30. Panthera VS Ardes

345 32 83
                                    

30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30. Panthera VS Ardes

Seluruh anggota Panthera kini mengumpul di Basecamp. Kejadian tadi malam, tentu gempar sekali. Bagaimana tidak? Terror menerror adalah hal yang begitu sensitif bagi mereka. Patut di curigai jika Ardes adalah dalang dari semua ini.

Namun, Ardes juga memiliki ketidak mungkinan yang besar. Karena singkatan yang tertulis di dalam kertas selama ini, adalah BZ, jika memang Ardes maka seharusnya AS.

"Kita bener-bener di mainin." Mondra mengerutkan keningnya, merasakan perasaan jengkel. Pasalnya, sudah pernah Panthera menghadapi terror seperti ini. Tapi tidak serumit ini juga.

Mata tajam Mondra menyorot ke arah Eren yang tetap diam dengan wajah datarnya. Mulut Mondra kemudian berucap, "Lo juga kenapa gak bertindak apapun Ren? Kenapa lo diem aja?"

"Gue?" Eren merasa tak terima akan kata yang di ucapkan anggotanya itu. Dia beranjak dari sofa, membalas ucapannya, "Lo pikir mecahin terror kayak gini gampang?"

"Selama terror ini, entah kenapa gue ngerasa lo nggak bertindak apapun. Seolah-olah lo ngebiarin kita semua celaka." Balas Mondra.

"Tutup mulut lo."

"Stop." Arlando berusaha menghentikan cekcok antar Eren dan Mondra. Ah, entah kenapa semuanya menjadi semakin rumit. Memusingkan. "Enggak usah adu mulut dulu bisa?"

"Mon," Arlando menoleh kepada lelaki bernama Mondra Gavinanda tersebut. "Eren udah berusaha buat mecahin ini semua. Bukan cuma Eren, tapi gue juga. Mecahin terror kayak gini, emang gak segampang itu. Tahan emosi lo. Jangan sampe lo berujung adu fisik sama Eren. He's our leader."

Mondra hanya bisa menghela nafas. Kesabarannya mungkin memang tidak setebal Eren dan Arlando. Riwayatnya, Panthera memang sudah pernah di terror dengan Kavior saat dulu.

Hal itu, membuat Mondra seolah flashback. Emosi dan jengkelnya pun sama. Hanya saja, Mondra bisa lebih sabar saat itu.

"Ren," Arlando kini menoleh kepada sahabat masa kecilnya itu, yang sekarang telah menjadi ketua dari Panthera. "Kita udah dapet banyak petunjuk. Gunain petunjuk itu sebagai cara, supaya kita bisa mecahin terror ini."

"Agree, jangan sampe ada yang ketembak lagi. Kayak Sania kemaren." Celetuk Kalvin.

Reflek, Alga menoleh kepada Kalvin. Dirinya seolah tak terima, seolah tak suka akan apa yang telah Kalvin ucapkan.

Memang, yang Kalvin ucapkan benar. Tapi nadanya berbicara, membuat Alga emosi. Nadanya berbicara, tidak bisa di terima dengan baik oleh telinganya.

"Enggak usah gitu." Alga berucap dengan nada dingin.

Arlando menghela nafasnya, lelaki itu duduk di sofa, tepat di sebelah Eren yang kebetulan memang sudah kembali terduduk.

Eren meliriki anggota Panthera satu persatu. Mulutnya berbicara dengan nada tegas. "Hari ini, kita bertaruh nyawa lagi. Setelah hampir dua tahun ini."

EROTAS [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang