Summer 14

1K 171 48
                                    

💙 Happy Reading 💙

🌺🌺🌺

Penampakan di depan mata antara dua majikannya membuat Jhonny merasa kebingungan. Memutuskan untuk tetap menemani tuan muda itu, ia ikut berdiri di depan pintu, hanya bisa menatap Wang Yibo yang terus mengetuk dan memanggil kekasihnya.

“Zhan, apa salahku? Kenapa sebenarnya denganmu? Tolong, Zhan. Bicaralah yang jelas, ada apa sebenarnya?”

Wang Yibo terus menggedor pelan, meratapi daun pintu yang tertutup. Tidak berhenti bicara sampai suaranya melemah.

Di dalam rumah, Xiao Zhan duduk di sofa menopang kepala dengan kedua tangan. Airmatanya masih turun. Dia merasa sangat nelangsa dan sakit hati. Semuanya begitu menusuk perasaan dan harga dirinya.

Kata-kata yang dilontarkan gadis itu sangat menyakitkan. Walaupun kekasihnya itu tidak tahu apa-apa, tapi dia merasa kalau semuanya sangat berhubungan. Selama ini dia memang tidak tahu sedekat apa hubungan gadis itu dengan Wang Yibo. Mendengar bahwa pemuda itu melepaskan tanggungjawab, pikiran buruknya semakin merajalela. Dia tidak mau dirinya dicap sebagai orang yang mengubah seseorang menjadi buruk dan tidak memiliki tanggungjawab.

Entah berapa lama mereka saling meratap seperti itu.

Bangun dari duduknya, Xiao Zhan beranjak menuju wastafel kamar mandi, membasuh wajah dan rambut. Kemudian mengambil air minum, mencoba menenangkan diri dengan meminum segelas air putih. Satu keputusan terlintas di kepalanya. Saat ini ia berpikir itu jalan terbaik buat keduanya. Dengan menguatkan hati dia pun melangkah mendekati pintu.

Suara kunci terbuka membuat Wang Yibo memiliki harapan. Ketika melihat Xiao Zhan berdiri di hadapannya, pemuda itu langsung memeluk dengan erat meskipun Xiao Zhan sama sekali tidak merespon. Dia membiarkan tubuhnya dipeluk lama, kedua tangannya tetap terkulai lemas di samping tubuh.

Perlahan Wang Yibo melepas pelukan, menatap penuh tanya. Telapaknya mengusap pipi halus Xiao Zhan, mengamati wajah manis itu begitu murung bahkan matanya masih terlihat merah.

“Zhan, ada apa? Kenapa kau tiba-tiba pergi?”

Menatap kekasihnya tanpa ekspresi, pelan Xiao Zhan berkata tanpa emosi tetapi terdengar seperti petir di siang bolong buat Wang Yibo.

“Mari kita putus, Yibo,” suara itu datar dan dingin.

“Kenapa, Zhan? Apa salahku?" mata hitam Wang Yibo melebar tak percaya. Kedua tangan kini memegang bahu kekasihnya. "Tolong katakan kalau memang aku salah, aku akan memperbaikinya untukmu. Aku akan menebus kesalahan sekecil apapun. Jangan berkata seperti itu. Kau pasti bercanda, kan?” sambil mencengkeram erat bahu Xiao Zhan, tatapannya dipenuhi harapan, merasa tidak mungkin pria manis itu mendadak meminta berpisah tanpa sebab.

“Aku tidak bercanda. Mulai hari ini kita putus."

“Dimana kesalahanku, Zhan? Kenapa kau minta putus? Aku tidak tahu kenapa denganmu, ada apa dengan semua ini? Katakan, Zhan. Kenapa kau mau kita berpisah?” terbawa emosi dan perasaan, selaput bening itu mulai menghalangi pandangan Wang Yibo.

Xiao Zhan menggigit bibir melihat wajah putus asa Wang Yibo. Kedua tangan yang ia sembunyikan ke belakang punggung mengepal dengan kuat. Berusaha mengeraskan tekad, memasang wajah sedatar mungkin ia kembali mengeluarkan kata-kata yang sejujurnya menyakiti hatinya sendiri.

“Aku – sudah tidak mencintaimu lagi,” ia berusaha agar suaranya setenang mungkin, merasakan kuku tangannya menekan telapak karena kuatnya mengepal.

“Apa – katamu? Kau tidak mencintaiku lagi?”

Wajah tampan itu seketika memucat. Ekspresinya seperti orang yang baru saja melihat sesosok hantu. Tangan yang tadi begitu kuat mencengkeram bahu kekasihnya kini turun tanpa daya seiring tubuhnya yang nyaris saja menimpa lantai jika tidak ditahan kedua tangan Jhonny.

ЄƬЄƦƝƛԼ ƧƲMMЄƦ [ÈñÐ]Where stories live. Discover now