P.E.T || 10

57.6K 5.3K 178
                                    



.

.

.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Arvelyn dengan nada yang amat rendah itu mampu membuat seluruh warga kantin merinding.

Wajahnya terlihat sangat muram saat Angel dengan ketidak sengajaan nya itu membuat basah seragamnya.

"Hiks.. hiks .. hiks .." bukanya meminta maaf Angel malah menangis sesenggukan dan terduduk di lantai, seolah-olah ia yang teraniaya.

Brak.

Saking geramnya Zeanne sampai menggebrak meja "HEH LO TUH HARUSNYA MINTA MAAF BUKAN NANGIS BEGO"

Gadis itu paling benci dengan manusia spesies seperti Angel. Udah caper, lemah, bego, modal nangis doang lagi.

"Hiks m-maaf, aku e-engga sengaja."  Angel berkata terpatah-patah.

"Gagu lo sampe ngomong aja patah-patah?!" Ketus Zeanne kesal.

Dan secara tiba-tiba pangeran berkuda dengan otak unta pun datang menyelamatkan sang pembantu tak tau diri.
Itu lah Steve.

"Lo biasa aja dong! lagian kan Angel dah bilang gak sengaja." Steve menyahut.

Zeanne mendengus, "heh gak sengaja kata lo? Mata lo buta atau katarak sih? Jelas banget ni cewek sengaja jatoh!"

"Hiks hiks, e-engga a-aku beneran engga s-sengaja." Sangkal Angel.

Karena rasa kesal yang tidak bisa di bendung lagi Zeanne melangkah mendekati Angel dan menarik kuat rambut panjang gadis itu.

Angel meringis kesakitan, jambakan Zeanne tidak main-main. Bahkan ia merasa kulit kepalanya akan lepas.

"A-aw s-sakit hiks hiks hiks lepasin" Tangis Angel menjadi dicampur dengan rintihan.

"DIEM LO! KERJAAN NYA NANGIS DOANG AJA BANGGA!" Bentak Zeanne emosi.

Bukannya berhenti tangis Angel malah semakin mengeras membuat Zeanne bertambah kesal dan menarik lebih kuat rambut nya itu.

"LO! LEPASIN ANGEL!" Teriak Steve yang sama-sama emosi melihat pujaan hatinya kesakitan.

Zeanne tersenyum mengejek "kalau gue enggak mau gimana?" Tantang gadis itu.

Steve melayangkan tangan nya bermaksud untuk menampar Zeanne.

PLAK.

Bunyi nyaring tamparan, mata Steve membola saat melihat yang ia tampar adalah Angel, bukan Zeanne.

Sedangkan Zeanne? Ia melepaskan jambakan nya membuat gadis itu jatuh seketika. Darah mengalir dari sudut bibir Angel, penampilan nya sungguh mengenaskan.

Rambut yang acak-acakan, pipi berwarna merah dengan cap lima jari milik Steve yang tercetak sempurna, dan sudut bibirnya yang berdarah.

Baju seragamnya juga sudah tidak terbentuk lagi, penampilan nya kini benar-benar mirip gembel.

"Pffft menyedihkan."

"Kau benar, mirip seorang gembel kan?"

"Haha anak baru itu benar-benar hebat."

"Memang pantas menjadi teman Ratu."

"Pasti setelah ini Angel bakal malu banget kan?"

"Iya lah tidak mungkin tidak, 'kan?"

Wajah Angel memerah antara malu atau marah, niatnya ingin mempermalukan Arve malah ia yang dipermalukan. Benar-benar sial.

Arve menatap datar Angel, merasa kasihan? Oh tentu saja tidak. Ia bahkan pernah melihat yang lebih kejam dari ini.

Ia beranjak dari duduk nya dan menghampiri Angel yang tengah terduduk, sedangkan Steve? Pria bodoh itu masih terkejut akan tindakan nya dalam artian melamun.

Gadis itu berjongkok untuk menyamakan tinggi mereka, dengan suara rendah dan pelan ia berbisik di samping telinga Angel.

"Sebaiknya kau jangan macam-macam dengan ku, atau..... Nyawa mu taruhannya nya dear" bisik Arve itu mempu membuat Angel bergetar ketakutan.

Arve menjauhkan dirinya, tangan kanannya memegang rambut Angel dengan kencang ia membenturkan kepala Angel pada tembok.

Buagh.

Terlihat tembok itu menunjukkan sedikit retakan yang tandanya, Arve tidak main-main membentur kan kepala Angel.

Darah segar mengalir dari kepala Angel dengan deras, sedangkan keadaan gadis itu sudah pingsan lantaran merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya.

Arve menepuk-nepuk tangan seolah-olah sedang membersihkan debu.

"Oh wow apa setelah ini dia akan sekarat?"

"Mungkin, kau tidak lihat temboknya saja sampai retak?"

"Pasti nanti geger otak."

"Haha aku sedikit kasihan dengan nasib nya."

Elvina yang sedari tadi melihat keributan itu dengan mata bercahaya, gadis itu menatap Arvelyn kagum.

'kakak, kau hebat sekali!' batin Elvina kagum.

"Vee~ kau hebat sekali!" puji Zeanne.

Zeanne kira Arve tipe cewe yang diem aja kalau di fitnah atau di bully, ternyata tidak ya.

Arve mengabaikan nya, gadis itu lebih memilih pergi dari kantin. Bajunya basah dan itu tidak nyaman untuk dikenakan. Jadi ia ingin pergi ke kamar mandi dan menggantinya.

Zeanne mengembung kan pipinya kesal, "IIH VEE TUNGGUIN."

...

Penambah semangat seperti biasa spam komen and Vote kalau bisa.

Next 👉

Semangat 👉

Sengaja update cepet, sekalian sebagai ucapan semangat bagi yang menjalankan ujian seperti saya.

Jangan lupa belajar jangan scroll wattpad/tik tok mulu, nilainya jelek tau rasa.

Perfect Extras TransmigrationWhere stories live. Discover now