Lan Wangji berlagak seperti tidak mendengar apa-apa.

"Wei Ying, bagaimana bisa aku bersikap seolah-olah semuanya angin lalu sementara kamu selama ini mengalami kesulitan untuk mengandung, melahirkan, serta membesarkan Yuan sendirian?"

Kepala Wei Wuxian menunduk dan tatapannya menyendu, ia sadar ini bukanlah kesalahan Lan Wangji melainkan salahnya yang menyembunyikan semuanya.

"Aku cuman mau bertanggung jawab dengan semua perbuatan ku kepada mu, Wei Ying. Dan juga..."

Wei Wuxian mengangkat kepalanya, menunggu kata selanjutnya yang keluar dari bibir tipis alpha giok itu, "juga?"

"Dan juga aku tidak mau kehilangan kamu dan Yuan. Wei Ying, aku menyukaimu ah tidak aku mencintaimu sedari kita duduk di bangku SMA sampai sekarang," ujar Lan Wangji dengan tegas.

Wei Wuxian terdiam membatu, ia merasa ada yang aneh dari indra pendengaran nya atau mungkin dia sedang berhalusinasi kalau Lan Wangji mencintainya sedari mereka masih remaja.

"Lan Zhan, jangan bercanda."

***

Bersambung
Jangan lupa vote dan comment (≧∇≦)/

Sat, 06 Nov 21 -

Who You're Daddy | WangXian [DISCONTINUED]Where stories live. Discover now