12 | Meminta Restu

3.9K 384 33
                                    

HAPPY READING! Maaf lama banget ga update, belakangan ini aku kena writeblock :'(








Setelah bergelut dengan batinnya, Wei Wuxian akhirnya memilih untuk menerima lamaran Lan Wangji yang terkesan  mendadak dan juga sedikit memaksa dan jauh dari kesan romantis itu. Mengingat Yuan juga membutuhkan sosok seorang ayah dan ditambah dengan kehidupan baru yang sedang tumbuh di dalam perutnya membuat Wuxian tidak memiliki pilihan lain.

"Mama kenapa belum bobo?" ujar Yuan sembari mengusap kedua matanya, si kecil terbangun karena tiba-tiba merasa ingin buang air kecil.

"Eh, apa mama membangunkan Yuan?"

Wuxian telah di persilahkan untuk pulang saat cairan infusnya telah habis tadi, dan sekarang dia tengah menemani Yuan tidur. Anak sulungnya itu mendadak menjadi manja dan posesif semenjak mengetahui mamanya tengah mengandung adik kecilnya.

"Yuan, apa Yuan menyukai paman Wangji?" Tanya Wuxian secara tiba-tiba.

Yuan hanya mengangguk kecil.

"Paman baik, kenapa mama bertanya?"

"Kalau mama menikah dengannya apa Yuan tidak masalah?" Tanya Wuxian sekali lagi, tangannya mengelus surai halus milik putranya.

Yuan terdiam, ia terlihat seperti tengah berfikir sebelum menjawab pertanyaan Wuxian.

"Apa mama bahagia kalau mama menikah dengan paman?" Netranya menatap polos ke arah Wuxian.

Wei Wuxian mengangguk pasti, ini yang selama ini selalu dia bayangkan. Memiliki keluarga kecilnya sendiri bersama Wangji, Yuan dan juga bayinya.

Melihat sang ibu mengangguk, Yuan menundukkan kepalanya dan memilih untuk memainkan ujung selimut menggunakan jari-jari kecilnya.

"Tapi bukankah paman sebelumnya sudah meninggalkan mama dan Yuan? Apa akan ada jaminannya kalau paman tidak akan meninggalkan mama, Yuan dan adik bayi lagi untuk kedua kalinya?" Ujar Yuan dengan nada pelan, lebih terdengar seperti tengah bercicit.

Wei Wuxian sempat terdiam mendengar ujaran Yuan, anaknya terdengar seperti orang yang sudah dewasa.

Wuxian membawa tangannya untuk menangkup pipi chubby milik Yuan dan mengelusnya secara pelan.

"Paman memang tidak menjamin apa-apa kepada mama, tapi apa Yuan tidak ingin memiliki sosok ayah seperti teman Yuan yang lain, hm?" Wei Wuxian bertanya dengan nada yang sangat lembut.

"Yuan tidak masalah kalau tidak bisa seperti teman-teman Yuan yang lain, tapi Yuan tidak mau mama ataupun adik bayi tersakiti lagi kalau misalnya di masa depan nanti paman meninggalkan kita untuk kedua kalinya."

"Apa Yuan membenci paman sampai-sampai Yuan tidak ingin memanggilnya dengan sebutan ayah dan tidak mau menerimanya kembali?" Wuxian menatap heran ke arah Yuan.

Tetapi melihat keterdiaman Yuan membuat Wuxian mengerti, anaknya belum bisa menerima Wangji sebagai sosok ayahnya. Ia tahu bisa menebak ini tidak akan mudah buat Lan Wangji nanti.

"Yuan tidak benci, mama tidak pernah mengajarkan Yuan untuk membenci orang lain tapi Yuan tidak rela kalau paman memiliki mama." Ujar si kecil sembari memegang dadanya dengan tangan kecilnya.

Senyum langsung saja terbit dari bibir Wei Wuxian, ternyata anaknya sedang cemburu ya?

Kekehan keluar dari bibir tipis Wuxian, ia langsung saja memberikan serangan ciuman yang bertubi-tubi untuk pipi chubby anaknya.

"Kamu cemburu ya? Takut kasih sayang mama akan terbagi?"

Mendengar penuturan sang mama membuat pipi gembul itu seketika memerah padam. Bagaimana bisa mamanya bisa langsung menebak isi kepalanya? Apa mamanya ini seorang pesulap seperti pesulap merah yang sering ia lihat di televisi?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 08, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Who You're Daddy | WangXian [DISCONTINUED]Where stories live. Discover now