P.E.T || 18

35.7K 3K 10
                                    

~Happy Reading~

.

.

.

Mata biru gelap itu menatap pria yang sedang memeluknya dengan erat.

Sial.

Ia sudah terjebak di sini dengan nya selama beberapa jam! Dan Pria ini sana sekali tidak ingin melepaskan pelukannya.

"Arve... my love..." Bisik nya pelan, wajah nya terbenam di rambut panjang gadis nya, menghirup aroma yang menjadi kesukaan nya.

Tangan besar itu menggenggam erat tangan Arve yang lebih kecil dari nya, meremas nya dengan lembut.

Althaf mencium pipi gadis itu, nafas nya berat, tatapan mata nya menunjukkan rasa cinta yang kuat.

"Kamu sangat cantik Arve.."

Sedangkan Arve hanya bisa menghela nafas pelan, sekarang dia dan Althaf berada di kamarnya. Pria itu secara tiba-tiba datang kerumahnya dan langsung bersikap seperti ini.

Memeluknya erat dan tidak membiarkan nya pergi sedetik pun.

Althaf menarik tubuh Arve agar semakin dekat dengan nya, bibir pria itu mencium lehernya dalam.

"Arve-ku... mine.." Gumam nya pelan.

Gadis itu hanya bisa menghela nafas, pria ini menempatkan nya di pangkuannya dan memeluk pinggang nya erat.

Tidak membiarkan nya pergi sama sekali.

Althaf membelai pipi lembut milik gadis nya ini, tatapan mata nya lembut dan penuh cinta.

Arve balas menatapnya, "Al, lepas"

Dahi pria itu mengerut tidak senang. "Tidak, Arve-ku akan pergi jika aku melepaskan pelukannya. "

Nada nya sedikit paranoid, seperti nya dia sangat senang karena ia tidak menolak saat Althaf menyentuh nya dan membiarkan nya saja.

Dia mengelus pipi Arve dengan lembut, mata hitam nya menggelap karena rasa cinta dan obsesi yang semakin besar.

"Aku mencintaimu, Arve... Kamu milikku selamanya."


🍁🍁🍁

Di ruang tamu Arve duduk di sofa yang besar seorang diri dengan TV yang menyala. Ia melihat datar acara di TV benar-benar membosankan batinnya.

Dia baru saja bisa lepas dari Althaf setelah beberapa jam berlalu.

Berita terbaru telah di temukan mayat seorang remaja yang jatuh ke dalam jurang.

Masih belum di ke tahui kenapa korban bisa jatuh ke dalam jurang, tapi menurut kesaksian keluarga korban. Korban di duga jatuh karena rem kendaraannya yang blong.

Arve mengangkat sebelah alisnya melihat letak kejadian kecelakaan tersebut. Sudut bibir nya terangkat naik melihat salah satu keluarga korban menagis histeris.

"Drama yang bagus Olivia." gumam Arve smirk.

"Lo gumam in apa?" Arve sedikit tersentak mendengar pertanyaan secara tiba-tiba.

Ia menoleh ke sumber suara yang bertanya, dengan tajam Arve menjawab. "Tidak ada, lagi pula kalaupun ada kamu tidak perlu tahu."

Sagara memutar bola matanya malas, "yayaya terserah saja."

Cowo itu duduk di sofa dekat Arve tidak dekat tapi juga tidak jauh, dia melihat ke arah berita yang dilihat oleh Arve.

"Pembunuhan?" celetuk Sagara.

Arve melihat ke Sagara "Kau pintar juga, perlu pujian Ka~kak?" smirk.

Mendengar kata kakak yang keluar dari bibir Arvelyn membuat dahi Sagara mengernyit samar.

Rasanya... Sungguh aneh di panggil seperti itu, Sagara cepat-cepat membuang wajahnya ke samping. Cowo itu merasa wajahnya memerah.

Arve mengangkat sebelah alisnya karena Sagara yang membuang wajahnya seperti tidak ingin menatap nya saja.

Netra nya teralihkan pada telinga nya, 'hah, kenapa tokoh di sini sangat mudah untuk di goda?'

Ah ternyata wajah Sagara memerah sampai ke telinganya, sungguh imut. Haruskah Arve lebih sering menggoda nya?

Tapi sepertinya tidak, karena Arve bukan tipikal orang yang jahil.

Perfect Extras TransmigrationWhere stories live. Discover now